Wawasan Nuklir untuk Mahasiswa Fisika Modern
Humas BRIN – Bandung. Sebagai wujud misi BRIN yaitu menyelenggarakan pelayanan yang efektif dan efisien di bidang informasi, Kantor Kerja Bersama BRIN Kawasan Bandung menerima kunjungan sebanyak 83 orang mahasiswa dan 3 orang dosen pendamping dari Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Siliwangi Tasikmalaya pada Selasa (10/10).
“Kunjungan Praktek Lapangan ini bentuk pembelajaran untuk memberikan pengalaman dan pembekalan serta dapat mendapatkan pengetahuan tambahan mahasiswa yang sebelumnya sudah belajar teori di kelas. Selain itu, kunjungan ini sesuai dengan target perkuliahan untuk mata kuliah Fisika Modern, dimana materinya ada fisika inti, reaktor nuklir dan reaksi fisi dan fusi,” ujar Rifa'atul Maulidah, ketua Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Siliwangi.
Di Akhir sambutan, Rifa’atul Maulidah berharap agar mahasiswa dapat memanfaatkan kesempatan kunjungan ini. “Kami berharap agar mahasiswa mendapatkan pengalaman, wawasan dan pengetahuan dari narasumber yang ahli bidang ketenaganukliran. Silahkan manfaatkan kesempatan ini untuk berdiskusi secara optimal,” harap Maulidah.
Arie Widowati Mintoro bertindak sebagai narasumber dalam kunjungan ini menjelaskan bahwa radiasi sebenarnya ada di sekitar kita. “Secara alami atau yang disebut sumber radiasi alam yang berasal dari radiasi kosmik yang berasal dari matahari, radiasi terestrial berupa batuan dari dalam bumi, dan radiasi interna yang berasal dari tubuh manusia yang memancarkan radiasi secara alami,” terang Arie.
Lebih lanjut, Arie menjelaskan bahwa nuklir dan radiasi memang memiliki risiko, tapi juga sangat bermanfaat. Salah satunya pemanfaatan dalam bidang riset.
“Indonesia saat ini memiliki 3 reaktor riset, diantaranya Reaktor TRIGA berlokasi di Bandung yang dibangun pada tahun 1965, Reaktor Kartini di Jogja yang dibangun pada tahun 1979 dan saat ini digunakan untuk pelatihan calon operator reaktor dan penyiapan SDM Nuklir, dan Reaktor GA Siwabessy di Serpong, yang dibangun pada tahun 1987. Reaktor riset serbaguna GA Siwabessy sendiri memiliki daya 30 MW yang merupakan reaktor nuklir terbesar di Indonesia,” jelas Arie.
Arie menjelaskan pula bahwa nuklir dapat dimanfaatkan untuk
membangkitkan listrik secara efisien, kontinyu dan masif. “Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir merupakan salah satu pembangkit yang sedikit menghasilkan polutan
udara, tapi seringkali menjadi kontroversi. Dimana nuklir merupakan energi yang
berkelanjutan dan dapat didaur ulang, sehingga ramah lingkungan. Namun, disisi
lain, risiko dan keselamatan serta investasi yang tidak murah dan rentan isu
geopolitik juga penerimaan publik menjadi salah satu faktor yang masih
dipertimbangkan,” kata Arie. (kpv, ed. NU)