• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 541 ) May 2, 2024

Periset BRIN Ungkapkan Perkembangan Teknologi Roket Saat Ini


Bogor - Humas BRIN. Perkembangan teknologi sekarang ini semakin pesat, salah satunya teknologi roket. Bidang yang berkembang pesat yaitu pendekatan dan metoda peluncuran, serta jasa pelayanan. 


Adanya tren perkembangan satelit kecil juga memunculkan perusahaan-perusahaan rintisan atau startup di bidang jasa peluncuran satelit kecil. Jasa peluncuran ini tidak terbatas pada negara tertentu saja. 


Hal itu diungkapkan Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Teknologi Roket, Rika Andiarti saat memberikan materi kepada mahasiswa Universitas Presiden, di Kawasan Sains S. Sunaryo, Bogor, Selasa (30/3). 


"Roket-roket yang dulunya meluncurkan satelit besar kini mulai beralih untuk meluncurkan satelit kecil. Sekarang ukuran roketnya juga tidak besar tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil. Regulasi yang mempermudah juga membantu para startup untuk menjalankan usahanya," ujar Rika.


Sementara untuk perkembangan teknologi roket di Indonesia, lanjut Rika, saat ini berada pada fase penguatan. Pada fase ini riset ditargetkan pada peningkatan dimensi dan jarak jangkau, peningkatan nilai Isp (Impuls Spesifik) Propelan, pengembangan material ringan dan tahan temperatur tinggi, desain wahana dan riset RX450. 


"Kita sudah melewati fase fondasi seperti riset dasar teknologi propelan, riset dasar roket uji skala lab, RX150 dan RX250," paparnya.

 

Rika mengungkapkan, jika fase penguatan sudah dikuasai selanjutnya adalah fase Sonda. Pada tahap ini roket ditargetkan menembus Karman Line (batas tegas antara Bumi dengan luar angkasa), menguasai sistem separasi, jangkauan sistem telemetri, trajectory correction control (kontrol koreksi lintasan) dan riset RX452. 


"Riset teknologi roket itu tidak mudah karena roket adalah teknologi yang sensitif dan berbahaya. Kerjasama dengan negara lain juga tidak mudah karena roket ini memiliki dua fungsi yaitu sipil dan militer. Negara-negara lain tidak ingin teknologi kuncinya diketahui pihak luar karena tidak ada yang bisa menjamin apakah roket itu nantinya dipakai untuk kepentingan sipil atau militer. Di bangku kuliah pun ilmu yang diberikan hanya secara umum bukan ilmu yang kritikal," tutur Rika. 


Meski demikian, Rika mengatakan, para periset terus berupaya menguasai teknologi secara mandiri. Saat ini terdapat tujuh kelompok riset diantaranya dinamika roket dan kontrol, insulator termal, propelan dan piroteknik, propulsi maju, propulsi roket padat, sistem telemetri serta struktur roket dan material. 


"Selain itu juga para periset terus meningkatkan kompetensinya dengan melanjutkan pendidikan hingga S3," ujarnya. (dv)