Periset BRIN Jelaskan Pemanfaatan Teknologi Nuklir untuk Energi
Bandung – Humas BRIN. Periset Badan Riset dan
Inovasi Nasional, Indah Kusmartini, menjelaskan pemanfaatan teknologi nuklir di
bidang energi kepada mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA) Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.
Periset Pusat Riset Teknologi Analisis Berkas Nuklir (PRTABN) ini
menyampaikan bahwa PLTN adalah sebuah pembangkit daya termal yang menggunakan
satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. Daya termal ini
mengubah energi panas menjadi energi listrik. PLTN menggunakan uranium sebagai
sumber panasnya.
“Prinsip kerja PLTN hampir sama dengan Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan uap bertekanan tinggi untuk memutar
turbin, yang kemudian diubah menjadi energi Listrik,” jelas Indah pada Rabu (05/06).
Penggunaan PLTN tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca dan tidak
mencemari udara karena tidak menghasilkan gas-gas berbahaya seperti karbon
monoksida, sulfur dioksida, aerosol, merkuri, nitrogen oksida, partikulat, atau
asap fotokimia. “PLTN juga sedikit menghasilkan limbah padat, biaya bahan
bakarnya rendah, dan ketersediaan bahan bakar di Indonesia yang melimpah,”
terangnya.
Pembangunan PLTN di Indonesia sendiri saat ini masih dalam kontroversial. Sebagian yang menyetujui Pembangunan PLTN berpendapat bahwa PLTN merupakan energi yang berkelanjutan, dapat didaur ulang, ramah lingkungan dan sebagai bentuk kemajuan Indonesia dalam penguasaan teknologi modern. Di sisi lain, pembangunan PLTN terhambat oleh beberapa faktor seperti adanya risiko dan keselamatan, investasi yang tidak murah serta masih kurangnya keberterimaan publik terhadap Pembangunan PLTN.
Lebih lanjut, Indah menjelaskan cara kerja PLTN dapat
menghasilkan energi Listrik. “PLTN bekerja seperti memanaskan air dalam ketel.
Api untuk memanaskan ketel diibaratkan sebagai reaksi nuklir. Ketika air
menjadi panas, akan mengeluarkan uap. Tekanan uap inilah yang digunakan untuk
memutar turbin dan menggerakkan generator pada sistem PLTN, sehingga listrik
dihasilkan dari generator tersebut. Jadi, yang dimanfaatkan pada PLTN adalah
panas yang dihasilkan di reaktor nuklir, bukan partikel radiasinya (atau isotop),”
ungkapnya.
Di akhir acara, Dindin Nasrudin, perwakilan dosen dari
UIN Sunan Gunung Djati Bandung, berharap agar mahasiswa dapat memanfaatkan
kunjungan ini tidak hanya untuk tugas mata kuliah, tetapi juga untuk memajukan
teknologi nuklir.
“Kunjungan dalam rangka tugas akademik mata kuliah
Fisika Modern ini diharapkan dapat dilakukan secara berkelanjutan. Mahasiswa
diharapkan dapat mengambil pelajaran dan informasi guna memperluas wawasan
serta turut mengembangkan teknologi nuklir di Indonesia melalui kolaborasi
riset bersama BRIN,” tuturnya. (kpv,
ed.kg)