• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 203 ) Jul 12, 2024

Periset BRIN Ungkap Pemanfaatan Teknologi Nuklir di Indonesia


Bandung – Humas BRIN. Teknologi nuklir kini diterapkan di berbagai bidang kehidupan dan membawa manfaat yang dirasakan banyak orang. Nuklir dan radiasi memang memiliki resiko, tapi juga sangat bermanfaat, bahkan manfaat radiasi yang kita terima setiap hari berasal dari alam. Radiasi yang ada di sekitar kita disebut sumber radiasi alam. 

 

“Takut terhadap resikonya boleh, tapi jangan phobia,” ucap Haryo Seno, periset Pusat Riset Teknologi Analisis Berkas Nuklir BRIN pada Senin (8/7) di hadapan mahasiswa Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Informasi Universitas Jenderal Ahmad Yani (Unjani), Cimahi.

 

Haryo menyampaikan radiasi digunakan untuk diagnosis fungsi tubuh menggunakan Sinar-X, Sinar Gamma, dan Radioisotop. Selain itu, radiasi juga diterapkan dalam terapi untuk menghancurkan sel kanker dan tumor melalui perhitungan dosis yang akurat.

 

Radiasi juga terbukti efektif dalam membantu penanggulangan Penyakit Demam Berdarah, yaitu dengan Teknik Serangga Mandul (TSM). Radiasi dengan dosis tertentu digunakan untuk membuat serangga (hama tanaman dan nyamuk, termasuk Aedes Aegypti) menjadi mandul dan tidak dapat berkembang biak),” kata Haryo.

 

Haryo juga menjelaskan salah satu teknik iradiasi gamma mampu menginduksi mutasi pada materi genetik tanaman pangan untuk menciptakan keanekaragaman hayati, dan kemudian sifat unggul dipilih dari keanekaragaman tersebut. “Mutasi radiasi juga mempunyai keunggulan pada tanaman, produktivitas tinggi, tahan hama penyakit, daya adaptasi tinggi dan kualitas serta rasa yang baik,” ungkapnya.

 

Sementara itu, di bidang pangan radiasi untuk pengawetan makanan digunakan untuk melumpuhkan bakteri pathogen dan mikro penyebab menurunnya kualitas makanan. Sesuai dosisnya, radiasi digunakan untuk menghambat pertunasan, menunda pematangan, dekontaminasi mikroba dan perpanjangan masa simpan. Solusi peningkatan mutu pangan yaitu meningkatkan ketahanan pangan karena radiasi secara efektif dapat mengawetkan bahan pangan dan menekan kerugian pasca panen mencapai 60%, serta membuka peluang ekspor dengan menunda pematangan pada komoditas buah.

 

Ada juga pemanfaatan iradiasi gamma di Indonesia yaitu menjamin kualitas komoditas umbi-umbian, pasteurisasi obat herbal untuk meningkatkan keamanan produk, sterilisasi alat dan bahan medis, perlakuan phytosanitary untuk meningkatkan daya saing produk buah di pasar global, dan memperpanjang masa simpan.

 

“Selain itu aplikasi iptek nuklir pada bidang energi yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). PLTN merupakan salah satu pembangkit listrik yang paling sedikit mengemisikan polutan udara dibandingkan pembangkit listrik lainnya. PLTN di Indonesia sebagai penguasaan teknologi merupakan energi yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan dapat didaur ulang. Tetapi ada juga  pihak yang berpendapat bahwa PLTN ini beresiko, khususnya dalam hal investasi yang tidak murah dan rentan isu geopolitik,” ungkap Haryo.

 

Haryo juga menuturkan bahwa teknologi nuklir bisa menjadi salah satu solusi untuk mengendalikan terjadinya erosi tanah dengan cara melacak pergerakan tanah dengan menggunakan radionuklida tertentu sebagai pelacak (tracer) dan kemudian menilai erosi tanah pada skala spasial dan temporal yang berbeda. “Metode ini efektif dalam melacak redistribusi tanah karena erosi,” tegasnya.

 

Di akhir acara kunjungan, perwakilan Dosen Unjani, Valentina Adimurti Kusumaningtyas berharap paparan yang sudah dijelaskan bagi mahasiswanya dapat menjadi wawasan dan ilmu pengetahuan sehingga pemanfaatan teknologi nuklir di Indonesia semakin dipahami dan memberikan manfaat bagi kita semua. (sc/ed: cw).