• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 560 ) Mar 21, 2023

Strategi Menjaga Produktivitas di Saat Puasa


Jakarta - Humas BRIN. Ramadan merupakan bulan istimewa di mana umat Islam diwajibkan untuk berpuasa. Hadirnya Ramadan menjadi momentum untuk meningkatkan produktivitas dan pengetahuan bagi civitas BRIN.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat (OR TKPEKM) Agus Eko Nugroho dalam kegiatan Tarhib Ramadan pada Senin (20/03). Ia menyebut Ramadan harus menjadi momentum untuk tingkatkan produktivitas, perkaya pengetahuan sebagai amalan untuk kebaikan bangsa dan agama.

”Kita menjadi bagian yang penting sebagai umat yang selalu berupaya mengedepankan pengetahuan. Maka, diharapkan, bulan Ramadan kali ini menjadi semangat bagi kita sebagai civitas BRIN,” ujar Agus.

Hadir sebagai penceramah dalam kegiatan tersebut, K.H. Didin Hafidhuddin, mantan guru besar di UIN Syarif Hidayatullah. Didin mengajak untuk tetap produktif meski sedang berpuasa.

”Kewajiban berpuasa tercantum di dalam Al-Qur’anul Karim, QS. Al-Baqarah [2]: 183-184. Yang berbunyi, Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, yaitu dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui,” ujar Didin.

Lebih lanjut Didin menjabarkan secara rinci tentang keistimewaan bulan Ramadan. Pertama, Syahrus Shiyam, yaitu bulan diwajibkannya shaum bagi orang-orang yang beriman sebagaimana firman Allah tersebut di atas.

“Shaum adalah Al Imsaak yaitu menahan diri dari hal-hal yang membatalkan pelaksanaannya maupun mengendalikan diri dari ucapan dan perbuatan yang akan membatalkan pahalanya” jelasnya.

Kedua, Syahrul Quran, yaitu bulan awal diturunkannya al-Quran sebagai pedoman hidup bagi umat manusia dan terutama orang-orang yang bertakwa.

“Al-Quran adalah kitab yang mulia, mukjizat Rasulullah yang abadi, yang jika dibaca, dipahami, dan diamalkan, akan menghantarkan orang-orang yang beriman pada derajat yang paling mulia. Sekaligus kehidupannya akan selalu dijauhkan dari kerusakan, kehinaan, sekaligus kerugian dan kesengsaraan,” imbuh Didin.

Keistimewaan bulan Ramadan ketiga, lanjut Didin, adalah Syahrul Ilmi, yaitu bulan yang penuh dengan suasana keilmuan, baik yang dilakukan secara pribadi maupun secara bersama-sama. Ia jelaskan, orang beriman yang berilmu dan didasari dengan adab atau akhlak, akan diangkat derajatnya oleh Allah Swt.

”Ini ditunjukkan oleh dalil naqli di dalam Al Quran surah Al-Mujadalah [58] ayat 11, berbunyi Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,” pungkasnya.

Keistimewaan yang keempat, yaitu Syahrul Zakat, Infak, dan Sedekah. Bulan Ramadan adalah bulan umat Islam banyak melakukan kegiatan zakat. Infak dan sedekah sangat dianjurkan dilakukan di bulan Ramadan. Kelima, Syahrut Tarbiyyah, yaitu bulan pendidikan dalam pengertian luas, untuk melahirkan pribadi taqwa yang berakhlak mulia, yang salah satu ciri utamanya dalam setiap pekerjaannya selalu berusaha Itqon (tuntas dan maksimal). Sebagaimana hadis yang menyebutkan, Rasulullah Saw bersabda, sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, ia menyempurnakan pekerjaannya (bekerja secara profesional).

Keistimewaan yang terakhir dari bulan Ramadan, lanjut Didin, yaitu Syahrul Ukhuwwah wal Jamaah. Menurutnya, bulan Ramadan adalah bulan di mana umat Islam yang berpuasa memiliki perasaan yang sama, dan malam hari banyak melakukan kegiatan ibadah secara berjamaah, terutama di masjid-masjid. Dan ini semua akan membangun kekuatan ukhuwwah wal jamaah di kalangan kaum muslimin. (ngd/ ed: akb)