Menjadi Komunikator Sains, Pranata Humas BRIN Bersinergi dengan Peneliti Bumikan Hasil Riset dan Inovasi
Jakarta – Humas BRIN. Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Di Indonesia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang menyelenggarakan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap), serta invensi dan inovasi yang terintegrasi yang hasilnya harus dikomunikasikan kepada berbagai pemangku kepentingan sebagai dasar untuk membuat kebijakan yang berbasis ilmu pengetahuan (science based policy) dan diketahui serta dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Ekosistem kerja di BRIN memungkinkan pranata humasnya menjawab tantangan mengomunikasikan hasil litbangjirap serta invensi dan inovasi para peneliti di BRIN tersebut. Untuk itulah, Pengurus Cabang Ikatan Pranata Humas (IPRAHUMAS) BRIN mengangkatnya dalam program rutin BELIA (Belajar dari Ahlinya) episode ketiga dengan tajuk “Ketika Pranata Humas Bersinergi Dengan Peneliti”, pada Sabtu (18/3).
Di BRIN, pranata humas harus mampu menjadi komunikator sains yang berkolaborasi lintas fungsional khususnya fungsional peneliti untuk membumikan hasil-hasil penelitian.
Dalam konteks ini, Dodi Rosadi, S.E, M.M selaku Ketua PC IPRAHUMAS BRIN menyampaikan dalam sambutannya bahwa para pranata humas dapat belajar dari ahlinya, yakni dua narasumber Ir. Sugiarti (Pranata Humas Ahli Madya BRIN) dan Prof. Dr. Ir. Hendra Gunawan, M.Si. (Peneliti Ahli Utama Konservasi Keanekaragaman Hayati di Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN).
“Kita dapat mempelajari pengalaman kedua narasumber dalam menjalin sinergi antara dua fungsional berbeda yakni Pranata Humas dan Peneliti untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas dan membumikan hasil riset dan inovasi. “Sinergi antara humas dan peneliti tidak hanya terbatas pada membuat sebuah tulisan, banyak tugas-tugas kelembagaan lainnya yang dapat dikerjasamakan untuk mendukung tugas dan fungsi serta mencapai visi dan misi lembaga,” terang Dodi yang juga menyandang fungsional Pranata Humas Ahli Muda BRIN ini.
“Kegiatan BELIA yang ketiga kali ini merupakan kegiatan perdana PC IPRAHUMAS BRIN di tahun 2023, bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi pranata humas khususnya pranata humas di BRIN dan dapat pula diikuti oleh pranata humas di Kementrian/Lembaga serta Pemerintah Daerah,” imbuh Dodi.
Senada dengan Dodi, Pengarah PC IPRAHUMAS BRIN Ir. Jasyanto, M.M mengatakan,“Segala sesuatu jika dikerjakan oleh ahlinya akan menghasilkan suatu karya yang berkualitas, jadi sangat tepat hari ini PC IPRAHUMAS BRIN mengajak para pranata humasnya untuk belajar dari ahlinya mengenai pengalaman sinergi antara pranata humas dan peneliti dalam menghasilkan tulisan yang berkualitas untuk mendiseminasikan hasil riset dan inovasi kepada masyarakat luas”.
“Semoga pelatihan ini memberikan manfaat bagi Pranata Humas yang mengikuti dan yang lebih penting saya berharap pranata humas BRIN dapat mengikuti langkah Ibu Sugiarti sebagai Pranata Humas yang sudah sukses menjalin sinergi dengan peneliti,” sambung Jasyanto.
Hingga kini, sinergi antara Sugiarti dan Hendra Gunawan telah menghasilkan publikasi ilmiah bersama pada berbagai jurnal ilmiah dan menerbitkan enam judul buku, yakni : Mekongga Hidden Paradise of Sulawesi’s Biodiversity (LIPI PRESS, 2014); Sistem Monitoring dan Evaluasi Keanekaragaman Hayati di Taman Kehati (FORDA PRESS, 2015); Best Practices Series: Membangun Taman, Melestarikan Keanekaragaman, Manual Pembanguan Taman Keanekaragaman Hayati (FORDA PRESS, 2016); Buku pendidikan lingkungan hidup berbasis taman kehati yang pertama (Dinas Pendidikan Kabupaten Subang, 2017; 100 spesies pohon Nusantara (IPB PRESS, 2019); Taman Kehati Indramayu (IPB PRESS, 2020).
Sebagai seorang Pranata Humas Madya, Sugiarti telah menghasilkan 24 buku dan 21 makalah yang telah terbit dalam jurnal serta prosiding, 17 buku karyanya telah mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual untuk karya cipta buku. Dirinya juga pemegang empat penghargaan rekor MURI dengan kategori penulis buku pertama. Sedangkan Hendra Gunawan sebagai seorang Peneliti Ahli Utama telah mencatatkan 25 Hak Kekayaan Intelektualnya untuk hak cipta buku, menjadi pemegang lima penghargaan Rekor MURI dengan kategori penulis buku pertama. Hendra adalah Peneliti Macan Tutul Jawa yang pertama memperoleh gelar Profesor Riset.
Dalam paparannya, Sugiarti menjelaskan bahwa salah satu tugas pranata humas adalah menyosialisasikan program instansi atau satuan kerja tempatnya bertugas yang dapat dilakukan melalui tulisan ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah maupun tulisan populer di media massa. “Peneliti merupakan sumber informasi di BRIN, pranata humas di BRIN dapat memperoleh bahan untuk melaksanakan tugasnya menyosialisasikan program dan hasil-hasil riset dan inovasi dari para peneliti, itulah kenapa bersinergi dengan peneliti sangatlah penting bagi pranata humas di BRIN,” ungkap Ugi.
Tak lupa Sugiarti berbagi tips bagaimana membuat akun di google scholar dan tips jurnal terindeks di google scholar. “Penggunaan judul yang friendly dan pemetaan target pembaca serta membuat jurnal yang informatif dan orisinil menjadi 3 kunci penting agar jurnal dapat terindeks di google scholar,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama Hendra Gunawan mengangkat materi paparan berjudul “Sinergi Peneliti dan Pranata Humas Berbicara Sains di Media”. Dirinya menegaskan bahwa fungsi pranata humas di sebuah lembaga pemerintah tidak dapat dianggap remeh. Selain memiliki keterkaitan kerja dengan peneliti sebagai sumber informasi, pranata humas juga memiliki keterkaitan dengan media. “Melalui komunikasi yang baik, pranata humas berfungsi sebagai jembatan antara peneliti dengan media massa,” tuturnya.
Hendra melihat hubungan antara peneliti, pranata humas dan media. Menurutnya pranata humas pemerintah memiliki peran penting sebagai komunikator yang membuka akses dan saluran komunikasi dua arah; fasilitator dalam menyerap aspirasi publik; diseminator dalam pelayanan informasi terhadap internal organisasi dan publiknya; katalisator untuk menyelaraskan kepentingan pemerintah dengan publik; konselor, advisor, dan interpreter kebijakan pemerintah; prescriber kebijakan bagi pimpinan.
Di akhir paparan, Hendra memberikan tips kepada rekan humas dalam menjalankan tugasnya untuk menyosialisasikan program instansi atau satuan kerja tempatnya bertugas melalui tulisan ilmiah maupun populer yakni dengan banyak menulis (terlibat sebagai author, bukan hanya kontributor) dalam publikasi yang banyak menarik pembaca untuk mengutip/sitasi; upload publikasi agar mudah diakses oleh publik (misal diupload di web, blog, academia, researchgate); membuat akun google scholar dan akun Scopus; rajin mempromosikan diri melalui karya-karya tulis di berbagai media, mengikuti seminar sebagai pembicara.
Perlu digarisbawahi bahwa kapasitas BRIN sebagai lembaga yang mengkomunikasikan riset juga harus baik untuk mendukung kebijakan nasional berbasis ilmu pengetahuan (science-based policy). Untuk itulah peran komunikator sains sangat dibutuhkan untuk membumikan hasil-hasil riset dan inovasi. Mengolah data dan informasi hasil riset untuk kemudian disampaikan kepada stakeholder membutuhkan keahlian komunikasi sains. Artinya, kolaborasi dan sinergi antara pranata humas dengan peneliti, menjadi keniscayaan yang tak terbantahkan apalagi untuk lembaga riset besar seperti BRIN. (MYA/ed.SL)