• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 93 ) Jul 5, 2024

Tingkatkan Kapasitas Peneliti di Negara OIC, BRIN Terima Kunjungan OIC Comstech Fellowship


Cibinong – Humas BRIN. Untuk meningkatkan ketahanan di sektor biofarmasi serta kesiapsiagaan pandemik di masa depan, Indonesia bekerjasama dengan COMSTECH menggelar program peningkatan kapasitas bagi peneliti di negara anggota OIC (Organization of Islamic Cooperation), yaitu 3rd Batch Fellowship program for Research and Advance Training in Virologi and Vaccine Technologies pada tanggal 1-29 Juli 2024. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, 12 delegasi yang berasal dari Kamerun, Mesir, Kazakhstan, Malaysia, Pakistan, Somalia, Tanzania dan Uganda dan Indonesia, berkunjung ke fasilitas penelitian yang dimiliki Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno Cibinong, yakni Laboratorium Genomik, BSL 3, dan ABSL 3 pada Kamis (3/7).


Dari BRIN, hadir Irene Muflikh Nadhiroh selaku Koordinator Pelaksana Fungsi di Direktorat Pengelolaan Laboratorium, Fasilitas Riset, dan Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno yang menyambut langsung rombongan delegasi di Gedung BNC KST Soekarno Cibinong. “KST Soekarno dipusatkan untuk riset hayati yang dibangun di atas lahan seluas 198 hektare. Untuk mendukung pelaksanan tugas utama BRIN, tentu diperlukan fasilitas dan infrastruktur riset yang memadai dan mendukung kerja SDM riset maupun manajemen riset agar lebih optimal,” kata Irene dalam sambutannya.


Membersamai dan memimpin delegasi adalah Roy Himawan selaku Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan. Dirinya mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih kepada BRIN karena delegasi telah difasilitasi untuk melakukan Visitasi Laboratorium di BRIN. 


Irene juga memperkenalkan beberapa fasilitas riset yang ada di KST Soekarno. “Untuk mendukung pengelolaan data keanekaragaman hayati (KEHATI), BRIN telah menyediakan fasilitas repositori dan depositori nasional untuk koleksi spesimen KEHATI. Saat ini, pusat koleksi data KEHATI yang telah dimiliki BRIN adalah Herbarium Bogoriense (BO), Museum Zoologicum Bogoriense (MZB), dan Indonesia Culture Collection (InaCC),” jelas Irene.


Selain itu, BRIN memiliki Laboratorium Keamanan Hayati (Biosafety Level/BSL). Dalam upaya memfasilitasi kegiatan penelitian yang bersifat patogen mulai dari pengujian hingga uji klinis, BRIN memiliki fasilitas Laboratorium Biosafety Level 2 (BSL-2), BSL-3, Animal Biosafety Level 3 (ABSL-3) dan ABSL-3 Non Human Primate Lab. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki BRIN tersebut merupakan fasilitas penting dalam manajemen biosafety dan biorisiko dan telah mematuhi standar dalam peralatan maupun protokol kerja untuk mencegah penyebaran penyakit berbahaya. Ada pula Laboratorium Genomik yang menyediakan peralatan riset mutakhir untuk bioteknologi dan rekayasa molekuler.


Doddy Irawan Setyo Utomo peneliti Pusat Riset Vaksin dan Obat, Organisasi Riset Kesehatan (ORK) BRIN, pada kesempatan yang sama memaparkan peran laboratorium BRIN dalam penelitian produk biologi vaksin di Indonesia. Dirinya mengatakan OR Kesehatan adalah salah satu diantara 12 OR yang ada di BRIN yang membawahi tujuh Pusat Riset, yaitu PR Biomedis, PR Kedokteran Preklinis dan Klinis, PR Kesehatan Masyarakat dan Gizi, PR Bahan Baku Obat dan Obat tradisional, PR Biologi Molekuler Eijkman, PR Veteriner, dan PR Vaksin dan Obat.


PR Vaksin dan Obat melaksanakan tugas teknis penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan serta invensi dan inovasi di bidang vaksin dan obat. Sedangkan ruang lingkup penelitian PRVO terdiri dari penelitian pengembangan vaksin, penelitian pengembangan produk hayati dan penelitian pengembangan obat,” jelas Doddy.


“Saat ini PRVO mempunyai enam kelompok penelitian yaitu kelompok riset Biopharmaceutical, Cell Biology and Disease Mechanism, Drug Design and Discovery, Marine Natural Product, Nanomedicine dan Theranostic,” tambahnya.


Selanjutnya Rendi Palar, Peneliti Ahli Pertama di Direktorat Pengelolaan Laboratorium, Fasilitas Riset, dan Kawasan Sains dan Teknologi memaparkan mengenai Laboratorium Genomik. Dalam paparannya Rendi menjelaskan Laboratorium Genomik terdiri dari empat lantai dengan luas bangunan 16.124 m2. Laboratorium Genomik dibangun tahun 2020-2021 menggunakan pembiayaan SBSN-LIPI dan tahun 2022 gedung sudah dapat berfungsi.


“Laboratorium Genomik merupakan Laboratorium Integrasi yang bersifat open lab dan di dalamnya  terdapat alat-alat high tech penelitian atau layanan di bidang Genomik, Proteomik dan  Metabolomik,” rinci Rendi.


Ruang lingkup Laboratorium Genomik terdiri dari food, biodiversity, health agriculture, disease dan animal husbandry. Sedangkan klasifikasi laboratorium terdiri dari Laboratorium Preparasi untuk malakukan persiapan sampel, Laboratorium Proses untuk melakukan eksperimen, teknik kimia - bioproses dan Laboratorium Karakterisasi untuk pengujian dan kalibrasi.


Selain terdiri dari ruangan-ruangan untuk laboratorium riset, Laboratorium Genomik dilengkapi pula dengan ruangan pendukung lainnya diantaranya seperti ruang Co-Working Space, Front Office, Meeting Room, Workshop & Training, Administrasi, Ruang IT, Musala dan Gudang.


Sesuai agenda, pertemuan dilanjutkan dengan kunjungan ke fasilitas Laboratorium Genomik, BSL 3, dan ABSL 3 yang masih berada di dalam KST Soekarno Cibinong, tak jauh dari ruang rapat. (ew/ed.sl)