Outing Class ke BRIN : Memahami Cuaca, Iklim dan Atmosfer
Bandung-Humas BRIN. Salah satu manfaat belajar di luar kelas adalah memberikan kemampuan kepada siswa untuk memanfaatkan sumber yang ada di lingkungan luar serta komunitas sekitar sebagai media pembelajaran. Memahami materi cuaca, iklim dan atmosfer dapat diperoleh dengan pelaksanaan kunjungan ke Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA), BRIN. Hal tersebut yang menjadi alasan SDN 079 Kopo Pajagalan Kota Bandung melakukan Outing Class ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kawasan Bandung-Djundjunan, Rabu, (12/10).
Cecep Suryana, selaku ketua rombongan mengungkapkan rasa bangga bisa berkunjung ke BRIN. Lebih lanjut Cecep mengatakan bahwa kunjungan ini dilaksanakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan Outing Class VI SDN 079 Kopo Pajagalan Kota Bandung. "Semoga apa yang disampaikan oleh narasumber dapat menambah ilmu dan pengetahuan para siswa sebagai tunas harapan bangsa," ungkapnya.
"Kegiatan layanan penerimaan kunjungan tamu merupakan bagian dari layanan publik yang wajib dilaksanakan oleh institusi pemerintah disamping layanan data dan informasi lainnya," ungkap Muhtar Gunawan, Humas BRIN Kawasan Bandung-Garut. Ia juga menghimbau agar SDN 079 Kopo memberikan masukan melalui pengisian Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) setelah pelaksanaan kunjungan tersebut.
Bumi memiliki lima lapisan yaitu hidrosfer, biosfer, lithosfer, kryosfer dan atmosfer. Menurutnya, atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk gas yang melingkupi Bumi. “Atmosfer menjadi penyebab utama kondisi cuaca dan iklim, atmosfer memiliki kandungan 79 persen nitrogen, 20 persen oksigen dan sekitar 1 persen argon,” jelas Amalia Nurlatifah, peneliti ahli PRIMA-BRIN.
Amalia Nurlatifah, biasa dipanggil Kak Amel ini sebelum pemaparan mengajak seluruh peserta untuk “ice breaking” agar para siswa kompak dan fokus menyimak materi yang akan disampaikannya.
Iklim dan cuaca memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Secara ruang, cuaca menempati ruang sempit dan terbatas berbeda dengan iklim yang bersifat makro dan lebih luas. "Iklim berbeda dengan cuaca. Cuaca adalah keadaan suhu udara, tekanan udara, curah hujan, angin, sinar matahari pada waktu dan tempat tertentu. Sedangkan iklim adalah keadaan rata-rata cuaca, iklim mengacu pada perilaku cuaca jangka panjang, termasuk dinamikanya," tegasnya.
Untuk perbedaan musim, ia menjelaskan bahwa sumbu rotasi bumi dengan kemiringan sebesar 23,5 derajat saat mengelilingi matahari (revolusi) menyebabkan perbedaan pancaran sinar matahari yang diterima oleh berbagai tempat di bumi. Akibatnya, terjadi perbedaan lamanya siang, malam dan pergantian musim.
Sementara itu dalam proses terjadinya hujan, uap air sebagai komponen utama, kemudian menyatu dengan debu-debu sebagai inti kondensasi yang bersifat higroskopis atau mudah menyerap air. "Kemudian terjadi titik-titik air, kumpulan titik-titik air akan naik ke lapisan atmosfer, lalu terjadi proses kondensasi atau pendinginan hingga pada titik jenuh, lalu jatuh menjadi hujan sebagai akibat dari adanya gravitasi," pungkasnya.
Tanya jawab peserta dilaksanakan
secara langsung pada saat pemaparan materi. Mulai dari keingintahuan tentang
profil kelembagaan hingga ketertarikan mengetahui parameter cuaca ditanyakan
langsung oleh peserta mulai dari pengertian angin, siklus hujan, hingga proses
hujan buatan. Kegiatan diakhiri dengan foto bersama. (MG ed: KG)