• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 761 ) Jan 29, 2024

Kepala BRIN Tegaskan agar Lakukan Riset Sesuai dengan Standar Global


Jakarta – Humas BRIN. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menyampaikan bahwa publikasi riset harus dilaksanakan dengan benar sesuai dengan standar dan norma komunitas global, sehingga kebaruan yang diklaim dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Hal tersebut disampaikan dalam sambutan apel pagi pada Senin (29/01) secara daring.


“Pembaruan daftar jurnal reputasi sudah dilansir pada 19 Januari yang lalu, di sini perlu saya sampaikan sekali lagi meskipun sudah sering kali saya sampaikan bahwa BRIN di pusat tidak melakukan penilaian secara substantif karena penetapan dilakukan secara mekanistis, ini adalah penetapan minimal berbasis pengindeks global yang memang diambil oleh komunitas,” tutur Handoko.


“Selain itu, sepanjang tahun berjalan bisa dilakukan delisting di database tahun tersebut apabila ada masukan atau informasi tertulis dari komunitas yang terkait, apakah himpunan profesi, Organisasi Riset, kampus. Kita masih menerima masukan tetapi masukan itu untuk melakukan delisting jadi tidak untuk memasukkan yang di luar yang sudah ada di pengindeks global,” lanjut Handoko.


Handoko mengatakan kepala OR dan kepala PR dapat melakukan seleksi jurnal sesuai cakupan bidang risetnya. Selain itu kepala OR dan PR berkewajiban membina para periset dibawahnya, dan tidak melakukan pembiaran. Fokus ke hands-on dari proses (aktivitas riset) untuk menghasilkan riset yang baik, dan tidak terjebak hanya di proses akhir yaitu penulisan KTI, dan lain-lain.


“Saya minta seluruh kepala OR dan kepala PR itu dapat membina karakteristik di bawahnya, jangan cuek, jangan dibiarkan supaya para periset kita bisa segera meningkat aktivitas risetnya sehingga dapat menghasilkan hasil riset yang baik dan kemudian pada ujungnya bisa dipublikasikan di tempat yang seharusnya,” tutur Handoko.


“Jadi sekali lagi publikasi itu bukan tujuan, kekayaan intelektual itu bukan tujuan, tetapi itu adalah hasil dari proses yang baik dan benar. Nah proses yang baik dan benar itu hanya bisa dilakukan di level OR dan PR khususnya dilakukan oleh para kepala OR dan kepala PR,” lanjut Handoko.


Handoko menegaskan agar jangan terjebak hanya sekedar untuk pencapaian KKM dan bagaimana melatih menulis KTI. Penulisan KTI itu bukan sesuatu yang perlu dilatih tetapi sebenarnya yang perlu dilakukan adalah memperbaiki proses risetnya, bagaimana melakukan riset yang baik dan benar itu yang paling penting.


“Proses riset yang baik dan benar harus dimulai dari melakukan kajian literatur yang benar, jadi kalau bahasa gampangnya ATM Amati, Tiru, Modifikasi itu adalah proses riset sebenarnya bukan sekedar proses reverse engineering karena semua riset itu reverse generik ya Jadi kita harus mengamati harus melihat berbagai literatur kemudian meniru bagaimana dari literatur itu bisa direplikasi menghasilkan hasil yang sama dan kemudian yang paling penting adalah memodifikasi untuk melakukan perbaikan dan seterusnya itulah riset sebenarnya,” jelas Handoko.


Dikatakan Handoko di tahun ini BRIN akan membentuk platform kolaborasi dimana ini bukan merupakan program baru tetapi mengintegrasikan program-program yang sifatnya strategis dan skalanya agak besar. Platform kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat dan menciptakan talenta di bidang terkait melalui aktivitas kolaborasi yang melibatkan banyak periset lintas institusi baik dari dalam maupun luar negeri untuk memperkuat program riset nasional secara berkesinambungan dalam jangka Panjang.


“Platform ini sifatnya skala besar dan setiap platform akan dikoordinasikan oleh Kepala OR karena sebagai KPA pemegang anggaran dengan manajer program dari kepala PR terkait yang paling dekat dibantu PIC beberapa kepala PR,” tutur Handoko.


“Dan ini akan dibuka karena namanya platform supaya banyak riset luar dari Indonesia maupun dari luar negeri bisa ikut bergabung sehingga kita bisa mempercepat pembentukan talenta. Rekrutmen mahasiswa khususnya S2 dan mahasiswa S3 melalui skema-skema DbR + RA dan sebagainya sehingga mahasiswa-mahasiswa itu kita harapkan bisa mempercepat regenerasi dan pembentukan talenta-talenta yang terkait,” lanjut Handoko.


Handoko mengatakan tahun 2024 ini BRIN akan melansir 11 program strategis berbasis platform kolaborasi dan 2 program strategis non-platform.

Handoko juga mengatakan bahwa dirinya siap menerima usulan-usulan terkait dengan pengembangan program dan sebagainya.


“Saat ini saya sedang secara privat melakukan diskusi secara ketat dengan setiap OR untuk membicarakan semua hal dan kita lihat potensi-potensi yang mungkin ada sampai sedetail-detailnya yang bisa kita mitigasi sehingga kita bisa memperbaiki program kita menjadi semakin baik dan kita semua Insyaallah bisa berkontribusi semakin baik dan produktif untuk masyarakat bangsa dan negara kita,” tutup Handoko. (nnp)