Wakil Kepala BRIN Berharap Observatorium Nasional Timau Dapat Beroperasi Awal Tahun 2025
Jakarta – Humas BRIN. Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Amarulla Octavian berharap Observatorium Nasonal Timau dapat beroperasi di awal tahun 2025, hal ini disampaikan dalam sambutannya pada apel pagi (26/08).
“Pembangunan Observatoriuam
Nasional Timau sudah memasuki tahap akhir, teleskop sudah dipasang satu cermin utama
dan akan dipasang cermin utama kedua dan cermin ketiga,” tutur Amarulla.
“Saya berharap dari OR
Penerbangan dan Antariksa untuk bisa segera menindaklanjuti instalasi ini
sampai dengan tahapan uji teknis dan kalibrasi pada bulan September, Oktober
hingga Desember,” lanjut Amarulla.
Dirinya berharap Organisasi Riset
dan Pusat Riset juga dapat segera menyiapkan terkait dengan pemanfaatan Observatorium
Nasional.
“Terkait pemanfaatan
Observatorium Nasional juga segera disiapkan oleh Kepala OR dan Kepala PR,
contohnya kita akan melakukan riset tentang objek tata surya yang dapat
mempengaruhi planet bumi ini mulai dari peningkatan produksi pangan sampai
dengan gangguan elektromagnetik dan juga untuk mengantisipasi perubahan iklim,”
terang Amarulla.
“Saya berharap para Kepala OR dan
Kepala PR dapat merancang riset-riset yang bisa mendukung riset antariksa sesuai
dengan Amanah yang diberikan dan juga Perpres tentang tugas BRIN maka
riset-riset juga harus segera kita laksanakan dengan baik,” lanjut Amarulla.
Dalam kesempatan yang sama,
Amarulla juga menyampaikan keikutsertaannya dalam peresmian kerja sama dengan Turkish
Aero Space Indonesia di Bandung yang bertujuan untuk meningkatkan berbagai
macam Produksi industri pertahanan.
Dengan adanya kegiatan ini
Amaraulla berharap agar periset BRIN dapat memanfaatkan kerjasama dengan Turkish
Aero Space dengan baik.
“Saya berharap PR yang terkait
dengan manufaktur kemudian juga elektronika dan informatika dapat memanfaatkan
sepenuhnya kerjasama antara Indonesia dengan Turki ini dengan sebaik-baiknya,”
ujar Amarulla.
Dikatakan Amarulla BRIN harus
ikut serta secara aktif dalam proses transfer teknologi dan juga dalam proses
kerjasama antara Indonesia dengan Turki dengan sebaik-baiknya.
“Saya juga meminta dari OR dan PR
ilmu sosial untuk juga bisa melakukan riset tambahan terkait bagaimana kita
dapat mempelajari budaya orang-orang Turki dalam bekerja, meriset budaya
orang-orang Turki dalam melakukan inovasi agar kerjasama antara Indonesia
dengan Turki ini betul-betul berjalan dengan baik,” terang Amarulla.
“Bagi Indonesia kerjasama ini
memang sifatnya muncul benefit tapi saya berharap kita dari BRIN dapat
memanfaatkan kerjasama ini jauh lebih besar dibandingkan manfaat yang akan
diterima oleh Turki,” lanjut Amarulla.
Dirinya meminta periset BRIN harus
cerdas dan cerdik untuk bisa menyerap ilmu, teknologi dan budaya orang Turki
untuk kebaikan bagi masyarakat bangsa dan negara Indonesia. (nnp)