• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 111 ) Jul 24, 2024

Peneliti BRIN Berbagi Pengalaman Menulis Ilmiah dengan Metode NLR


Jakarta - Humas BRIN. Tinjauan literatur adalah sebuah tahapan penting dalam sebuah penelitian untuk memastikan apakah ada penelitian terdahulu yang bisa menjadi acuan penelitian saat ini. Tinjauan literatur ini juga dapat dijadikan analisis dalam menyusun penelitian. Yang tidak kalah penting bahwa fungsinya juga dapat digunakan untuk memeriksa perkembangan ilmu pengetahuan terkait penelitian yang sedang kita lakukan.

 

Hal itu disampaikan Puguh Prasetyoputra, Ketua Tim Riset Data Sains Kependudukan dari Pusat Riset Kependudukan (PRK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), saat memberikan pengantar diskusi Learning Lounge seri 3 bertemakan “An Introduction Narrative Literature Review (NLR)”, Selasa (23/7).

 

Secara lebih terperinci, ulasan mengenai NLR dibahas oleh Rahmat Saleh dan Marya Yenita dari Tim Riset Data Sains Kependudukan itu sendiri. Rahmat membuka presentasimya dengan menganalogikan bahwa tinjauan literatur adalah sebuah hal yang sangat penting dalam penulisan karya ilmiah, seperti halnya sebuah pilar bangunan yang harus kuat.

 

Lebih lanjut Rahmat memaparkan pemahamannya dari para ahli antara lain Galvan yang mengatakan bahwa tinjauan literatur sebagai keterampilan akademis penting yang mengharuskan kita mendemonstrasikan banyak tugas. Hal itu untuk melakukan penelitian, membaca dengan cermat, menganalisis dan menyintesis teori dan temuan, dan membuat argumen yang terorganisir tentang inti penelitian pada suatu topik. Selain itu, juga mengembangkan pengetahuan rinci tentang suatu topik penting dan mengenali sifat dinamis keilmuan dalam bidang studi tertentu.

 

Rahmat juga memaparkan beberapa tipe metodologinya antara lain tipe naratif, deskriptif, scoping/mapping, semi-sitematis, meta-analisis, sistematik, umbrella, teoretikal, realist, critical dan integratif. Lebih fokus lagi Rahmat memperbandingkan tiga model tinjauan literatur yakni antara Narative, Scoping dan Systemic dari sisi kelebihan/keuntungan maupun dari sisi kerumitan dan kompleksitasnya. 

 

Dijelaskan Rahmat, dalam metode narative literature review, peneliti dapat mengidentifikasi tema dan kesimpulan utama dari berbagai studi yang telah dilakukan sebelumnya. “Hal ini dapat membantu untuk menggabungkan hasil-hasil penelitian yang terpisah dan membuat kesimpulan yang lebih luas,” ujarnya.

 

Dengan demikian, metode tersebut memiliki keunggulan dalam memberikan gambaran yang luas dan komprehensif dari topik penelitian. Sehingga dapat memberikan informasi yang berguna bagi pengembangan penelitian dan praktik.

 

Sementara Marya Yenita memperkuat pemaparan Rahmat dari sisi penggunaannya, Seperti bagaimana mencari kesesuaian literatur yang dibutuhkan sesuai dengan penelitian dengan melihat dari tujuan penelitian, ruang lingkup/isu, dan pendekatan kurun waktu yang ingin didapatkan saat mencari melalui dokumen akademik yang ada. Misalnya artikel jurnal, buku-buku, laporan, tesis maupun disertasi melalui google scholar, JSTOR, Elsevier, dan wiley online library.

 

Marya juga memberi contoh bagaimana penggunaan kata kunci dan sinonim bisa mendapatkan tinjauan literatur yang lebih spesifik dan mendekati penelitian. Misalnya dalam bahasa indonesia kita mencari penelitian yang berhubungan dengan keluarga petani, petani muda, regenerasi keluarga petani, dam pertanian pemuda, maka dalam bahasa inggris kita menulis kata kuncinya adalah family farmers, young farmers, dan farmers regeneration.

 

Dalam memberi contoh penggunaan tinjauan literatur, Marya memaparkan bagaimana penelitiannya mendapatkan dokumen akademik sebanyak 42 dokumen. Hal itu terkait penelitiannnya dengan menggunakan cara menelaah judul penelitian, abstrak, dan konsep atau substansinya.

 

Di akhir papran, Marya memperlihatkan bagaimana pengolahan data menggunakan NLR bisa menganalisis konten sebagai konsep utama. Alasannya, karena peneliti adalah tools analisis utama, sementara tools seperti MS. Excel, Nvivo, Mendeley, dll hanya membantu mempermudah kategorisasi, penelusuran dokumen, visualisasi, dan lainnya.

 

Di akhir sesi, kedua narasumber memiliki kesimpulan yang sama. Yakni, NLR merupakan salah satu tinjauan literatur yang bertujuan untuk menarasikan sebuah isu dengan metode yang cukup fleksibel, namun rentan terhadap bias (subjektivitas peneliti/ penulisnya) dan lack of certainty statements (banyak juga pernyataan yang kurang pasti).

 

Kemudian kedua narasumber ini sepakat bahwa metode tersebut memungkinkan peneliti menghasilkan argumen yang menggambarkan suatu fenomena dengan memanfaatkan dokumen yang ada, tanpa perlu mengumpulkan data primer. Tetapi hal itu tetap menghasilkan informasi yang bermanfaat. Maka, keduanya sepakat bahwa peneliti harus mampu mengidentifikasi tujuan penelitian yang bisa dijawab dengan NLR dan menjustifikasi pilihan metode tersebut. (asp/ ed:And)