• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 622 ) Feb 8, 2023

Riset Pengawetan Makanan untuk Meningkatkan Umur Simpan


Bandung – Humas BRIN. Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung berbagai macam nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Tubuh manusia membutuhkan bermacam nutrisi untuk menjaga tubuh tetap sehat dan pertumbuhan yang agar dapat berjalan dengan optimal. Untuk menjaga nutrisi makanan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Mekatronika Cerdas bekerja sama dengan Pusat Riset Teknologi Tepat Guna dalam mengembangkan riset di bidang ketahanan pangan dalam hal ini sterilisasi dan pengawetan.


SIKOMOBUAS (Sistem Kontrol Monitoring Buah dan Sayur) merupakan alat yang dikembangkan tersebut. Rendra Dwi Firmansyah dan Adi Waskito dalam kegiatan Kunjungan Industri Himpunan Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol, Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada (07/02).


BRIN mengembangkan riset bagaimana membuat teknologi model perangkat pengolahan makanan yang dapat meningkatkan umur simpan buah dan sayur dengan mengendalikan konsentrasi ozon dalam mendukung proses sterilisasi serta pengawetan buah dan sayur. “Tingginya kandungan pestisida yang tertinggal pada buah dan sayur serta adanya penurunan mutu vitamin, mineral serta nilai ekonomis pada buah dan sayur dikarenakan respirasi selama masa penyimpanan sehingga memperpendek umur simpan buah dan sayur,” jelas Rendra kepada peserta kunjungan. 


Lebih lanjut ia menjelaskan hasil riset dari pengujian fisik yang telah dilakukan. “Hasil pengujian fisik sampel buah didapat bahwa dengan dimasukan chamber selama 8 menit dengan kontrol ozon 3 ppm keadaan buah secara fisik masih dalam keadaan segar setelah 12 jam,” terangnya.


Selain SIKOMOBUAS, BRIN melalui Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) juga mengembangkan riset untuk pengawetan makanan. Haryo Seno, Sivitas Pusat Riset Deteksi Radiasi dan Analisis Nuklir menjelaskan pemanfaatkan Teknologi Nuklir di bidang pengawetan makanan. “Radiasi digunakan untuk melumpuhkan bakteri patogen dan mikroba penyebab menurunnya kualitas makanan. Sesuai dosisnya, radiasi digunakan untuk menghambat pertunasan, menunda pematangan, dekontaminasi mikroba dan perpanjangan masa simpan,” jelasnya.


Iradiator Gamma Merah Putih merupakan solusi untuk peningkatan mutu makanan ketahanan pangan karena radiasi secara efektif dapat mengawetkan bahan pangan dan menekan kerugian pasca panen mencapi 60%, serta membuka peluang ekspor dengan menunda pematangan pada komoditas buah.


“Dengan perlakuan karantina pada sayur dan buah-buahan segar untuk menghambat pertunasan pada bawang, umbi-umbian, menunda pematangan pada buah-buahan, membasmi serangga pada produk biji-bijian, buah kering dan buah segar, mengurangi jumlah mikroba pada bahan pangan serta pengawetan bahan pangan untuk daging dan ikan serta produk olahannya. Teknologi iradiasi ini telah dilakukan untuk rendang daging, opor daging ayam,pepes daging ayam dan pepes ikan mas,” ungkap Haryo.


Ardhi wicaksono, dosen Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol, Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, dalam sambutannya berharap agar kunjungan Industri ini dapat memberikan wawasan kepada Mahasiswa di dunia kerja. “Terima kasih kepada BRIN yang telah menerima kunjungan kami. Kami berharap agar kunjungan hari ini dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa serta memperluas wawasan mahasiswa terkait dunia instrumentasi dan kontrol di dunia kerja,” tutupnya. (kpv, ed. kg)