• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 293 ) Sep 23, 2024

Kenalkan Teknologi Nuklir, BRIN Sambangi SMAN 96 Jakarta


Tangerang Selatan - Humas BRIN.  SMA Negeri 96 Jakarta mengundang narasumber dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk mengenalkan teknologi nuklir kepada siswa-siswinya pada Rabu (18/09). Kegiatan ini dilakukan dalam rangkaian program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang bertema “Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI”.

Kepala Sekolah SMAN 96 Jakarta, Sukarman menyampaikan pendapatnya bahwa energi nuklir sangat dibutuhkan oleh Indonesia sebagai alternatif energi di masa depan untuk menggantikan energi fosil.

“Energi nuklir sangat dibutuhkan di masa mendatang, mengingat energi fosil sangat terbatas.  Banyak negara-negara maju yang sudah menggunakan energi nuklir, Sementara Indonesia belum memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN),” ungkap Sukarman. 

Ia berharap dengan adanya paparan para narasumber dari BRIN tentang teknologi nuklir, dapat membuka wawasan, cara pandang serta berpikir kritis para siswa tentang teknologi nuklir.

“Saya berharap para siswa dapat mengambil hikmah, manfaat, dan termasuk mengambil inspirasi apa yang bisa dilakukan dengan materi nuklir yang akan diberikan oleh ahli nuklir dari BRIN,” harapnya.

Sukarman juga berharap, dengan adanya kegiatan ini para siswa dapat menjadi penyambung informasi bagi generasi muda lainnya.

Dalam kesempatan ini Peneliti Ahli Pertama dari Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir (PRTRN) BRIN, Muhammad Yunus selaku narasumber menjelaskan tentang radiasi nuklir yang merupakan bagian dari kehidupan manusia. Pada dasarnya kita semua hidup berdampingan dengan radiasi.

“Adanya radiasi yang berasal dari radiasi kosmik, radiasi dari batuan yang ada di alam, maupun radiasi dalam tubuh manusia sendiri menunjukan bahwa manusia telah hidup berdampingan dengan radiasi nuklir,” jelasnya.

“Radiasi dalam tubuh kita berasal dari makanan yang kita makan yang mengandung radiasi, secara umum tidak akan mempengaruhi tubuh secara langsung,” lanjutnya.

Yunus menekankan bahwa kita tidak perlu takut dengan radiasi ataupun nuklir, karena nuklir atau radiasi adalah sesuatu yang erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari.

Menurutnya, melalui kegiatan ini para siswa SMAN 96 Jakarta dapat terbuka wawasannya sehingga tidak perlu takut dengan radiasi ataupun nuklir. Dia juga berharap siswa dari SMAN 96 Jakarta dapat melanjutkan studi dan menimba ilmu di bidang nuklir.

Sementara itu, salah seorang guru SMAN 96 Jakarta, Muhamad Rusdi menyampaikan bahwa dengan pemberian materi bertema nuklir ini para siswa akan memperoleh  pengetahuan baru dan informasi yang lengkap tentang nuklir.

“Kegiatan ini akan membangkitkan rasa keingintahuan siswa terkait teknologi nuklir. Kami berharap, para siswa dapat memperoleh informasi yang baru dan wacana baru sehingga nanti ke depannya dapat lahir tenaga-tenaga muda yang siap terjun ke dunia penelitian,” ujarnya. 

Salah seorang siswa kelas XII SMAN 96 Jakarta, Rian Arif Pratama, menyampaikan bahwa materi yang disampaikan oleh narasumber sangat menarik dan menimbulkan rasa keingintahuan dan ketertarikan tentang teknologi nuklir.

“Saya berharap BRIN lebih berinovasi dan mensosialisasikan teknologi nuklir ke masyarakat, agar stigma nuklir di masyarakat berubah dari sesuatu yang menyeramkan menjadi sesuatu yang diperlukan menuju Indonesia emas 2045,” ujarnya.

Aplikasi Teknologi Nuklir di Berbagai Bidang

Pengembang Teknologi Nuklir Ahli Pertama PRTRN - BRIN, Hanna Yasmine selaku narasumber memaparkan bahwa radiasi nuklir dapat diaplikasikan di berbagai bidang, mulai dari pertanian, industri, kesehatan hingga energi untuk PLTN.

“Radiasi nuklir dapat digunakan untuk mengawetkan makanan. Prinsipnya radiasi nuklir dengan dosis tertentu dapat membunuh bakteri yang ada di makanan sehingga makanan tersebut akan lebih awet,” papar Hanna.

Hanna pun menambahkan bahwa sifat radiasi nuklir yang dapat membunuh sel dapat pula dimanfaatkan untuk membunuh sel kanker dalam tubuh. 

“Radiasi nuklir untuk kesehatan dapat digunakan untuk diagnosis atau terapi kanker. Untuk diagnosis sudah lazim dijumpai seperti sinar-x atau CT-Scan. Sedangkan untuk terapi, bisa dalam bentuk disinari dari luar atau pasiennya diberikan obat yang mengandung zat radioaktif ke dalam tubuhnya yang akan membawa menuju ke target sel kanker,” terangnya.

Narasumber lainnya, Analis Hasil Penelitian PRTRN - BRIN, Nur Hasanah menjelaskan bahwa prinsip kerja PLTN hampir sama dengan pembangkit listrik lainnya.

“Yang membedakan adalah bahan bakarnya.  Untuk PLTN bahan bakar yang digunakan adalah Uranium,” beber Nur. 

Reaksi fisi di reaktor nuklir memecah inti atom Uranium terus menerus hingga menghasilkan panas yang digunakan untuk memanaskan air menjadi uap bertekanan tinggi untuk menggerakkan turbin yang terhubung ke generator.

“Generator mengubah energi gerak turbin menjadi energi listrik. Uap didinginkan dan diubah kembali menjadi air untuk digunakan lagi sehingga menjadikan nuklir sebagai salah satu sumber energi yang efisien dan berkelanjutan,” tambah Nur. (ra,nf/ed.my)