Strategi Menjaga Produktivitas di Saat Puasa
Jakarta - Humas BRIN. Ramadan merupakan
bulan istimewa di mana umat Islam diwajibkan untuk berpuasa. Hadirnya Ramadan menjadi
momentum untuk meningkatkan produktivitas dan pengetahuan bagi civitas BRIN.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Organisasi
Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat (OR
TKPEKM) Agus Eko Nugroho dalam kegiatan Tarhib Ramadan pada Senin (20/03). Ia menyebut Ramadan harus
menjadi momentum untuk tingkatkan produktivitas, perkaya pengetahuan sebagai
amalan untuk kebaikan bangsa dan agama.
”Kita menjadi bagian yang penting sebagai
umat yang selalu berupaya mengedepankan pengetahuan. Maka, diharapkan, bulan
Ramadan kali ini menjadi semangat bagi kita sebagai civitas BRIN,” ujar Agus.
Hadir sebagai penceramah dalam kegiatan
tersebut, K.H. Didin Hafidhuddin, mantan guru besar di UIN Syarif Hidayatullah.
Didin mengajak untuk tetap produktif meski sedang berpuasa.
”Kewajiban berpuasa tercantum di dalam Al-Qur’anul
Karim, QS. Al-Baqarah [2]: 183-184. Yang berbunyi, Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa, yaitu dalam beberapa hari yang tertentu. Maka
barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu
pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya
(jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang
miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka
itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui,” ujar Didin.
Lebih lanjut Didin menjabarkan secara rinci
tentang keistimewaan bulan Ramadan. Pertama, Syahrus Shiyam, yaitu bulan
diwajibkannya shaum bagi orang-orang yang beriman sebagaimana firman Allah
tersebut di atas.
“Shaum adalah Al Imsaak yaitu menahan diri
dari hal-hal yang membatalkan pelaksanaannya maupun mengendalikan diri dari
ucapan dan perbuatan yang akan membatalkan pahalanya” jelasnya.
Kedua, Syahrul Quran, yaitu bulan awal
diturunkannya al-Quran sebagai pedoman hidup bagi umat manusia dan terutama
orang-orang yang bertakwa.
“Al-Quran adalah kitab yang mulia, mukjizat
Rasulullah yang abadi, yang jika dibaca, dipahami, dan diamalkan, akan
menghantarkan orang-orang yang beriman pada derajat yang paling mulia.
Sekaligus kehidupannya akan selalu dijauhkan dari kerusakan, kehinaan,
sekaligus kerugian dan kesengsaraan,” imbuh Didin.
Keistimewaan bulan Ramadan ketiga, lanjut
Didin, adalah Syahrul Ilmi, yaitu bulan yang penuh dengan suasana keilmuan,
baik yang dilakukan secara pribadi maupun secara bersama-sama. Ia jelaskan, orang
beriman yang berilmu dan didasari dengan adab atau akhlak, akan diangkat
derajatnya oleh Allah Swt.
”Ini ditunjukkan oleh dalil naqli di dalam Al
Quran surah Al-Mujadalah [58] ayat 11, berbunyi Hai orang-orang yang beriman,
apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka
lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan,” pungkasnya.
Keistimewaan yang keempat, yaitu Syahrul
Zakat, Infak, dan Sedekah. Bulan Ramadan adalah bulan umat Islam banyak
melakukan kegiatan zakat. Infak dan sedekah sangat dianjurkan dilakukan di
bulan Ramadan. Kelima, Syahrut Tarbiyyah, yaitu bulan pendidikan dalam
pengertian luas, untuk melahirkan pribadi taqwa yang berakhlak mulia, yang
salah satu ciri utamanya dalam setiap pekerjaannya selalu berusaha Itqon
(tuntas dan maksimal). Sebagaimana hadis yang menyebutkan, Rasulullah Saw bersabda,
sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang hamba yang apabila ia bekerja, ia
menyempurnakan pekerjaannya (bekerja secara profesional).
Keistimewaan yang terakhir dari bulan Ramadan, lanjut Didin, yaitu Syahrul Ukhuwwah wal Jamaah. Menurutnya, bulan Ramadan adalah bulan di mana umat Islam yang berpuasa memiliki perasaan yang sama, dan malam hari banyak melakukan kegiatan ibadah secara berjamaah, terutama di masjid-masjid. Dan ini semua akan membangun kekuatan ukhuwwah wal jamaah di kalangan kaum muslimin. (ngd/ ed: akb)