Kepala BRIN Tegaskan agar Lakukan Riset Sesuai dengan Standar Global
Jakarta – Humas BRIN. Kepala
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menyampaikan
bahwa publikasi riset harus dilaksanakan dengan benar sesuai dengan standar dan
norma komunitas global, sehingga kebaruan yang diklaim dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Hal tersebut disampaikan dalam sambutan
apel pagi pada Senin (29/01) secara daring.
“Pembaruan daftar jurnal reputasi
sudah dilansir pada 19 Januari yang lalu, di sini perlu saya sampaikan sekali
lagi meskipun sudah sering kali saya sampaikan bahwa BRIN di pusat tidak
melakukan penilaian secara substantif karena penetapan dilakukan secara mekanistis,
ini adalah penetapan minimal berbasis pengindeks global yang memang diambil
oleh komunitas,” tutur Handoko.
“Selain itu, sepanjang tahun
berjalan bisa dilakukan delisting di database tahun tersebut apabila ada
masukan atau informasi tertulis dari komunitas yang terkait, apakah himpunan
profesi, Organisasi Riset, kampus. Kita masih menerima masukan tetapi masukan
itu untuk melakukan delisting jadi tidak untuk memasukkan yang di luar yang
sudah ada di pengindeks global,” lanjut Handoko.
Handoko mengatakan kepala OR dan
kepala PR dapat melakukan seleksi jurnal sesuai cakupan bidang risetnya. Selain
itu kepala OR dan PR berkewajiban membina para periset dibawahnya, dan tidak
melakukan pembiaran. Fokus ke hands-on dari proses (aktivitas riset)
untuk menghasilkan riset yang baik, dan tidak terjebak hanya di proses akhir
yaitu penulisan KTI, dan lain-lain.
“Saya minta seluruh kepala OR dan
kepala PR itu dapat membina karakteristik di bawahnya, jangan cuek, jangan
dibiarkan supaya para periset kita bisa segera meningkat aktivitas risetnya
sehingga dapat menghasilkan hasil riset yang baik dan kemudian pada ujungnya
bisa dipublikasikan di tempat yang seharusnya,” tutur Handoko.
“Jadi sekali lagi publikasi itu
bukan tujuan, kekayaan intelektual itu bukan tujuan, tetapi itu adalah hasil
dari proses yang baik dan benar. Nah proses yang baik dan benar itu hanya bisa
dilakukan di level OR dan PR khususnya dilakukan oleh para kepala OR dan kepala
PR,” lanjut Handoko.
Handoko menegaskan agar jangan
terjebak hanya sekedar untuk pencapaian KKM dan bagaimana melatih menulis KTI.
Penulisan KTI itu bukan sesuatu yang perlu dilatih tetapi sebenarnya yang perlu
dilakukan adalah memperbaiki proses risetnya, bagaimana melakukan riset yang
baik dan benar itu yang paling penting.
“Proses riset yang baik dan benar
harus dimulai dari melakukan kajian literatur yang benar, jadi kalau bahasa
gampangnya ATM Amati, Tiru, Modifikasi itu adalah proses riset sebenarnya bukan
sekedar proses reverse engineering karena semua riset itu reverse generik ya
Jadi kita harus mengamati harus melihat berbagai literatur kemudian meniru bagaimana
dari literatur itu bisa direplikasi menghasilkan hasil yang sama dan kemudian
yang paling penting adalah memodifikasi untuk melakukan perbaikan dan
seterusnya itulah riset sebenarnya,” jelas Handoko.
Dikatakan Handoko di tahun ini BRIN
akan membentuk platform kolaborasi dimana ini bukan merupakan program baru
tetapi mengintegrasikan program-program yang sifatnya strategis dan skalanya
agak besar. Platform kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat dan menciptakan
talenta di bidang terkait melalui aktivitas kolaborasi yang melibatkan banyak periset
lintas institusi baik dari dalam maupun luar negeri untuk memperkuat program
riset nasional secara berkesinambungan dalam jangka Panjang.
“Platform ini sifatnya skala
besar dan setiap platform akan dikoordinasikan oleh Kepala OR karena sebagai
KPA pemegang anggaran dengan manajer program dari kepala PR terkait yang paling
dekat dibantu PIC beberapa kepala PR,” tutur Handoko.
“Dan ini akan dibuka karena
namanya platform supaya banyak riset luar dari Indonesia maupun dari luar
negeri bisa ikut bergabung sehingga kita bisa mempercepat pembentukan talenta.
Rekrutmen mahasiswa khususnya S2 dan mahasiswa S3 melalui skema-skema DbR + RA
dan sebagainya sehingga mahasiswa-mahasiswa itu kita harapkan bisa mempercepat
regenerasi dan pembentukan talenta-talenta yang terkait,” lanjut Handoko.
Handoko mengatakan tahun 2024 ini
BRIN akan melansir 11 program strategis berbasis platform kolaborasi dan 2
program strategis non-platform.
Handoko juga mengatakan bahwa
dirinya siap menerima usulan-usulan terkait dengan pengembangan program dan
sebagainya.
“Saat ini saya sedang secara
privat melakukan diskusi secara ketat dengan setiap OR untuk membicarakan semua
hal dan kita lihat potensi-potensi yang mungkin ada sampai sedetail-detailnya
yang bisa kita mitigasi sehingga kita bisa memperbaiki program kita menjadi
semakin baik dan kita semua Insyaallah bisa berkontribusi semakin baik dan
produktif untuk masyarakat bangsa dan negara kita,” tutup Handoko. (nnp)