Periset BRIN Jelaskan Pemanfaatan Satelit untuk Berbagai Kebutuhan
Bogor - Humas BRIN. Pusat Riset Teknologi Satelit (PRTS) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kedatangan Mahasiswa Universitas Indonesia Departemen Geografi di Kawasan Sains Ibnoe Subroto, Rancabungur, Bogor, Kamis (12/10). Kedatangan mereka bertujuan untuk menambah wawasan dan pengalaman tentang pemanfaatan teknologi satelit.
Periset PRTS, Patria Rachman Hakim mengatakan saat ini BRIN sudah meluncurkan tiga satelit kecil yaitu LAPAN-A1, LAPAN-A2 dan LAPAN-A3 dengan berbagai kemampuan yang mumpuni. Risetnya dimulai pada tahun 2001. Saat itu pengembangan satelit kecil belum dikuasai oleh banyak negara, karena dunia lebih tertarik mengembangkan satelit berukuran besar. Namun sekarang trennya berubah menjadi satelit kecil dengan kemampuan yang canggih.
"Dua satelit BRIN (A2 dan A3) membawa muatan Automatic Identification System (AIS) yang datanya bisa dimanfaatkan oleh TNI dalam memantau pergerakan kapal. Untuk TNI Angkatan Udara, saat ini kami sedang mengembangkan satelit komunikasi A5 yang membawa muatan Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B). ADS-B ini adalah teknologi pengamatan yang menggunakan pemancaran informasi posisi oleh pesawat sebagai dasar pengamatan," terangnya.
Patria mengungkapkan, satelit A2 dan A3 membawa muatan Spacecam untuk memantau bumi. Citranya biasanya dimanfaatkan untuk keperluan penelitian. Khusus di satelit A3, ada kamera multispektral yang citranya dapat mendeskripsikan seberapa banyak vegetasi di wilayah tersebut. Semakin banyak warna merah pada citra maka semakin banyak vegetasinya.
"Selain untuk pemantauan, biasanya satelit dengan resolusi citra sedang, tinggi dan sangat tinggi dimanfaatkan untuk kebutuhan militer seperti pengamatan perbatasan darat dengan negara lain, pemetaan ancaman di perbatasan, pengawasan pembangunan sarana atau fasilitas pertahanan di perbatasan, serta pengintaian objek militer negara lain," tuturnya.
Menurut Patria, BRIN ke depan didorong untuk menguasai teknologi radar. Hal ini dikarenakan satelit radar dapat dimanfaatkan untuk pemantauan darat dan laut baik di siang hari maupun malam hari dengan segala cuaca serta misi pemantauan di wilayah Indonesia. Namun untuk saat ini BRIN sedang mengembangkan satelit komunikasi orbit rendah yang dapat dimanfaatkan untuk monitoring piranti-piranti pertahanan, pesawat tanpa awak, patok perbatasan dan lainnya berbasis Machine to Machine dan Internet of Thing (M2M/IoT) serta misi komunikasi khusus baik berupa data maupun suara.
"Kalau untuk kebutuhan geospasial kita pasti perlu satelit radar," ujarnya.
Selain mendapat pemaparan mengenai riset dan pengembangan teknologi satelit BRIN, Mahasiswa Universitas Indonesia Departemen Geografi juga mengunjungi beberapa fasilitas seperti Laboratorium Assembly, Integration and Test, dan Mission Control Center.(dv)