• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 13 ) Mar 3, 2025

Peneliti BRIN Tekankan Peningkatan Pemahaman dalam Memaknai Bulan Ramadan


Jakarta - Humas BRIN. Menyambut bulan suci Ramadan 1446 H, Pusat Riset Agama dan Kepercayaan (PRAK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan kajian dan diskusi bertajuk "Marhaban Ya Ramadan". Berlangsung pada Jumat (28/02), Ibnu Hasan Muctar, peneliti PRAK BRIN membagi ilmunya tentang makna dan keistimewaan bulan Ramadan.


Ibnu yang juga Wakil Sekretaris Komisi Kerukunan antar Umat Beragama Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengungkapkan pentingnya bulan Ramadan dengan menegaskan pada kutipan Hadis Rasulullah SAW, yang menegaskan bahwa siapa yang bergembira menyambut Ramadan akan diharamkan jasadnya dari neraka. 


Ia lantas menjelaskan tiga tujuan utama puasa Ramadan berdasarkan Al-Quran surah Al-Baqarah. Yaitu peningkatan ketakwaan personal, pembentukan kesadaran sosial, dan pengembangan sikap syukur kepada Allah. “Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga sebagai sarana mencapai ketakwaan dan disiplin diri,” jelasnya.


Lebih lanjut, Ibnu menekankan bahwa puasa mengajarkan empati terhadap orang kurang mampu dan mendorong individu untuk berkontribusi dalam kegiatan sosial. Ia juga mengungkapkan bahwa berbuka puasa bersama keluarga dapat memperkuat ikatan sosial. 


Untuk itu, Ibnu mengingatkan pentingnya bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah, terutama dalam konteks makanan dan minuman yang sering dianggap remeh. 


Puasa, ditegaskannya, dapat membantu individu mengembangkan disiplin diri dan kontrol emosi. Hal itu ia tunjukkan dari sebuah penelitian yang menjelaskan bahwa individu yang rutin berpuasa memiliki tingkat stres lebih rendah dan kemampuan mengelola emosi yang lebih baik.


Selain itu, diulasnya dampak sosial dari puasa. Lalu ia menjabarkan tentang pengalaman menahan lapar dan haus yang membuat seseorang lebih peka terhadap penderitaan orang-orang yang kurang beruntung. "Puasa mengajarkan kita untuk tidak hanya fokus pada kebutuhan pribadi, tetapi juga berkontribusi dalam meringankan beban orang lain," tambahnya.


Lebih lanjut ia menyoroti peranan puasa dalam meningkatkan rasa syukur. Sebagaimana tersurat dalam Surah Al-Baqarah ayat 185. Dikatakan bahwa Ramadan adalah bulan di mana Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi umat manusia. “Puasa membuat kita lebih menghargai nikmat yang sering dianggap sepele, seperti makanan dan minuman,” sebutnya.


Dengan demikian, puasa di bulan Ramadan bukan hanya menjadi kewajiban ritual, tetapi juga kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri, memperkuat hubungan sosial, dan meningkatkan rasa syukur kepada Sang Pencipta. 


Maka ia berharap agar kegiatan ini dapat mendorong umat islam agar lebih mendalam dalam memahami makna puasa serta menerapkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari. 


Kepala PRAK BRIN, Aji Sofanudin, menekankan pentingnya menyambut Ramadan dengan kegembiraan. Hal itu mengacu pada hadis yang menyatakan bahwa mereka yang berbahagia akan diharamkan dari api neraka. “Webinar ini untuk menjelaskan berbagai aspek puasa, termasuk malam Laylatul Qadar yang diyakini lebih baik dari seribu bulan,” ungkapnya.


Memasuki bulan Ramadan, tidak luput dari niat setiap orang, pun Aji menyampaikan permohonan maaf atas segala kesalahan dan berharap agar peserta dapat menjalani bulan Ramadan dengan penuh keimanan. “Semoga tahun ini kita dapat memulai puasa dan lebaran bersama - sama. (smd/ ed:And/akb)