• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 824 ) Apr 18, 2023

Mengenal 5 Kelompot Riset Antariksa BRIN


Bandung-Humas BRIN. “Saat ini kelompok riset (KR) di Pusat Riset Antariksa ada lima. Kelompok riset tersebut diantaranya KR Matahari, KR Ionosfer dan Propagasi Gelombang Radio, KR Gangguan Satelit  dan Benda Jatuh Antariksa, KR Astronomi dan Observatorium dan KR Dinamika Lingkungan Antariksa,” ungkap Kepala Pusat Riset Antariksa Emanuel Sungging.

 

“Tujuan monev ini adalah memonitoring dan evaluasi program riset Pusat Riset Antariksa yang sudah direncanakan di akhir tahun 2022 lalu,” ungkap Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa, Robertus Heru Triharjanto saat membuka kegiatan Monev ORPA Triwulan I, Senin (17/04).

 

Robertus menambahkan Organisasi Riset dan Pusat Riset merupakan puncak piramida untuk ilmu pengetahuan. Rekam jejak anggota dan PI (Person Investigator) sangat diperlukan dan kolaborasi dengan pihak eksternal dapat dievaluasi.

 

Lanjutnya, untuk meningkatkan kompetensi SDM, para periset di pusat riset yang masih Sarjana diwajibkan untuk melanjutkan ke jenjang Magister (S2). Selain itu untuk periset yang S3 ditargetkan sebesar 30% di Pusat Riset dan Organisasi Riset. Pola perekrutan di BRIN saat ini bisa dengan program Barista, DBR dan Manajemen Talenta.

 

“Selain hasil penelitian menjadi publikasi bisa juga menjadi Hak Kekayaan Intelektual (HKI),” harapnya.

 

KR Matahari membahas topik riset pengembangan penelitian CME di mana sudah dilakukan diskusi kerja sama pengembangan instrument pengamatan Matahari pada panjang gelombang H-alfa dengan periset ITERA.

 

KR Ionosfer dan propagasi gelombang radio membahas beberapa topik antara lain pengembangan model geo-iono storm, pengembangan model TEC dan sintilasi, model kanal ionosfer, karakteristik spread F dan karakteristik performa kanal ionosfer.

 

KR Dinamika Lingkungan Antariksa membahas beberapa topik riset terkait dinamika kopling angin matahari-magnetosfer-ionosfer dan bagaimana dinamika lingkungan antariksa dapat mempengaruhi wahana antariksa dalam hal ini satelit.

 

Isu sampah dan benda jatuh antariksa terus mengemuka. Sistem pengamatan dan pengolahan data yang dikembangkan belum memanfaatkan aspek robotik dari teleskopnya sehingga topik riset yang diambil pada KR Gangguan Satelit dan Benda Jatuh Antariksa adalah otomatisasi proses pengamatan fotometri sampah antariksa dan pengolahan datanya.

 

KR Astronomi dan Observatorium Nasional membahas riset kecerlangan langit di sekitar kawasan Observatorium Nasional, kajian teleskop radio untuk Observatorium Nasional, pengukuran fotometri, analisis efemeris Bulan dan Matahari dan potensi banjir pasang di pantai selatan Jawa dan Bali.

 

Emanuel Sungging memberikan kesimpulan bahwa penelitian terkait dosis radiasi bisa bekerja sama dengan mitra, mengupayakan workstation khusus untuk mesin pengolah data, terkait rumah teleskop akan dibicarakan lebih lanjut dengan pihak manajemen dan stakeholder.

 

“Mudah-mudahan para periset bisa melaksanakan penelitian dengan lebih baik lagi,” ucapnya. (cw, ed: kg)