• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 315 ) Jan 10, 2024

Memperdalam Tafsir Ilmu, Mahasiswa Universitas Darussalam Gontor Kunjungi BRIN


Jakarta – Humas BRIN. Pusat Riset Agama dan Kepercayaan (PRAK) merupakan salah satu dari 85 Pusat Riset di BRIN yang khusus mengkaji terkait dengan agama. Kajian yang dilakukan oleh PRAK juga dekat sekali dengan pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan non Islam lainnya. Bahkan terdapat kelompok riset di PRAK yang khusus mengkaji terkait pendidikan agama, salah satunya tentang pesantren.

 

Hal tersebut diungkapkan Aji Sofanudin, Kepala PRAK dalam sambutannya saat membuka acara kunjungan mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Universitas Darussalam Gontor di Kampus BRIN Kawasan Sains Sarwono Prawirohardjo Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (09/01).

 

Pada kunjungan kali ini, mahasiswa dapat berdialog langsung dengan para narasumber BRIN mengenai kajian-kajian terkait ilmu tafsir. Aji berharap bahwa kesempatan tersebut bukan kunjungan terakhir ke BRIN. ”Semoga ke depannya dapat terjalin skema kolaborasi antara Universitas Darussalam Gontor dengan BRIN melalui beberapa program BRIN seperti pembimbingan tugas akhir, post doctoral, atau lainnya,” harapnya.

 

Rifky Yulisyah Bagus Baskoro selaku dosen pembimbing berharap semoga kunjungan tersebut dapat memberi manfaat khususnya bagi para mahasiswa Universitas Darussalam Gontor. Setelah berkunjung ke BRIN, pihaknya berharap para mahasiswa dapat memperoleh wawasan baru di bidang riset dan inovasi dalam rangka menambah khazanah keilmuan dan wawasan ilmu pengetahuan baru. Sehingga kita dapat menyinergikan, mengolaborasikan antara ilmu tafsir dan juga ayat-ayat kauniah.

 

Harapan lainnya yaitu dapat memberikan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. “Semoga kegiatan ini menghasilkan sesuatu yang positif dan juga memberikan dampak positif untuk kemajuan bangsa Indonesia khususnya bagi para mahasiswa,” ucap Rifky.

 

Dalam kunjungan dipaparkan tema “Menganalisis Teknologi dan Sains Sebagai Bentuk Pendekatan Tafsir Ilmi” oleh Abdul Jamil Wahab, peneliti ahli madya PRAK. Dalam paparannya yang berjudul “Tafsir Ayat-Ayat Kauniah (Tafsir Ilmi)”, Jamil mengawalinya dengan membahas sekilas mengenai beberapa tafsir produk lajnah pentashihan Mushaf Al-Quran. Yaitu, tafsir tahlili, tafsir wajiz, tafsir tematik, dan tafsir ilmi.

 

Tafsir ilmi adalah tafsir yang terkait dengan ayat-ayat kauniah. Tafsir ilmi menitikberatkan pada kajian saintifik terhadap ayat-ayat kauniyah dalam Al-Quran. Di dalam Al-Quran tidak hanya mengandung masalah kepercayaan (akidah), hukum, dan pesan moral, tetapi juga berisi petunjuk memahami rahasia alam raya.

 

Terkait urgensi tafsir ilmi, Jamil mengungkap bahwa tidak semua ulama sepakat dengan tafsir ilmi. Lalu ia menyebutkan, beberapa ulama yang mendukung tafsir ilmi mengungkapkan alasannya yaitu bahwa ayat-ayat kauniah merupakan petunjuk atas keagungan dan kekuasaan Tuhan, untuk sebagian orang. Prinsipnya, dengan memahami ayat-ayat kauniah akan memperkuat keimanan kepada Tuhan.

Diuraikannya, adanya tafsir ilmu menunjukkan apresiasi Islam atas perkembangan ilmu pengetahuan, sekaligus bukti bahwa agama dan ilmu pengetahuan tidak saling bertentangan. Lalu, dapat mempertegas iman manusia modern di era ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Hal itu melalui temuan-temuan ilmu pengetahuan banyak membuktikan kebenaran pernyataan dalam Al-Quran.

 

Tafsir ilmi juga dapat menjadi model baru dalam mengenalkan Tuhan kepada manusia modern. Terakhir, tafsir ilmi menjadikan Al-Quran sebagai paradigma dan dasar yang memberikan makna spiritual terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Urgensi tafsir ilmi lainnya yaitu terkait pembuktian kisah-kisah dalam Al-Quran secara ilmiah.

 

Sedangkan beberapa argumentasi para ulama yang menolak tafsir ilmi yaitu bahwa terdapat kerapuhan filologisnya, kerapuhan teologisnya, dan kerapuhan secara logika. Mereka khawatir tafsir ilmi akan melemahkan dan mendegradasi Al-Qur’an yang kekal, absolut, universal, dan sakral.

 

Jamil berpendapat bahwa tafsir ilmi menjadi pengantar dalam memahami ayat-ayat kauniah. Sehingga ayat-ayat kauniah dapat dipahami untuk kita dapat merasakan betapa agungnya dan berkuasanya Tuhan yang kita sembah.

 

Untuk kehati-hatian, Jamil mengungkapkan beberapa pedoman prinsip dasar penyusunan tafsir ilmi yang harus diperhatikan. Yaitu, memperhatikan arti dan kaidah kebahasaan, memperhatikan konteks ayat yang ditafsirkan, memperhatikan tafsir dari Rasulullah, sahabat, tabiin, dan ulama tafsir.

 

Kemudian, tafsir ini tidak untuk menghakimi benar atau salah suatu hasil penemuan ilmiah. Gunanya untuk memperhatikan kemungkinan suatu kata atau ungkapan memiliki sejumlah makna, memahami betul segala sesuatu yang berkaitan dengan objek bahasan ayat, serta tidak menggunakan temuan ilmiah yang masih bersifat teori dan hipotesis.

 

Acara kunjungan ini dihadiri oleh 39 mahasiswa dihadiri pula oleh Deki Ridho Adi Anggara selaku dosen pembimbing Universitas Darussalam Gontor serta narasumber BRIN, Yumasdaleni, peneliti ahli madya PRAK. (RPS/ed:And)