Peneliti BRIN Ajak Mahasiswa Lakukan Riset
Bandung-Humas BRIN. Peneliti Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Peberlin Sitompul menjadi narasumber pada kegiatan pelatihan riset untuk Persekutuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Sanctus Thomas Aquinas Kota Kupang pada Kamis (10/8) di Aula Dinas Sosial Provinsi NTT.
Tujuan pelatihan riset ini memberikan pelatihan tentang metode penelitian, baik metode penelitian kuantitatif, metode penelitian kualitatif dan metode gabungan. Juga diajari bagaimana menulis hasil karya ilmiah berupa prosiding maupun jurnal.
Metode kuantitatif merupakan metode penelitian yang mengambil data dalam jumlah yang banyak, bisa puluhan, ratusan, atau mungkin ribuan. Hal ini dikarenakan populasi responden penelitian kuantitatif sangat luas. Penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk meneliti masalah yang sudah jelas, memiliki populasi luas, dan bermaksud untuk menguji hipotesis,” ungkap Peberlin.
Peberlin juga menjelaskan kelebihan dan kekurangan metode kuantitatif. Kelebihannya hemat waktu, biaya, tenaga dan hasil akurat. Sedangkan kekurangannya memerlukan populasi besar dan jawaban responden tidak mendalam dan detail.
“Ciri-ciri penelitian kuantitiatif yaitu memiliki dua atau lebih variabel yang diukur pengaruhnya, Masalah penelitiannya menanyakan tentang ada atau tidaknya pengaruh antar variabel, Menggunakan sampel dan prinsip keterwakilan, bersifat obyektif dan relatif singkat,” paparnya.
Peberlin juga memberikan beberapa contoh topik penelitian pada PMKRI untuk melaksanakan riset terkait kesenjangan sosial di kota Kupang dan analisis krisis beras di NTT, isu el-nino yang kemungkinan berimbas pada stok pangan nasional. Selain itu penelitian terkait pengembangan wilayah NTT dari perspektif ekonomi dan sosial.
Dalam acara pelatihan riset PMKRI, hadir pula Direktur Pascasarjana Undana Kupang, Prof. Drs. Feliks Tans, M.Ed., Ph.D yang menyampaikan pelatihan riset ini dapat menjadi simpul untuk menumbuhkembangkan semangat meneliti di kalangan mahasiswa, baik mahasiswa S1 ataupun mahasiswa S2. Kemudian penelitian-penelitian untuk mengatasi persoalan bangsa seperti penyakit, kemiskinan, konflik sosial dan perusakan lingkungan.
Dalam pelatihan ini Peberlin menjelaskan bagaimana memulai penelitian dengan dasar-dasar metode penelitian, jenis-jenis penelitian dan contoh penelitian yang sedang dibahas dimasyarakat. Selain itu dipaparkan juga metode penulisan hasil risetnya baik berupa biografi, prosiding bahkan jurnal.
“Langkah-langkah penelitian yaitu menentukan topik yang jelas batas, bidangnya, tempatnya, dan waktunya, menentukan tujuan/tema, membuat kerangka, mengumpulkan data, mengolah dan menyusun data/kompilasi data, dan menulis laporan,” jelasnya.
Mahasiswa Katolik yang mendengar paparan ini sangat tertarik dan berminta untuk mulai menulis penelitian atau riset. Diakhir Peberlin juga menyampaikan kesediaanya untuk membimbing beberapa mahasiswa yang akan melakukan penelitian terkait kelistrikan, teknologi informasi dan astronomi.
Peberlin berharap
melalui kegiatan ini peserta pelatihan
bisa menjadi mahasiswa yang menghasilkan penelitian yang berkualitas, yang bisa
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di Indonesia, secara khusus di
wilayah Kupang. (cw, ed. kg).