Skema dan Ragam Riset Kecerdasan Buatan BRIN
Bandung – Humas BRIN. Dewasa ini kecerdasan artifisial menjadi isu yang penting dan berkembang cepat. Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber (PRKAKS)-BRIN memiliki kegiatan riset terkait hal tersebut. Fokus riset paling banyak adalah implementasi deep learning secara supervised learning di bidang pertanian, transportasi, energi, kesehatan, dan keamanan.
"Beberapa riset kita fokus untuk penerapan antara lain generative deep learning. Biasanya kita
menggunakan itu sebagai teknik oversampling
dan feature learning,” jelas Hilman
Ferdinandus Pardede saat menerima kunjungan Himpunan Mahasiswa Fisika, Institut
Teknologi Bandung pada Kamis (13/6), di Bandung.
Menurut Doctor of Engineering, Computer Science Department, Graduate
School of Information Science and Engineering, Tokyo Institute of Technology
tersebut, prinsip dari riset yang dilakukan adalah berusaha menghasilkan fitur
yang robust dari unsurvice deep learning. Kemudian ketika bicara tentang kecerdasan
buatan dibutuhkan expandable artificial
intelligence yang bisa dipercaya. “Jadi, bagaimana kita mampu menjelaskan
model artificial intelligence yang memang secara teknologi machine learning banyak berbasis blackbox,” ungkapnya.
Selain itu, ia mencontohkan juga riset penerapan AI ini pada bidang
transportasi yang bisa dilakukan yaitu terkait identifikasi kondisi pengendara.
Menurut Hilman, ada semacam early warning
system untuk pengendara yang sedang mengantuk atau yang tidak konsentrasi.
“Saat ini kita sudah mengumpulkan sekitar 50.000 citra orang pengendara dari 10
kondisi cara berkendara,” jelasnya.
Untuk bidang kesehatan riset yang dilakukan adalah memprediksi kualitas
air dengan menggunakan sensor tertentu. Sehingga kandungan yang ada dalam air
berdasarkan kenampakan airnya bisa diukur. “Kita berusaha mengembangkan bisa
tidaknya dari video dan foto memprediksi kualitas air,” kata Hilman.
Pada bidang kesehatan juga, melalui kerjasama dengan Taiwan adalah
mengembangkan metode dalam mengekstrak informasi senyawa atau kandidat obat
untuk covid. Ini dilakukan memakai text
mining dalam mengekstrak sebagian
besar literatur media medis. Dimana kemungkinan bahwa obat covid bisa ditemukan
dari studi-studi terdahulu.
“Jadi kita menggunakan keyword
symptom untuk mengekstrak abstrak dari literatur dan kita menggunakan teks mining antara land name, attitude
recognition, dan clustering untuk
ranking apakah dari studi terdahulu
mungkin ada di abstrak yang bisa jadi kandidat obat covid. Lalu tentu setelah
dapat dari teks mining kita uji,”
ungkap Hilman.
Skema Layanan
Dihadapan para mahasiswa Fisika-ITB, Hilman menyampaikan berbagai skema
layanan yang dilakukan PRKAKS-BRIN untuk pemenuhan keperluan dalam memberikan
pelayanan kepada publik.
“Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber menerima posisi requirement assistant. Secara teknis hal itu dimungkinkan dengan syarat peserta adalah mahasiswa aktif yang sedang menempuh pendidikan baik S1 maupun S2,” tuturnya.
Untuk kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), PRKAKS cukup
banyak menerima mahasiswa. Tercatat mahasiswa diantaranya berasal dari
Universitas Negeri 11 Maret, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Maritim
Raja Ali Haji, Universitas Syiah Kuala, Universitas Pertahanan, Universitas
Pertahanan, Universitas Andalas, dan Universitas Brawijaya.
Dalam hal kerja praktek tercatat dari Institut Teknologi Bandung, Telkom
University, Universitas Negeri Jakarta. Sedangkan, untuk peserta magang adalah
dari Universitas Negeri Padang.
“Kalau kolaborasi riset internal dilakukan dengan Pusat Riset Limnologi
dan Sumber Daya Air, Pusat Riset Telekomunikasi, Pusat Riset Elektronika, Pusat
Riset Mekatronika Cerdas, Pusat Riset Oseanografi, dan Pusat Riset Komputasi
dan untuk eksternal dengan periset teh dan kina di Bandung Selatan, termasuk
penjajakan kerjasama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia dan Universitas
Negeri Surabaya," pungkas Hilman. (ers/ed. Mg)