• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 398 ) Aug 26, 2022

Pentingnya Menulis Bagi Sivitas BRIN


Jakarta - Humas BRIN. Dalam Peraturan Menpan RB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara, salah satu kompetensi yang penting dimiliki adalah kemampuan komunikasi dalam menyajikan ide atau gagasan melalui sebuah tulisan, baik komunikasi ilmiah maupun komunikasi publik. Sedangkan, bagi sebagian orang menulis merupakan hal yang tidak mudah. Sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan sivitasnya, BRIN melalui BRIN Insight Every Friday edisi ke-40 menyajikan webinar “Tips Menulis Artikel bagi Pemula”. Webinar ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2022 pukul 10:00 WIB secara daring.

Hadir sebagai narasumber, Pranata Humas BRIN, Dodi Rosadi menjelaskan bahwa menulis menjadi penting karena sebagai khususnya Pranata Humas. “Menulis merupakan salah satu cara untuk memperoleh angka kredit. Selain itu menulis dapat menjadi bentuk eksistensi diri atau personal branding. Terakhir, menulis juga merupakan salah satu cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan,” ujarnya.

Membaca dan riset merupakan landasan utama untuk menulis, kata Dodi. Membaca merupakan nutrisi bagi penulis. Selain itu, untuk menghasilkan tulisan yang akurat dan kuat, riset wajib dilakukan oleh penulis. “Melalui riset, kita akan mendapatkan data pendukung, analisis serta teori yang dapat menguatkan argumen kita dalam sebuah tulisan,” lanjut Dodi.


Dodi juga memberikan tips menulis di antaranya adalah bertanya kepada ahlinya, mengikuti pelatihan menulis, pilih topik yang kita kuasai, luangkan waktu untuk menulis, dan konsisten dalam menulis. 

“Di dunia komunikasi tertulis, menulis menjadi hal penting yang perlu dimiliki oleh sivitas BRIN agar mampu menyampaikan informasi yang sensitif, rumit atau kompleks. Selain itu, menulis menjadi begitu penting di era teknologi informasi saat ini, dimana transaksi pemberitaan dan tukar dapat pikiran terjadi secara langsung melalui berbagai kanal. Jika penulisan berita identik dengan komunikasi formal, lembaga pemerintah saat ini juga mulai berbenah dalam berkomunikasi melalui tulisan yang timeless dan inspiratif dalam bentuk artikel,” terang Dodi.

Dodi menerangkan bahwa muncul anggapan mengenai menyuarakan pengetahuan dalam bentuk artikel tidaklah mudah, seperti yang terungkap dalam Jurnal Mathematical Sciences Department, Muhlenberg College Allentown tahun 2004. Jurnal tersebut menunjukan bahwa banyak orang membutuhkan peningkatan keterampilan dalam membuat artikel, karena selain untuk menghasilkan produk komunikasi, menulis artikel dapat membantu seseorang untuk lebih memahami permasalahan yang kompleks.

“Menulis artikel membutuhkan latihan dan persistensi, namun ketika berhasil menerbitkan artikel pertama di media, akan muncul kepuasan dan kebanggaan sehingga terpacu untuk lebih sering menulis. Sehingga menulis artikel juga identik dengan rasa candu,” jelasnya.

Dodi melanjutkan, rajin membaca menjadi nutrisi utama disamping melihat media elektronik, ini dapat memotivasi diri menulis artikel, atau bergabung dalam komunitas menulis karena banyak informasi yang kita peroleh. Tekad dan keberanian menulis menunjukan tingkat keseriusan seseorang.

“Sementara keengganan dan penundaan waktu menjadi salah satu kendala pembuatan artikel, belum lagi konsistensi penulisan terkadang dapat terhenti oleh situasi dan kondisi.  Akhirnya, semangat membaca tetap menjadi motor utama, diiringi disiplin dan konsistensi menulis menjadi syarat penting,” tutup Dodi. (rem/bel)

 

Ketahui lebih banyak tentang BRIN melalui:

Website: https://www.brin.go.id/

Twitter: https://twitter.com/brin_indonesia

Instagram: https://www.instagram.com/brin_indonesia