BRIN Sampaikan Strategi Penuhi Hak Akses Masyarakat atas Informasi Publik
Jakarta – Humas BRIN. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional
(BRIN), Arif Satria, memaparkan kebijakan dan strategi dalam memenuhi hak akses
masyarakat atas informasi publik. Hal ini disampaikannya pada Uji Publik
Monitoring dan Evaluasi (Monev) Keterbukaan Informasi Publik 2025, yang digelar
Komisi Informasi Pusat (KIP), di Grand Mercure, Kemayoran, Jakarta, Rabu (19/11).
Ia menyampaikan dalam Global Innovation Index (GII) pada 2025, BRIN berada di peringkat 55, relatif
stabil dibanding peringkat 54 pada 2024, dan menunjukkan peningkatan signifikan
dari tahun-tahun sebelumnya yang berada di peringkat 62.
Menurutnya, lonjakan
peringkat tersebut ditopang oleh beberapa variabel kinerja yang mengalami
peningkatan, khususnya dalam aspek layanan dan pemenuhan standar informasi
publik.
“BRIN berperan penting dalam mengawal 17 prioritas nasional, mulai dari
swasembada pangan, ketahanan energi dan air, pelayanan kesehatan, penguatan
pendidikan dan teknologi, lingkungan hidup, hingga ekonomi kreatif dan
olahraga,” kata Arif.
Arif juga menjelaskan peran BRIN sebagai
penyedia basis sains dalam pengambilan kebijakan, sekaligus executive agency yang
memenuhi kebutuhan riset dan inovasi bagi pembangunan nasional. Serta,
pengembangan open platform sebagai infrastruktur riset nasional yang
menghubungkan berbagai pemangku kepentingan.
Adapun E-Layanan Sains
(Elsa) memberikan akses terbuka bagi peneliti internal maupun eksternal BRIN
untuk memanfaatkan peralatan laboratorium canggih. “Selain infrastruktur fisik, BRIN juga
memperluas akses terhadap manajemen talenta, pendanaan riset, dan kolaborasi
terbuka lintas institusi,” tegasnya.
Skema pendanaan
seperti Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) menjadi mekanisme yang
diminati perguruan tinggi dan lembaga penelitian untuk memperkuat hulu–hilir
inovasi nasional.
Dalam aspek
keterbukaan informasi, BRIN menyediakan beragam kanal layanan publik, termasuk
PPID, ruang konsultasi, co-working space, dan sistem pengaduan.
Program Tanya Pakar
menjadi salah satu inovasi unggulan BRIN. Melalui platform ini, masyarakat
dapat bertanya kapan saja terkait isu ilmiah, dan akan dijawab langsung oleh
pakar secara daring.
Pada kesempatan ini,
Ia menjelaskan inovasi unggulan BRIN, mulai dari bidang pangan, energi,
material, hingga teknologi nuklir. Riset yang sedang dikembangkan, antara lain food
several plasma container, yaitu kontainer untuk menjaga keamanan pangan.
Ada juga pengawet
berbasis nuklir yang memungkinkan buah-buahan, seperti pepaya dan mangga,
diekspor tanpa melalui proses pengawetan di luar negeri. Lalu, ARSINUM,
teknologi air siap minum untuk memperkuat ketahanan air.
Kemudian, material
baterai berbasis sumber lokal untuk mengurangi ketergantungan impor.
Selanjutnya, green fuel untuk biodiesel dan industri dirgantara. Serta,
teknologi pengolahan sampah menjadi bahan bakar (BBM) sebagai solusi energi dan
persoalan lingkungan.
“Seluruh inovasi tersebut bertujuan memberikan dampak langsung bagi
masyarakat dan mendukung pembangunan ekonomi nasional,”
tegasnya.
Selain menyediakan
sarana riset, BRIN juga memperkuat akses publik terhadap fasilitas dan hasil
riset. Mulai dari ruang PPID, ruang pengaduan, co-working space, hingga
akses konten edukatif di media sosial menjadi bagian dari strategi peningkatan
literasi riset dan inovasi.
“BRIN berkomitmen terus meningkatkan kinerja, memperluas akses publik,
dan menghadirkan inovasi yang memberi manfaat nyata bagi bangsa,” tandasnya. (endar/ed: tnt)
