Pemanfaatan Iptek Nuklir untuk Radiofarmaka
Bandung
– Humas BRIN. Pemanfaatan teknologi nuklir di
Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) BRIN di bidang pertanian seperti untuk
mutasi genetik tanaman pangan untuk menciptakan keanekaragaman hayati. Hal ini
disampaikan oleh Arie Widowati pada kegiatan kunjungan dari Universitas Bhakti
Kencana di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kawasan Tamansari (25/01).
Lebih
lanjut ia menyampaikan bahwa di bidang industri, nuklir dapat bermanfaat untuk radiography,
radiotracer dan column scanning. Serta di bidang Energi, untuk
membangkitkan listrik secara efisien, berkelanjutan dan masif. Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir merupakan salah satu pembangkit yang sedikit menghasilkan
polutan udara.
“Nuklir
juga bermanfaat di bidang kesehatan, yaitu untuk riset stunting dengan
metode Teknik analitis nuklir dengan sensitivitas tinggi untuk mendeteksi
unsur-unsur penting dalam kandungan makanan batita & balita,” jelas Arie. Hal
lainnya adalah pada teknik Serangga Mandul adalah teknik yang digunakan
untuk memandulkan nyamuk aedes aegypti jantan dengan menggunakan radiasi
sinar gamma yang bermanfaat untuk mencegah penyakit demam berdarah. Selain itu,
nuklir di bidang kesehatan bermanfaat untuk diagnosa penyakit menggunakan
Sinar-X, Sinar Gamma dan Radioisotop
Periset dari Pusat
Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka dan Biodosimetri, Eva Maria
Widyasari, menjelaskan fasilitas serta kegiatan riset yang dilakukan di
laboratorium RISB. “Laboratorium sistesis senyawa bertanda merupakan
laboratorium yang melaksanakan penelitian dan pengembangan senyawa bertanda
untuk aplikasi di bidang kesehatan dan industri. Untuk mendukung kegiatan
litbang senyawa bertanda, laboratorium sintesis senyawa bertanda dilengkapi
fasilitas box proses radioisotop dan senyawa bertanda, fasilitas ruangan
laboratorium sintesis, laboratorium pencacah dan peralatan analisis yang
mencukupi,” jelas Eva.
Diakhir penjelasan, Eva
menerangkan pengembangan radiofarmaka yang telah dilakukan oleh periset di BRIN
KNB ini. “Riset radiofarmaka disini dapat digunakan untuk mendiagnosis infeksi
secara spesifik karena radiofarmaka dapat membedakan antara infeksi yang
disebabkan oleh bakteri maupun non bakteri, diantaranya 99mTc-etambutol
yang digunakan untuk mendeteksi infeksi yang disebabkan bakteri mycobacterium
tuberculosis. Selain itu, radiofarmaka 99mTc-CTMP untuk
diagnosis/terapi paliaif metastasis kanker tulang. Serta radiofarmaka 99mTc-DEC
untuk mendeteksi penyumbatan kelenjar getah bening, mengetahui adanya cacing
filariasis dalam kelenjar limfa.
Ghaida Bunga Maharani,
salah satu pengunjung, menyampaikan testimoninya setelah mengujungi fasilitas
nuklir di BRIN. “Sepengetahuan kami nuklir itu bom berbahaya, ternyata tidak.
Kami baru tahu kalo nuklir bisa bermanfaat untuk makanan seperti beras yang
sering kita konsumsi setiap hari. Kami juga baru tahu bahwa teknologi nuklir
itu banyak manfaatnya untuk teknologi pangan yang berfungsi menghilangkan
bakteri pada makanan hingga pengawet makanan dan lainnya,” jelasnya.
Kegiatan ini dihadiri
oleh 70 mahasiswa Prodi S1 Farmasi, Fakultas Farmasi merupakan rangkaian
kegiatan kunjungan sekaligus dalam rangka perkuliahan mata kuliah Radiofarmasi.
(kpv, ed. kg)