Layanan Laboratorium Komputasi Berkinerja Tinggi (HPC) BRIN
Cibinong-Humas BRIN. Hadirnya teknologi berbasis komputasi telah memudahkan pengguna untuk menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan industri maupun riset. Seringnya, pengolahan data yang besar selalu diiringi dengan diperlukannya perangkat yang optimal dan stabil untuk dapat menyelesaikan task yang diberikan pada sistem komputer secara cepat dan akurat. Membangun perangkat yang optimal dan stabil untuk kepentingan pengolahan data yang besar juga memerlukan pendanaan dengan harga yang fantastis.
BRIN telah memiliki teknologi komputer dengan kapasitas kinerja tinggi dan penyimpanan yang besar bernama High Performance Computing (HPC). Fasilitas HPC ini sudah ada sejak 2013 untuk kebutuhan riset. HPC merupakan layanan sains bagi masyarakat yang membutuhkan pengolahan data dengan ukuran raksasa.
BRIN Insight Every Friday (BRIEF) edisi ke-38 pada Jumat (12/8) mengangkat tema "Lab Komputasi Berkinerja Tinggi (HPC)" dengan narasumber Dr. Rifki Sadikin M.Kom. (Kepala Pusat Riset Komputasi BRIN).
Pusat Riset Komputasi - OR Elektronika dan Informatika membuka peluang kolaborasi dengan stakeholder, baik dari universitas dan kementerian/lembaga untuk berkolaborasi riset melalui mekanisme fasilitasi riset. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk magang dalam program Merdeka Belajar kampus Merdeka (MBKM) baik bimbingan skripsi, tesis, dan disertasi.
“Kenapa di BRIN ada infra struktur riset ini. Kita harus lihat bahwa makin kesini metode atau metodologi ataupun pemrosesan data dengan komputer itu menjadi hal yang umum, dan menjadi alternatif dari beberapa disiplin ilmu. Misalnya untuk bidang hayati, kesehatan dan pangan saat ini pengelolaan data dengan model yang banyak gambar, teks bahkan sampai level genomik, membutuhkan pemrosesan atau analisis yang menggunakan komputasi,” kata Rifki mengawali paparannya.
“Kita menyebutnya komputasi berskala ekstrim. HPC menyediakan komputer yang banyak atau node yang banyak sehingga bisa dilakukan komputasi yang berskala ekstrim. Maksud ekstrim di sini adalah HPC ini memiliki kemampuan di atas tera yaitu peta. Ini dibutuhkan pada riset-riset berbasis komputasi atau menggunakan metodologi komputasi,” ujar Rifki.
Dirinya menambahkan, contoh pekerjaan yang membutuhkan komputasi seperti pada bidang hayati pada saat memproses data sekuen. Bagaimana molekuler dinamis dari sebuah campuran tertentu? Bagaimana interaksi antara satu zat dengan zat lain yang biasanya dilakukan di lab basah. Kalau semuanya dilakukan di lab basah akan membutuhkan biaya lebih mahal. Tetapi kalau menggunakan komputer bisa menurunkan jumlah kandidat yang lebih sedikit, sehingga bisa lebih ekonomis dalam risetnya.
“Selain hayati bidang material sainspun menggunakan komputasi berskala ekstrim. Misalnya untuk melihat perilaku material baru. Beberapa contoh yang pernah dilakukan oleh kawan-kawan di BRIN seperti simulasi terkait permukaan gelombang air laut, dan bagimana perilakunya setelah menggunakan pemodelan matematika yang sesuai. Selain itu bidang transportasi, Artificial Inteligen. Artificial atau Big Data Analityc juga menggunakan HPC untuk mendapatkan pola pengumpulan data,” jelasnya.
Rifki mengatakan, bahwa komputasi ekstrim ini menjadi enabler bagi riset-riset yang membutuhkan komputasi dan menjadi hal yang wajar dalam proses riset. Penggunaan HPC di BRIN, adalah sebagai platform untuk menyimpan data, terutama data peralatan laboratorium. Misalnya di dalam bidang informatika kita punya mesin untuk mensekuens urutan DNA atau RNA dan hasil sekuens disimpan. Terutama genome yang memiliki ukuran terabite.
“HPC BRIN kita bagi dua, pertama komputasi umum. Berisi node CPU, ada juga spesialis kecerdasan artifisial biasanya untuk merunning mesin learning. Informasi mengenai HPC dapat diperoleh melalui http://hpc.brin.go.id. ,” terang Rifki.
Ia mengungkapkan HPC BRIN dibuat untuk menyediakan infrastruktur komputasi untuk tujuan riset untuk internal dan eksternal BRIN. Berbasis open HPC dan manajemen sumber daya open PBS. Aplikasi penggunaan melalui E-layanan sains BRIN : http://elsa.brin.go.id
Rifki menguraikan sejarah singkat lahirnya HPC BRIN, pada 2004 sudah ada cluster yang digunakan oleh grup Fisika Teori dan yang menginisiasi adalah Pak Handoko Kepala BRIN sekarang. Pada 2013 tersedia HPC di Cibinong dengan 148 nodes dan pada 2018 ditambah dua nodes lagi.
BRIN selalu mengelola dan menambah kapasitasnya. Tentu harapannya penambahan kapasitas harus sesuai dengan penggunaanya. “Setelah integrasi BRIN kita memiliki HPC khusus untuk AI dan Big Data yang terdapat cluster GPU yang berlokasi di Serpong. Agar dapat menggunakan akses HPC BRIN, pengguna harus mendapatkan akun di elsa(E-layanan sains), sedangkan untuk internal BRIN bisa melalui login SSO. Kemudian kita ikuti langkah-langkah yang ada dan mengisi form yang tersedia. Jika nanti hasil kegiatan berupa publikasi kita minta diacknowledge saja bahwa paper ini dikerjakan di HPC BRIN,” tutur Rifki.
Sampai saat ini BRIN masih menyediakan layanan yang sifatnya CLI (Command Line Interbase) harus menggunakan secure cell untuk mengaksesnya. “Ke depan HPC BRIN akan dikelola oleh manajer lab, admin sistem, admin aplikasi. Kami berharap nantinya ada periset yang bersedia sebagai community service untuk mengelola aplikasi-aplikasi,” harap Rifki mengakhiri. (ew)