• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 525 ) Jan 27, 2023

Pemanfaatan Iptek Nuklir untuk Radiofarmaka


Bandung – Humas BRIN. Pemanfaatan teknologi nuklir di Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) BRIN di bidang pertanian seperti untuk mutasi genetik tanaman pangan untuk menciptakan keanekaragaman hayati. Hal ini disampaikan oleh Arie Widowati pada kegiatan kunjungan dari Universitas Bhakti Kencana di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kawasan Tamansari (25/01).

 

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa di bidang industri, nuklir dapat bermanfaat untuk radiography, radiotracer dan column scanning. Serta di bidang Energi, untuk membangkitkan listrik secara efisien, berkelanjutan dan masif. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir merupakan salah satu pembangkit yang sedikit menghasilkan polutan udara.

 

“Nuklir juga bermanfaat di bidang kesehatan, yaitu untuk riset stunting dengan metode Teknik analitis nuklir dengan sensitivitas tinggi untuk mendeteksi unsur-unsur penting dalam kandungan makanan batita & balita,” jelas Arie. Hal lainnya adalah pada teknik Serangga Mandul adalah teknik yang digunakan untuk memandulkan nyamuk aedes aegypti jantan dengan menggunakan radiasi sinar gamma yang bermanfaat untuk mencegah penyakit demam berdarah. Selain itu, nuklir di bidang kesehatan bermanfaat untuk diagnosa penyakit menggunakan Sinar-X, Sinar Gamma dan Radioisotop

 

Periset dari Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka dan Biodosimetri, Eva Maria Widyasari, menjelaskan fasilitas serta kegiatan riset yang dilakukan di laboratorium RISB. “Laboratorium sistesis senyawa bertanda merupakan laboratorium yang melaksanakan penelitian dan pengembangan senyawa bertanda untuk aplikasi di bidang kesehatan dan industri. Untuk mendukung kegiatan litbang senyawa bertanda, laboratorium sintesis senyawa bertanda dilengkapi fasilitas box proses radioisotop dan senyawa bertanda, fasilitas ruangan laboratorium sintesis, laboratorium pencacah dan peralatan analisis yang mencukupi,” jelas Eva.


Diakhir penjelasan, Eva menerangkan pengembangan radiofarmaka yang telah dilakukan oleh periset di BRIN KNB ini. “Riset radiofarmaka disini dapat digunakan untuk mendiagnosis infeksi secara spesifik karena radiofarmaka dapat membedakan antara infeksi yang disebabkan oleh bakteri maupun non bakteri, diantaranya 99mTc-etambutol yang digunakan untuk mendeteksi infeksi yang disebabkan bakteri mycobacterium tuberculosis. Selain itu, radiofarmaka 99mTc-CTMP untuk diagnosis/terapi paliaif metastasis kanker tulang. Serta radiofarmaka 99mTc-DEC untuk mendeteksi penyumbatan kelenjar getah bening, mengetahui adanya cacing filariasis dalam kelenjar limfa.


Ghaida Bunga Maharani, salah satu pengunjung, menyampaikan testimoninya setelah mengujungi fasilitas nuklir di BRIN. “Sepengetahuan kami nuklir itu bom berbahaya, ternyata tidak. Kami baru tahu kalo nuklir bisa bermanfaat untuk makanan seperti beras yang sering kita konsumsi setiap hari. Kami juga baru tahu bahwa teknologi nuklir itu banyak manfaatnya untuk teknologi pangan yang berfungsi menghilangkan bakteri pada makanan hingga pengawet makanan dan lainnya,” jelasnya.


Kegiatan ini dihadiri oleh 70 mahasiswa Prodi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi merupakan rangkaian kegiatan kunjungan sekaligus dalam rangka perkuliahan mata kuliah Radiofarmasi. (kpv, ed. kg)