• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 155 ) Jun 21, 2024

Skema dan Ragam Riset Kecerdasan Buatan BRIN


Bandung – Humas BRIN. Dewasa ini kecerdasan artifisial menjadi isu yang penting dan berkembang cepat. Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber (PRKAKS)-BRIN memiliki kegiatan riset terkait hal tersebut. Fokus riset paling banyak adalah implementasi deep learning secara supervised learning di bidang pertanian, transportasi, energi, kesehatan, dan keamanan.


"Beberapa riset kita fokus untuk penerapan antara lain generative deep learning. Biasanya kita menggunakan itu sebagai teknik oversampling dan feature learning,” jelas Hilman Ferdinandus Pardede saat menerima kunjungan Himpunan Mahasiswa Fisika, Institut Teknologi Bandung pada Kamis (13/6), di Bandung.


Menurut Doctor of Engineering, Computer Science Department, Graduate School of Information Science and Engineering, Tokyo Institute of Technology tersebut, prinsip dari riset yang dilakukan adalah berusaha menghasilkan fitur yang robust dari unsurvice deep learning. Kemudian ketika bicara tentang kecerdasan buatan dibutuhkan expandable artificial intelligence yang bisa dipercaya. “Jadi, bagaimana kita mampu menjelaskan model artificial intelligence yang memang secara teknologi machine learning banyak berbasis blackbox,” ungkapnya.


Selain itu, ia mencontohkan juga riset penerapan AI ini pada bidang transportasi yang bisa dilakukan yaitu terkait identifikasi kondisi pengendara. Menurut Hilman, ada semacam early warning system untuk pengendara yang sedang mengantuk atau yang tidak konsentrasi. “Saat ini kita sudah mengumpulkan sekitar 50.000 citra orang pengendara dari 10 kondisi cara berkendara,” jelasnya.


Untuk bidang kesehatan riset yang dilakukan adalah memprediksi kualitas air dengan menggunakan sensor tertentu. Sehingga kandungan yang ada dalam air berdasarkan kenampakan airnya bisa diukur. “Kita berusaha mengembangkan bisa tidaknya dari video dan foto memprediksi kualitas air,” kata Hilman.


Pada bidang kesehatan juga, melalui kerjasama dengan Taiwan adalah mengembangkan metode dalam mengekstrak informasi senyawa atau kandidat obat untuk covid. Ini dilakukan memakai text mining dalam mengekstrak sebagian besar literatur media medis. Dimana kemungkinan bahwa obat covid bisa ditemukan dari studi-studi terdahulu. 


“Jadi kita menggunakan keyword symptom untuk mengekstrak abstrak dari literatur dan kita menggunakan teks mining antara land name, attitude recognition, dan clustering untuk ranking apakah dari studi terdahulu mungkin ada di abstrak yang bisa jadi kandidat obat covid. Lalu tentu setelah dapat dari teks mining kita uji,” ungkap Hilman.


Skema Layanan

Dihadapan para mahasiswa Fisika-ITB, Hilman menyampaikan berbagai skema layanan yang dilakukan PRKAKS-BRIN untuk pemenuhan keperluan dalam memberikan pelayanan kepada publik.


“Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber menerima posisi requirement assistant. Secara teknis hal itu dimungkinkan dengan syarat peserta adalah mahasiswa aktif yang sedang menempuh pendidikan baik S1 maupun S2,” tuturnya.


Untuk kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), PRKAKS cukup banyak menerima mahasiswa. Tercatat mahasiswa diantaranya berasal dari Universitas Negeri 11 Maret, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Universitas Syiah Kuala, Universitas Pertahanan, Universitas Pertahanan, Universitas Andalas, dan Universitas Brawijaya.


Dalam hal kerja praktek tercatat dari Institut Teknologi Bandung, Telkom University, Universitas Negeri Jakarta. Sedangkan, untuk peserta magang adalah dari Universitas Negeri Padang.


“Kalau kolaborasi riset internal dilakukan dengan Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air, Pusat Riset Telekomunikasi, Pusat Riset Elektronika, Pusat Riset Mekatronika Cerdas, Pusat Riset Oseanografi, dan Pusat Riset Komputasi dan untuk eksternal dengan periset teh dan kina di Bandung Selatan, termasuk penjajakan kerjasama dengan Arsip Nasional Republik Indonesia dan Universitas Negeri Surabaya," pungkas Hilman. (ers/ed. Mg)