• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 239 ) Jun 27, 2023

Malam Batik Sawit, Inovasi BRIN Masuki Tahap Presentasi dan Wawancara KIPP


Jakarta-Humas BRIN. Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2023 telah memasuki tahap presentasi dan wawancara. Tahap penilaian presentasi dan wawancara di hadapan Tim Panel Independen (TPI) bertujuan untuk memberikan informasi secara langsung kepada para juri dan juga masyarakat mengenai inovasi yang telah diterapkan, serta manfaat dan dampaknya kepada publik melalui proposal inovasi yang sebelumnya telah disampaikan. Salah satu inovasi BRIN yang berhasil meraih TOP 99 dan memasuki tahapan presentasi dan wawancara KIPP tahun 2023 adalah Malam Batik Sawit, Tahap presentasi dan wawancara akan memilih 45 inovasi sebagai Top Terpuji (Top 45).

Pada sesi presentasi dan wawancara KIPP secara daring,  di Jakarta (27/06), Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menjelaskan, batik merupakan warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi yang telah ditetapkan oleh Unesco yang perlu dijaga kelestariannya. Salah satu komponen utama dalam industri batik adalah malam. Malam yang selama ini digunakan bahan baku utamanya adalah parafin yang berasal dari minyak bumi.

Dalam presentasi yang berlangsung selama tujuh menit ini, Handoko juga menekankan pentingnya penggantian parafin berbasis minyak bumi dengan bahan yang bersumber dari produk terbarukan. Hal ini mengingat keberlangsungan produksi batik membutuhkan penyediaan sumber daya yang lestari dan sebisa mungkin terbarukan dan lokal.

Handoko menambahkan salah satu potensi yang dapat menjadi sumber bahan pengganti parafin minyak bumi adalah minyak sawit. Minyak sawit memiliki fraksi padat stearin yang saat ini umumnya dipisahkan dalam industri refinery fraksinasi, yang berpotensi untuk digunakan sebagai bahan baku untuk produk pengganti paraffin. Namun, lemak padat sawit tersebut masih memerlukan berbagai tahapan proses modifikasi struktur molekulnya untuk dapat kompatibel dengan komponen-komponen penyusun formula malam batik lainnya sehingga diperoleh karakteristik formula yang tepat.

Sasaran kedepan dengan diterimanya produk tersebut oleh pasar yaitu penciptaan konsumen baru bagi minyak sawit pada sektor yang belum tersentuh, sehingga meningkatkan konsumsi minyak sawit. Inovasi ini diharapkan membuka peluang penciptaan wirausaha baru dan lapangan kerja di bidang industri pembuatan malam batik pada skala pabrikasi.

Harapan lain terkait malam batik sawit yaitu makin dikenalnya produk malam batik berbasis sawit dengan harga yang  lebih murah dibanding produk ekspor, dengan berbagai keunggulan dalam pembatikan. Keunggulan yang dimaksud antara lain berdaya tembus baik, lentur, ngawat, lancar pada aliran canting, mudah dilorot, dapat diaplikasikan pada beberapa metode pembatikan tulis dan cap, dan dapat diaplikasikan untuk pembatikan malam dingin, ujar Handoko.

Sementara itu pada kesempatan yang sama Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN, Puji Lestari mengatakan " Malam batik sawit menghubungkan dua kekayaan Indonesia yaitu batik, sebagai kekayaan warisan  budaya bangsa yang harus dirawat, dan sawit sebagai sumberdaya ekonomi pertanian/perkebunan terbesar Indonesia yang harus dikembangkan dalam perluasaan penggunaan ke sektor-sektor baru dan peningkatan nilai tambah," Ujar Puji.

Puji mengatakan, strategi keberlanjutan kedepannya adalah implementasi yang dilakukan dengan menjalin kerjasama produksi Bio Parafin Substitute  sebagai pengganti paraffin/micro wax yang diperlukan dalam formulasi malam batik sawit dengan industri yang memiliki kapasitas cukup; pendampingan adaptasi formulasi-produksi malam batik pada perajin malam, pembentukan kawasan/kampung batik sawit, branding dan pembentukan pasar untuk meningkatkan penyebaran penggunaan turunan sawit tersebut pada industri kreatif batik. Puji berharap inovasi malam batik sawit dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian batik Indonesia melalui penyediaan malam batik dari sumber daya yang lestari, terbarukan dan lokal Indonesia. 

Keberlanjutan batik tidak hanya mampu menyediakan bahan dan sarana produksi yang terjangkau bagi perajin batik saat ini diantaranya malam batik, tetapi juga berkelanjutan baik menggunakan produk terbarukan dari fraksi minyak sawit yang tersedia melimpah. 

Serta antisipasi ketersediaan bahan malam dimasa depan dengan berkurangnya penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar fosil sebagai akibat beralihnya sumber energi yang lain sehinggaberdampak terhadap ketersediaan paraffin. Secara umum pemanfaatan malam batik sawit  lebih ramah lingkungan, ekonomis dan menghemat devisa negara, ungkap Puji.

Finalis Top Inovasi berjumlah 114 terdiri dari Top 99 Inovasi kelompok umum dan Top 15 Inovasi dari kelompok khusus. Inovasi-inovasi tersebut dinilai memenuhi kriteria inovasi pelayanan publik, yaitu memiliki unsur kebaruan, efektif, bermanfaat, potensial dan/atau sudah direplikasi, dan memiliki dukungan keberlanjutan. (Ige,sj/edt.pur)

dikutip dari : https://www.brin.go.id/news/113168/malam-batik-sawit-inovasi-brin-masuki-tahap-presentasi-dan-wawancara-kipp