Magang di Kebun Raya Purwodadi BRIN, Ini Aktivitas Riset yang Bisa Dilakukan Mahasiswa
Purwodadi
- Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membuka peluang kolaborasi
dengan mahasiswa untuk melakukan riset bersama maupun memanfaatkan fasilitas
riset yang dimiliki BRIN, salah satunya di Kawasan Konservasi Ilmiah (KKI)
Kebun Raya Purwodadi (KRP).
Peneliti
Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi (PREE) BRIN Linda Wige Ningrum mengatakan, aktivitas
mahasiswa magang atau Praktik Kerja Lapangan (PKL) di KKI KRP BRIN, di antaranya
melakukan pengelolaan data koleksi tumbuhan, pemasangan papan nama tumbuhan,
inspeksi herbarium, dan inspeksi koleksi tumbuhan.
“Selain itu, di KKI KRP BRIN,
mahasiswa juga bisa melakukan banyak sekali aktivitas riset, seperti pemilihan
calon bibit tanaman, perbanyakan tanaman dengan berbagai metode, transplantasi
tanaman, inventarisasi hama tanaman, dan sebagainya,” ungkap Wige, pada kegiatan
visitasi 52 mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, yang
tergabung dalam Lembaga Kedaulatan Mahasiswa Agritech Research and Study
Club (ARSC), ke KKI KRP BRIN, Purwodadi, Senin (4/9).
Peserta visitasi diberikan
pemahaman pada salah satu kegiatan riset yang dilakukan periset di KKI KKP
BRIN, yaitu pemantauan kesehatan pohon koleksi marga Dillenia. Wige
mengungkapkan, BRIN membuka peluang yang begitu luas bagi mahasiswa untuk PKL atau
magang reguler, magang riset, Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) riset, MBKM
non-riset, riset kolaborasi, riset tugas akhir/skripsi/tesis/ disertasi, maupun
menjadi asisten riset.
Dirinya juga memaparkan proses
bisnis PREE BRIN Tahun 2023, dan memberikan gambaran ruang lingkup kegiatan
riset PREE BRIN, meliputi ecosystem service, species ecology, integrated
landscape ecology, molecular ecology, climate change studies, ethnobiology,
dan sustainable forest management.
“Beberapa capaian kerja sama BRIN
dengan berbagai pihak khususnya di bidang pangan, di antaranya peningkatan
pemberdayaan pangan lokal di pelosok masyarakat, peningkatan beberapa tumbuhan
pangan secara ketahanan komoditas, daya peningkatan alat-alat pertanian, dan
metode penerapan pertanian modern (smart farming), peningkatan lahan-lahan
produktif, peningkatan inovasi sistem rendah emisi, dan peningkatan produktivitas
hasil pertanian berkolaborasi dengan beberapa perusahaan,” bebernya.
Sampai saat ini, BRIN memiliki 12 Organisasi
Riset (OR) yang terdiri dari 85 Pusat Riset (PR). Masing-masing PR memiliki
banyak sekali kelompok riset. “PREE berada di bawah OR Hayati dan Lingkungan,”
jelasnya.
Wige berharap, dengan adanya penjelasan
semacam ini, para mahasiswa mengetahui lembaga riset BRIN yang ada di Indonesia,
terbukanya berbagai peluang kerja sama yang dapat melibatkan mahasiswa bersama periset
BRIN, memberikan aksesibilitas informasi terkait beasiswa riset untuk para
mahasiswa terutama mahasiswa akhir untuk skripsi dll, mahasiswa mendapatkan
informasi terkait jaringan kerja sama riset, menambah peluang dan pengetahuan
untuk para mahasiswa bergabung bersama BRIN dalam hal riset dan kerja sama lainnya,
dan menjadi input informasi terkait peluang kerja di BRIN.
Pada kesempatan yang sama, Subkoordinator
Pengelola Koleksi Ilmiah BRIN Tulabi menyampaikan pengenalan koleksi tanaman,
prosedur untuk mengakses koleksi, dan kegiatan konservasi di KRP.
Selain itu, mahasiswa diberikan
gambaran penataan koleksi tumbuhan, yang didasarkan atas pola klasifikasi
tertentu dengan mempertimbangkan nilai estetika, sehingga dapat menjadi daya tarik
bagi masyarakat umum.
“Koleksi tumbuhan di KKI KRP BRIN
memiliki nilai ekonomi dan pendidikan yang sangat tinggi, sehingga sangat
potensial untuk dijadikan laboratorium botani hidup. Bagi para akademisi,
peneliti, dan masyarakat kebun raya bisa dimanfaatkan untuk pendidikan lingkungan,
penelitian, magang, maupun MBKM,” tuturnya.
Untuk semakin membuka wawasan
mahasiswa, Tulabi juga menjelaskan secara gamblang mengenai alur pengelolaan
koleksi, mulai dari penerimaan material tanaman, pendataan registrasi tanaman,
pembibitan, pengelolaan dan pemeliharaan tanaman, sampai dengan kegiatan
inspeksi tanaman.
Mahasiswa pada kesempatan ini juga
diajak berkeliling KKI KRP BRIN untuk melihat langsung dari dekat rumah kaca,
pembibitan, dan beberapa petak koleksi.
Salah satu mahasiswa, Muhammad
Dhafa Aryaprayoga mengaku dirinya mendapat pencerahan dari visitasi ini. Karena
selama ini, dia hanya mengenal kebun raya sebatas objek wisata alam yang indah.
“BRIN dipilih dalam kunjungan
visitasi karena selaras dengan corak riset di Lembaga Kedaulatan Mahasiswa ARSC.
Harapannya adalah bisa lebih memahami kondisi riset yang ada di Indonesia,”
harapnya.
Selain itu, informasi yang didapat
menjadi bekal para mahasiswa yang memiliki minat sebagai peneliti dan bergabung
di BRIN.
“Dari kegiatan ini, kami bisa
lebih paham tentang BRIN, terutama tentang jalur yang harus ditempuh apabila
hendak memanfaatkan prospek pendanaan riset BRIN, peluang menjadi asisten riset
di BRIN, maupun kolaborasi riset dengan periset BRIN. Harapan kami sebagai
mahasiswa adalah adanya informasi pendanaan riset maupun kesempatan kolaborasi
riset sivitas kampus dengan BRIN yang masif dan berkala di kampus-kampus,” tutup
Dhafa. (sa/ed:frw, tnt)