• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 369 ) Aug 9, 2023

Perjalanan ke Dunia Lain: Mengurai Rahasia Eksoplanet melalui Spektroskopi Resolusi Tinggi


Bandung-Humas BRIN. “Apabila kita melihat langit di malam hari, akan ada 10 milyar bintang yang bertebaran di sana. Apakah ada mahluk lain di planet lain? Hal itu yang akan terpikirkan oleh kita,” ucap Stevanus Nugroho dari Astrobiology Center Jepang, saat membuka paparan pada LINEAR (Kolokium Mingguan Riset Antariksa) Selasa (1/8).


“Eksoplanet itu merupakan planet-planet yang ada di luar tata surya kita. Cara mendeteksi eksoplanet bisa dilakukan dengan berbagai cara di antaranya  metode kecepatan radial, metode transit, astrometri, microlensing, dan direct imaging. Metode transit dengan mengamati perubahan cahaya bintang induk karena ada planet yang melewatinya,” tambahnya. 


Dia menjelaskan lebih lanjut, sedangkan metode astrometri yaitu mengamati pergerakan bintang. “Micro-lensing dengan menggunakan prinsip semua benda yang melewati massa akan membelokkan cahaya, maka akan terjadi micro lensing. Direct imaging yaitu dengan mengambil foto dari sistem keplanetan secara langsung,” ungkap Stevanus.


Stevanus menambahkan klasifikasi eksoplanet diantaranya lava planet, rocky planet (padat), ocean word (air atau es dominan), dan planet gas (dingin dan gas panas). “Eksoplanet yang pernah didentifikasi antara lain, 51 peg b, Beta pic b, dan Fomalhau. Sampai saat ini eksoplanet yang terdeteksi ada lebih dari 5000 planet di luar tatasurya kita. Kita bisa melihat data eksoplanet melalui laman berikut https://exoplanetarchive.ipac.caltech.edu ,” kata Stevanus.


Stevanus juga menjelaskan manfaat penelitian eksoplanet ini secara tidak langsung. Kita bisa menjawab pertanyaan umat manusia tentang kehidupan di planet lain. “Hal itu ada hubungannya juga dengan bidang lain, seperti agama, budaya, dan lainnya.  Kita bisa mempelajari makna pembentukan tata surya kita ini, apakah sangat unik atau seperti tata surya di bintang lain. Ini memang filosofis, astronomi membuat kita menjadi manusia yang rendah hati,” paparnya.


“Look again at that dot. That’s here. That’s home. That’s us. On it everyone you love, everyone you know, everyone you ever heard of, every human being who ever was, lived out their lives,” ucap Stevanus di akhir paparan, mengutip Carl Sagan yang menunjukkan titik biru kecil bumi kita dilihat pesawat antariksa Voyager dari jarak planet Saturnus.  

  

“Pusat Riset Antariksa BRIN ke depan direncanakan akan melaksanakan kerja sama terkait penelitian eksoplanet ini dengan memanfaatkan teleskop di Observatorium Nasional.  Sekarang masih dalam tahap kolaborasi pembimbingan mahasiswa magang dari ITERA dan ITB untuk mengkaji atmosfer eksoplanet,” kata Thomas Djamaluddin menjawab salah satu pertanyaan dari penanya. (cw, ed:kg/ns)