• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 523 ) Jun 9, 2024

Periset BRIN Jelaskan Pemanfaatan Teknologi Nuklir untuk Energi


Bandung – Humas BRIN. Periset Badan Riset dan Inovasi Nasional, Indah Kusmartini, menjelaskan pemanfaatan teknologi nuklir di bidang energi kepada mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung.

 

Periset Pusat Riset Teknologi Analisis Berkas Nuklir (PRTABN) ini menyampaikan bahwa PLTN adalah sebuah pembangkit daya termal yang menggunakan satu atau beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. Daya termal ini mengubah energi panas menjadi energi listrik. PLTN menggunakan uranium sebagai sumber panasnya.

 

“Prinsip kerja PLTN hampir sama dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang menggunakan uap bertekanan tinggi untuk memutar turbin, yang kemudian diubah menjadi energi Listrik,” jelas Indah pada Rabu (05/06).

Penggunaan PLTN tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca dan tidak mencemari udara karena tidak menghasilkan gas-gas berbahaya seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, aerosol, merkuri, nitrogen oksida, partikulat, atau asap fotokimia. “PLTN juga sedikit menghasilkan limbah padat, biaya bahan bakarnya rendah, dan ketersediaan bahan bakar di Indonesia yang melimpah,” terangnya.

 

Pembangunan PLTN di Indonesia sendiri saat ini masih dalam kontroversial. Sebagian yang menyetujui Pembangunan PLTN berpendapat bahwa PLTN merupakan energi yang berkelanjutan, dapat didaur ulang, ramah lingkungan dan sebagai bentuk kemajuan Indonesia dalam penguasaan teknologi modern. Di sisi lain, pembangunan PLTN terhambat oleh beberapa faktor seperti adanya risiko dan keselamatan, investasi yang tidak murah serta masih kurangnya keberterimaan publik terhadap Pembangunan PLTN.


Lebih lanjut, Indah menjelaskan cara kerja PLTN dapat menghasilkan energi Listrik. “PLTN bekerja seperti memanaskan air dalam ketel. Api untuk memanaskan ketel diibaratkan sebagai reaksi nuklir. Ketika air menjadi panas, akan mengeluarkan uap. Tekanan uap inilah yang digunakan untuk memutar turbin dan menggerakkan generator pada sistem PLTN, sehingga listrik dihasilkan dari generator tersebut. Jadi, yang dimanfaatkan pada PLTN adalah panas yang dihasilkan di reaktor nuklir, bukan partikel radiasinya (atau isotop),” ungkapnya.

 

Di akhir acara, Dindin Nasrudin, perwakilan dosen dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, berharap agar mahasiswa dapat memanfaatkan kunjungan ini tidak hanya untuk tugas mata kuliah, tetapi juga untuk memajukan teknologi nuklir.

 

“Kunjungan dalam rangka tugas akademik mata kuliah Fisika Modern ini diharapkan dapat dilakukan secara berkelanjutan. Mahasiswa diharapkan dapat mengambil pelajaran dan informasi guna memperluas wawasan serta turut mengembangkan teknologi nuklir di Indonesia melalui kolaborasi riset bersama BRIN,” tuturnya. (kpv, ed.kg)