Pemanfaatan Fasilitas Nuklir untuk Penelitian di Bidang Kesehatan, Makanan dan Lingkungan
Bandung – Humas BRIN. Salah satu fasilitas nuklir di Badan Riset dan
Inovasi Nasional (BRIN) Kawasan Kerja Bersama (KKB) Tamansari yang dimanfaatkan
untuk penelitian yaitu Laboratoriun Analisis Aktivasi Neutron (AAN) dan
Laboratorium Pneumatik. Sebanyak 5 mahasiswa dari Program Studi Sarjana
Kimia,Fakultas Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam – Institut Teknologi
Bandung pada Senin (29/04) berkesempatan untuk mengetahui cara kerja di kedua
laboratorium tersebut.
Pada laboratorium Analisis Aktivasi neutron ini
dimanfaatkan untuk mengaktifkan inti atom dalam suatu unsur. Kami melakukan analisis
beberapa macam unsur, misalnya untuk mengetahui unsur besi yang ada di tanah. Sampel
terseubt akan dibawa ke reaktor untuk diiradiasi dengan mengaktifkan inti atom
menggunakan aktivasi neutron yang dapat menghasilkan beberapa radiasi, seperti alfa,
beta gamma.
“Untuk di BRIN KKB Tamasari sendiri menghasilkan gamma
atau mengalisisnya dengan gamma. Dimana Spektometer gamma digunakan untuk
memisahkan unsur agar tetap stabil. Laboratorium AAN sendiri posisinya harus berdekatan dengan
reaktor krn mengaktivasainya dgn reaktor, dalam hal ini, kami menggunakan
Reaktor TRIGA 2000 Bandung,” terang Indah Kusmartini, Peneliti Ahli Pertama
dari Pusat Riset Teknologi Analisis Berkas Nuklir.
Untuk menganalisis suatu unsur sendiri ada 2 metode,
yaitu kualitatif dan kuantitatif. Misal energi gamma untuk Co, Fe dan
sebagaiinya. Kita dapat mempelajarinya dari buku panduan alat tersebut untuk
melihat unsur dan energi gamma dari sampel. Lebih lanjut, Indah menambahkan di
KKB Tamansari pengguaan laboratorium AAN. “Aplikasi penggunaan Laboratorium AAN
untuk penelitian tentang udara, makanan, dan makanan,” tambah Indah.
Pusat Riset Teknologi Analisis Berkas Nuklir
memanfaatkan laboratorium AAN untuk menganalisis udara di beberapa kota.
Caranya dengan melakukan sampling udara dengan menggunakan filter. Filter
tersebut dimasukan ke reaktor untuk melihat beberapa unsur. Apabila salah satu
unsur tinggi maka mencerminkan kondisi atau aktivitas yang tinggi di kota
tersebut, misal aktivitas industri, kendaraan atau bencana alam seperti gunung
merapi.
Penelitian lain di
Laboratorium AAN yaitu untuk mengetahui penyebab tingginya angka stunting di
suatu daerah. Dengan menggunakan sampling Air Susu Ibu (ASI) dan makanan yang
dikonsumsi pada bayi di pagi, siang dan malam hari.
“Kami melakukan analisis
dilakukan dengan mencampur makanan yang dikonsumsi menggunakan blender, kemudian
dikeringkan dan sampel tersebut masukin ke reaktor. Untuk melihat secara umum nutrisi
makanan yang dikonsumsi dari anak yang stunting apakah dibawah panduan gizi
yang telah ditetapkan,” jelas Indah.
Indah juga menjelaskan di BRIN KKB Tamansari, ada laboratorium
peumatik dimana sampel yang ingin diuji dimasukkan kedalam kapsul, reaktor akan
menyedot/vakum sampel. Khusus untuk laboratorium pneumatik sendiri untuk
iradiasi jarak pendek, sekitar 5-7 menit, setelah itu sampel akan kembali ke
laboratorium secara otomatis setelah diiradiasi di reaktor. Ini khusus unsur dengan
waktu paruh pendek. (kpv)