Ulas Fenomena Langka Parade Lima Planet Sejajar Bareng Peneliti
Bandung-Humas
BRIN. Langit malam sungguh menyajikan keindahan bagi
mata kita. Benda-benda langit bisa kita lihat pada waktu-waktu tertentu. Salah
satu fenomena yang sudah terjadi di tanggal 28 Maret 2023 lalu yaitu Fenomena Parade Lima Planet Sejajar
yaitu Planet Jupiter, Merkurius, Uranus, Venus dan Mars.
“Saat ini planet yang ada di tata surya ada 8 (delapan).
Planet-planet tersebut bisa diibaratkan seperti 8 pelari yang masing-masing
punya lintasannya. Setiap pelari punya ukuran masing-masing dengan kecepatan
lari yang berbeda-beda. Nah, kedelapan planet ini punya kecepatan masing-masing
sehingga ada kalanya beberapa planet itu berpapasan,” ungkap Rhorom
Priyatikanto, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Antariksa BRIN saat mengawali
penjelasan terkait fenomena tersebut pada DOFIDA (Dialog Obrolan Fakta Ilmiah
Populer dalam Sains Antariksa), Kamis (6/4).
Noorfiya Umniyati sebagai host mengulik apa yang menjadi
penyebab fenomena parade ini. Rhorom Priyatikanto menerangkan bahwa fenomena
ini adalah kebetulan yang sudah ada polanya. Misalnya Jupiter, Merkurius,
Venus, Uranus dan Mars masing-masing punya kecepatan.
Di antara kedelapan planet yang ada, 2 planet bisa cukup
sering tampak berdekatan di langit. Venus dan Merkurius dapat dijadikan contoh.
Pada kesempatan lain, 3 atau 4 planet bisa tampak berderetan di sepanjang garis
edar planet yang disebut ekliptika. Frekuensi atau kekerapannya lebih rendah,
sehingga dengan kata lain fenomena itu lebih jarang terjadi.
“Parade 5 planet atau lebih bukanlah tidak mungkin.
Namun, kita harus menunggu lebih lama untuk dapat menyaksikan fenomena tersebut
berulang. Misalnya, parade 3 planet dapat berulang setiap 6 bulan sementara
parade 4 planet baru berulang rata-rata sekitar setiap 2 tahun,” ungkap Rhorom.
Rhorom menambahkan bahwa pada kesempatan kali ini, kita
dipertemukan dengan parade 5 planet. Namun, perlu dicatat bahwa tidak kelima
planet tampak jelas secara langsung. Uranus terlalu
redup untuk dilihat dengan mata bugil. Sementara itu, Jupiter berada dekat
horison saat Matahari terbenam sehingga tantangan pengamatannya hampir serupa
dengan tantangan pengamatan hilal. Kali ini, planet Saturnus tidak tampak ikut
berparade karena sudah tenggelam lebih dahulu.
Secara sederhana kita bisa langsung melihat dengan mata
telanjang, tetapi jika mau lebih jelas difoto dengan memakai kamera yang diatur
dan dioperasikan dengan trik tertentu. Dengan mengatur kamera tersebut sehingga
bisa memotret objek yang redup dan terang. Melalui cara ini, kita tidak hanya
dapat memotret planet-planet yang tampak berparade, tetapi juga dapat memotret
latar depan yang kita anggap menarik.
Fenomena lima planet sejajar ini bisa dilihat di wilayah
Indonesia dengan catatan cuaca cerah pada malam tersebut. Pada peristiwa ini,
cuaca yang kita rasakan di Bumi tidak dipengaruhi oleh aktivitas dari planet.
“Fenomena parade lima planet ini bisa terjadi lagi
kira-kira jika dirata-rata sekali dalam tiga tahun, setidaknya tahun 2026 untuk
empat atau lima planet. Jika tiga planet sejajar bisa 6 bulan sekali sedangkan
kalau parade dua planet bisa setiap hari,” papar Rhorom.
Rhorom menambahkan supaya lebih menarik lagi, masyarakat
bisa mengambil foto parade planet yang terjadi beberapa tahun yang akan datang
ke tempat-tempat wisata yang ada di wilayah Indonesia misal sambil berwisata ke
Labuan Bajo atau tempat wisata lainnya.
“Jika kita melihat fenomena di antariksa, baiknya tidak
hanya sekedar melihat tetapi mari memandang dan memaknai setiap fenomena
sehingga akan membekas dan semakin memiliki rasa ingin tahu mengapa fenomena
ini bisa terjadi,” ucap Rhorom memberikan closing
statement. (cw, ed: kg)