Kolaborasi Riset BRIN - UINSA: Peluang Pemanfaatan Data Antariksa
Bandung – Humas BRIN. Kolaborasi riset merupakan hal yang penting bagi suatu
lembaga penelitian, baik dari dalam maupun luar negeri. Beberapa peneliti di
Pusat Riset Antariksa BRIN menjadi narasumber pada seminar bertema ”Perubahan
Iklim di Indonesia: Kondisi, Solusi dan Peluang Pemanfaatan” yang diadakan di
Gedung Sains dan Teknologi Kampus Gunung Anyar, Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya (UINSA), Fakultas Sains dan Teknologi, Program Studi Matematika,
pada Kamis (30/5). Sebelumnya, pada Rabu (29/5), dilakukan pembahasan kolaborasi
riset dan akuisisi data pengamatan Matahari antara BRIN dan Prodi Ilmu Falak
UINSA.
Johan Muhamad, salah satu pembicara dari BRIN, membahas
dampak aktivitas Matahari terhadap Bumi. Dia menjelaskan bahwa ledakan flare
dari Matahari dapat melepaskan energi besar dalam bentuk radiasi gelombang
elektromagnetik dan partikel energi tinggi yang dapat mencapai Bumi dalam 2-3
hari.
”Magnetosfer Bumi berperan sebagai perisai yang
melindungi Bumi dari partikel bermuatan listrik. Riset penting dilakukan untuk
mendukung prediksi aktivitas Matahari sebagai langkah mitigasi bencana,” ungkap
Johan, Peneliti Ahli Madya di Pusat Riset Antariksa BRIN.
Pembicara lainnya, Ayu Dyah Pangestu, memaparkan risetnya
terkait pengamatan Gerhana Matahari Total (GMT) pada 20 April 2023 untuk
memprediksi puncak siklus Matahari ke-25. Ayu menjelaskan prediksi siklus
Matahari berdasarkan data pengamatan dan analisis struktur korona Matahari dari
pengamatan GMT 2023.
”Struktur, bentuk, dan kecerlangan korona Matahari akan
berbeda (unik) untuk setiap peristiwa GMT dan berkaitan dengan siklus Matahari.
Siklus Matahari 11 tahunan menjadi proksi untuk mengetahui aktivitas Matahari.
Siklus ini memiliki amplitudo bervariasi yang dapat mempengaruhi kondisi cuaca
antariksa sehingga penelitian terkait dengan prediksi siklus Matahari penting
dilakukan,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, peneliti BRIN lainnya, yakni
Nanang Widodo dan Gerhana Puannandra Putri, juga memaparkan materi yang bisa
dijadikan bahan kolaborasi antara BRIN dan UINSA. Materi yang disampaikan
terkait studi kecerlangan langit malam menggunakan data Sky Quality Meter (SQM)
dan studi terkait astronomi secara umum. Materi ini disampaikan kepada dosen
dan mahasiswa. Melalui seminar dan penjajakan ini, diharapkan dapat menjaring
peluang-peluang kolaborasi riset antara BRIN dan UINSA ke depannya. (cw, ed.kg)