Percepat Transformasi ASN menuju Birokrasi Profesional dan Berkelas Dunia
Jakarta - Humas BRIN. Indonesia memiliki peluang menjadi Indonesia Emas 2045, dengan harapan, Indonesia masuk ke jajaran lima besar ekonomi di dunia. Hal ini tentu saja perlu didukung oleh birokrasi yang profesional dan pelayanan publik yang excellent. Lalu, bisakah birokrasi kita menjadi birokrasi yang profesional dan berkelas dunia?
Alex Denni, dari Kedeputian SDM Aparatur Kementerian PANRB, pada
Webinar Paradigma Baru Pengelolaan ASN Menuju Indonesia Emas 2045, yang digelar
secara daring melalui kanal YouTube BRIN Indonesia, Jum’at (2/12) menyebutkan,
berdasarkan data per Oktober, Aparatur Sipil Negara (ASN) di Indonesia kini
berjumlah 4,3 juta. Dari jumlah tersebut, hampir separuhnya diisi jabatan
fungsional, yaitu sebanyak 57 persen atau 2,4 juta, dan sisanya jabatan
administrasi sebanyak 42 persen atau 1,8 juta, serta jabatan pimpinan tinggi
sebanyak 1 persen.
Menurut Alex, hasil kerja ASN bergantung pada bagaimana cara ASN melihat dunianya dan bagaimana perilakunya. Tahun lalu, pihaknya mengadakan survei terhadap ASN mengenai ‘tiga alasan mengapa memilih menjadi ASN’.
Hasilnya, ungkap Alex, alasan pertama luar biasa, 84 persen lebih
ingin berkontribusi kepada bangsa dan negara ini. Tiga alasan lainnya standar
sekali.
“Yang menarik adalah alasan ke-5, di mana 12,5 persen memilih menjadi ASN karena pekerjaan ini aman dan kemungkinan PHK-nya kecil. Bahkan, jika kita cek retention-nya, 87 persen ingin menjadi ASN sampai pensiun,” ujar Alex.
Dirinya menjelaskan, jika retention ini merupakan modal
jika kinerja baik. Tetapi jika kinerja ASN belum baik, ini adalah zona nyaman
kontraproduktif.
Selain itu, ia juga menyebut mindset atau paradigma sebagian ASN saat ini, yaitu apabila seorang ASN merasa aman dengan pekerjaannya, membuat mereka akan bekerja secukupnya saja. Hal ini tentu saja akan menghasilkan birokrasi yang kurang profesional.
Mindset tersebut harus diubah menjadi ‘keberlangsungan karir sebagai ASN sangat bergantung oleh hasil kerja dan perilaku saya’. Sehingga, akan membuat mereka berusaha untuk memberikan hasil kerja dan perilaku terbaik, dan tentu saja akan menghasilkan birokrasi yang profesional.
Lebih lanjut Alex mengulas bahwa saat ini, instansi pemerintah sudah memiliki satu core value yang sama, yaitu BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) dengan harapan bisa menjadi pondasi yang kokoh. Semua ASN memiliki core value yang sama, sehingga apabila terjadi talent mobility tidak perlu lagi menyesuaikan core value dengan instansi yang baru.
Dia membeberkan, saat ini Indonesia sudah melakukan tiga
transformasi birokrasi, yaitu transformasi organisasi, transformasi SDM
Aparatur dan transformasi sistem kerja.
Transformasi-transformasi yang sudah dilaksanakan ini tentu saja akan merombak banyak regulasi. Alex juga mengaku bahwa pihaknya akan mengubah PP Manajemen Kesejahteraan Pegawai menjadi PP Manajemen (Kesejahteraan) Pegawai ASN. Ini akan menjadi terobosan dalam menyederhanakan regulasi pengelolaan ASN.
Oleh karena itu, untuk menciptakan birokrasi profesional dan
berkelas dunia, maka PP Manajemen Pegawai harus dirombak dan langsung melakukan
transformasi digital. “Inilah momentum yang diharapkan bisa jadi akselerator
untuk tambangnya bergerak agak kencang ke kanan,” ucap Alex (nka/ed: tnt).