Periset BRIN Ungkap Pemanfaatan Teknologi Nuklir di Indonesia
Bandung – Humas BRIN. Teknologi
nuklir kini diterapkan di berbagai bidang kehidupan dan membawa manfaat yang
dirasakan banyak orang. Nuklir dan radiasi memang memiliki resiko, tapi juga
sangat bermanfaat, bahkan manfaat radiasi yang kita terima setiap hari berasal
dari alam. Radiasi yang ada di sekitar kita disebut sumber radiasi alam.
“Takut terhadap resikonya boleh, tapi jangan phobia,”
ucap Haryo Seno, periset Pusat Riset Teknologi Analisis Berkas Nuklir
BRIN pada Senin (8/7) di hadapan mahasiswa Program Studi Kimia, Fakultas
Sains dan Informasi Universitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani), Cimahi.
Haryo menyampaikan radiasi digunakan untuk diagnosis
fungsi tubuh menggunakan Sinar-X, Sinar Gamma, dan Radioisotop. Selain itu,
radiasi juga diterapkan dalam terapi untuk menghancurkan sel kanker dan tumor
melalui perhitungan dosis yang akurat.
Radiasi juga terbukti efektif dalam membantu
penanggulangan Penyakit Demam Berdarah, yaitu dengan Teknik Serangga Mandul
(TSM). Radiasi dengan dosis tertentu digunakan untuk membuat serangga (hama
tanaman dan nyamuk, termasuk Aedes Aegypti) menjadi mandul dan tidak dapat
berkembang biak),” kata Haryo.
Haryo juga menjelaskan salah satu teknik iradiasi gamma
mampu menginduksi mutasi pada materi genetik tanaman pangan untuk menciptakan
keanekaragaman hayati, dan kemudian sifat unggul dipilih dari keanekaragaman
tersebut. “Mutasi radiasi juga mempunyai keunggulan pada tanaman, produktivitas
tinggi, tahan hama penyakit, daya adaptasi tinggi dan kualitas serta rasa yang
baik,” ungkapnya.
Sementara itu, di bidang pangan radiasi untuk pengawetan
makanan digunakan untuk melumpuhkan bakteri pathogen dan mikro penyebab menurunnya
kualitas makanan. Sesuai dosisnya, radiasi digunakan untuk menghambat
pertunasan, menunda pematangan, dekontaminasi mikroba dan perpanjangan masa
simpan. Solusi peningkatan mutu pangan yaitu
meningkatkan ketahanan pangan karena radiasi secara efektif dapat mengawetkan
bahan pangan dan menekan kerugian pasca panen mencapai 60%, serta membuka
peluang ekspor dengan menunda pematangan pada komoditas buah.
Ada juga pemanfaatan iradiasi gamma di Indonesia yaitu
menjamin kualitas komoditas umbi-umbian, pasteurisasi obat herbal untuk
meningkatkan keamanan produk, sterilisasi alat dan bahan medis, perlakuan
phytosanitary untuk meningkatkan daya saing produk buah di pasar global, dan
memperpanjang masa simpan.
“Selain itu aplikasi iptek nuklir pada bidang energi
yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). PLTN merupakan salah satu
pembangkit listrik yang paling sedikit mengemisikan polutan udara dibandingkan
pembangkit listrik lainnya. PLTN di Indonesia sebagai penguasaan teknologi
merupakan energi yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan dapat didaur ulang.
Tetapi ada juga pihak yang berpendapat
bahwa PLTN ini beresiko, khususnya dalam hal investasi yang tidak murah dan
rentan isu geopolitik,” ungkap Haryo.
Haryo juga menuturkan bahwa teknologi nuklir bisa menjadi
salah satu solusi untuk mengendalikan terjadinya erosi tanah dengan cara
melacak pergerakan tanah dengan menggunakan radionuklida tertentu sebagai
pelacak (tracer) dan kemudian menilai erosi tanah pada skala spasial dan
temporal yang berbeda. “Metode ini efektif dalam melacak redistribusi tanah
karena erosi,” tegasnya.
Di akhir acara kunjungan,
perwakilan Dosen Unjani, Valentina Adimurti Kusumaningtyas berharap paparan
yang sudah dijelaskan bagi mahasiswanya dapat menjadi wawasan dan ilmu
pengetahuan sehingga pemanfaatan teknologi nuklir di Indonesia semakin dipahami
dan memberikan manfaat bagi kita semua. (sc/ed: cw).