Teknologi Nuklir dan Pemanfaatannya Untuk Pembangkit Listrik
Jakarta, Rabu 29/12/2021. Nuklir merupakan materi dengan sifat tertentu yang berada ada di dalam struktur atom, dan nuklir sendiri berasal dari bahasa sains yang artinya inti atom. Inti atom ini bisa dirasakan atau dimanfaatkan teknologinya. Dikatakan oleh Plt. Deputi Bidang Sumber Daya Manusia IPTEK, Edy Giri Rachman Putra, Ph.D, saat mengisi acara program Me VS Science (PODME) di Metro TV.
Menurut Edy, pandangan publik terhadap nuklir pertama kali lahir dari penggunaan bom atom di masa lampau, dan yang kedua adalah pembangkit energi atau dikenal sebagai PLTN. Nuklir selalu dikaitkan dengan hal-hal yang negatif atau sesuatu yang berbahaya karena persepsi dan informasi yang kurang akurat, padahal tanpa kita sadari banyak sekali manfaatnya seperti telepon pintar, komputer jinjing, dan masih banyak benda-benda elektronik lainnya.
Lebih lanjut Edy menuturkan bahwa fenomena radiasi bisa terjadi di dalam inti atom, yang tersusun dari proton dan neutron. Jika susunan neutron dan proton tersebut berubah (penambahan jumlah yang tidak seimbang) akan mengganggu stabilitas inti atom sehingga mengakibatkan terpancarnya energi, yang disebut dengan radiasi. Radiasi ini yang kemudian dimanfaatkan diberbagai bidang dengan prinsip keamanan yang kuat, seperti yang diterapkan pada sistem teknologi PLTN.
“Tidak hanya radiasi untuk PLTN, banyak jenis radiasi lainnya seperti Alfa, Beta, dan lain-lain yang diaplikasikan untuk berbagai tujuan” , jelas Edy Giri.
Indonesia sendiri saat ini telah memiliki tiga reaktor riset yang terletak di Kawasan Puspiptek Serpong, Bandung (berdekatan dengan ITB), dan di Yogyakarta berdampingan dengan Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia. Walaupun untuk kebutuhan riset, reaktor tersebut pada prinsipnya sama dengan PLTN, yaitu menggunakan inti atom uranium sebagai bahan bakar yang kemudian “ditembak” neutron sehingga terbelah dan memancarkan radiasi, dengan terus dipantau aspek keselamatannya.
Edy memaparkan bahwa prinsip PLTN dalam menghasilkan energi listrik seperti memanaskan air dalam ketel. Api untuk memanaskan ketel ibarat reaksi nuklir, ketika air menjadi panas maka akan mengeluarkan uap, tekanan uap inilah yang digunakan untuk memutar turbin dan menggerakan genarator pada sistem PLTN, sehingga listrik dihasilkan dari generator tersebut. Jadi yang dimanfaatkan pada PLTN panas yang dihasilkan di reaktor nuklir, bukan partikel radiasinya (atau isotop).
Menutup perbincangan, Edy berpesan untuk mulai menghilangkan persepsi negatif bahwa nuklir selalu identik dengan bom, kecelakaan kemudian malapetaka. Nuklir telag terbukti membawa banyak manfaatnya manfaat baik yang kita rasakan secara langsung maupun tidak langsung, namun biasanya tidak disadari. Sehingga kita perlu untuk terus mencari tahu apa saja manfaatnya dengan belajar,belajar dan terus belajar.(RTE/edt.APM)