Story Telling Jadi Strategi Baru Humas Untuk Lebih Adaptif
Jakarta – Humas BRIN, Storytelling adalah seni bercerita yang bertujuan untuk mengkomunikasikan pesan atau informasi melalui sebuah cerita. Cerita yang disampaikan dalam storytelling bisa berupa fiksi atau non-fiksi, dan bisa berbentuk narasi, drama, atau presentasi. Tujuan utama dari storytelling adalah untuk membuat pendengar atau pembaca terlibat secara emosional dengan cerita yang disampaikan, sehingga mereka lebih mudah mengingat pesan atau informasi yang ingin disampaikan.
Di era digital, Storytelling dapat dilakukan dengan memanfaatkan platform yang beragam dan sampai dengan cepat kepada audiens. Era ini juga memudahkan praktisi PR untuk membuat sendiri konten storytelling. Menurut riset dari Hotspot pada tahun 2021, konten yang paling menarik perhatian audiens adalah video.
Koordinator Komunikasi Publik BRIN, Dyah Rachmawati Sugiyanto dalam paparanya menjelaskan, sebagai komunikator itu perlu untuk mempelajari teknik storytelling yang pertama untuk supaya terlatih menjelaskan secara runut kalau diminta untuk bercerita atau presentasi misalnya terlatih menjelaskan secara sistematis. Kemudian yang kedua tentunya kalau sudah betul sistematis itu yang disampaikan akan dapat dipahami publik dengan lebih mudah dengan lebih baik itu dan yang ketiga tentunya akan menciptakan komunikasi yang efektif, ujarnya pada webinar BRIEF edisi ke-73, Jumat (28/04).
Lebih lanjut Dyah mengatakan Inti cerita dan tujuan harus jelas sejak awal agar pembaca atau pendegar menjadi lebih mudah memahami keseluruhan isi cerita (substansi) termasuk moral ceritanya.
Terdapat 3 macam buah sudut pandang yaitu orang pertama, kedua dan ketiga, untuk yang orang pertama penyebutan tokoh biasanya menggunakan kata: saya, aku, kami dan untuk sudut pandang orang kedua bisanya menggunakan penyebutan tokoh seperti: anda, kamu, kalian dan untuk sudut pandang orang ketiga biasanya menggunakan kata: nama orang, dia, ia, beliau, -nya, mereka.
Kemudian selanjutnya adalah alur yang pertama ada alur maju kejadian diceritakan mulai dari awal peristiwa hingga peristiwa selesai kemudian alur mundur yaitu kejadian yang diceritakan berujung pada penyebab peristiwa dan yang terakhir ada alur maju mundur atau campuran kejadian yang diceritakan tidak runut atau seperti melompat lompat misalnya.
Kreativitas dan kemampuan untuk beradaptasi menjadi kunci suksesnya Storytelling dalam membangun citra positif dan memperkuat hubungan antara organisasi dan publik. Potensi peran Humas/PR di era milenial sangatlah tinggi seiring dengan kemajuan teknologi informasi, iklim demokrasi yang terbangun, serta masyarakat yang semakin kritis dan cerdas. (dhk,fhr/edt.sj)