Kenalkan Teknologi Nuklir, BRIN Sambangi SMAN 96 Jakarta
Tangerang Selatan - Humas BRIN.
SMA Negeri 96 Jakarta mengundang narasumber dari Badan Riset dan Inovasi
Nasional (BRIN) untuk mengenalkan teknologi nuklir kepada siswa-siswinya pada Rabu
(18/09). Kegiatan ini dilakukan dalam rangkaian program Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila (P5) yang bertema “Berekayasa dan Berteknologi untuk
Membangun NKRI”.
Kepala Sekolah SMAN 96 Jakarta, Sukarman menyampaikan pendapatnya
bahwa energi nuklir sangat dibutuhkan oleh Indonesia sebagai alternatif
energi di masa depan untuk menggantikan energi fosil.
“Energi nuklir sangat dibutuhkan di masa mendatang, mengingat
energi fosil sangat terbatas. Banyak negara-negara maju yang sudah
menggunakan energi nuklir, Sementara Indonesia belum memiliki Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir (PLTN),” ungkap Sukarman.
Ia berharap dengan adanya paparan para narasumber dari BRIN
tentang teknologi nuklir, dapat membuka wawasan, cara pandang serta berpikir
kritis para siswa tentang teknologi nuklir.
“Saya berharap para siswa dapat mengambil hikmah, manfaat, dan
termasuk mengambil inspirasi apa yang bisa dilakukan dengan materi nuklir
yang akan diberikan oleh ahli nuklir dari BRIN,” harapnya.
Sukarman juga berharap, dengan adanya kegiatan ini para siswa
dapat menjadi penyambung informasi bagi generasi muda lainnya.
Dalam kesempatan ini Peneliti Ahli Pertama dari Pusat Riset
Teknologi Reaktor Nuklir (PRTRN) BRIN, Muhammad Yunus selaku narasumber
menjelaskan tentang radiasi nuklir yang merupakan bagian dari kehidupan
manusia. Pada dasarnya kita semua hidup berdampingan dengan radiasi.
“Adanya radiasi yang berasal dari radiasi kosmik, radiasi dari
batuan yang ada di alam, maupun radiasi dalam tubuh manusia sendiri
menunjukan bahwa manusia telah hidup berdampingan dengan radiasi nuklir,”
jelasnya.
“Radiasi dalam tubuh kita berasal dari makanan yang kita makan
yang mengandung radiasi, secara umum tidak akan mempengaruhi tubuh secara
langsung,” lanjutnya.
Yunus menekankan bahwa kita tidak perlu takut dengan radiasi
ataupun nuklir, karena nuklir atau radiasi adalah sesuatu yang erat kaitannya
dengan kehidupan kita sehari-hari.
Menurutnya, melalui kegiatan ini para siswa SMAN 96 Jakarta dapat
terbuka wawasannya sehingga tidak perlu takut dengan radiasi ataupun nuklir.
Dia juga berharap siswa dari SMAN 96 Jakarta dapat melanjutkan studi dan
menimba ilmu di bidang nuklir.
Sementara itu, salah seorang guru SMAN 96 Jakarta, Muhamad Rusdi menyampaikan
bahwa dengan pemberian materi bertema nuklir ini para siswa akan
memperoleh pengetahuan baru dan informasi yang lengkap tentang nuklir.
“Kegiatan ini akan membangkitkan rasa keingintahuan siswa terkait
teknologi nuklir. Kami berharap, para siswa dapat memperoleh informasi yang baru
dan wacana baru sehingga nanti ke depannya dapat lahir tenaga-tenaga muda yang
siap terjun ke dunia penelitian,” ujarnya.
Salah seorang siswa kelas XII SMAN 96 Jakarta, Rian Arif Pratama, menyampaikan
bahwa materi yang disampaikan oleh narasumber sangat menarik dan menimbulkan
rasa keingintahuan dan ketertarikan tentang teknologi nuklir.
“Saya berharap BRIN lebih berinovasi dan mensosialisasikan
teknologi nuklir ke masyarakat, agar stigma nuklir di masyarakat berubah dari
sesuatu yang menyeramkan menjadi sesuatu yang diperlukan menuju Indonesia emas
2045,” ujarnya.
Aplikasi Teknologi Nuklir di Berbagai Bidang
Pengembang Teknologi Nuklir Ahli Pertama PRTRN - BRIN, Hanna
Yasmine selaku narasumber memaparkan bahwa radiasi nuklir dapat diaplikasikan
di berbagai bidang, mulai dari pertanian, industri, kesehatan hingga energi
untuk PLTN.
“Radiasi nuklir dapat digunakan untuk mengawetkan makanan.
Prinsipnya radiasi nuklir dengan dosis tertentu dapat membunuh bakteri yang ada
di makanan sehingga makanan tersebut akan lebih awet,” papar Hanna.
Hanna pun menambahkan bahwa sifat radiasi nuklir yang dapat
membunuh sel dapat pula dimanfaatkan untuk membunuh sel kanker dalam
tubuh.
“Radiasi nuklir untuk kesehatan dapat digunakan untuk diagnosis
atau terapi kanker. Untuk diagnosis sudah lazim dijumpai seperti sinar-x atau
CT-Scan. Sedangkan untuk terapi, bisa dalam bentuk disinari dari luar atau pasiennya
diberikan obat yang mengandung zat radioaktif ke dalam tubuhnya yang akan
membawa menuju ke target sel kanker,” terangnya.
Narasumber lainnya, Analis Hasil Penelitian PRTRN - BRIN, Nur
Hasanah menjelaskan bahwa prinsip kerja PLTN hampir sama dengan pembangkit
listrik lainnya.
“Yang membedakan adalah bahan bakarnya. Untuk PLTN bahan bakar yang digunakan adalah Uranium,”
beber Nur.
Reaksi fisi di reaktor nuklir memecah inti atom Uranium terus
menerus hingga menghasilkan panas yang digunakan untuk memanaskan air menjadi
uap bertekanan tinggi untuk menggerakkan turbin yang terhubung ke generator.
“Generator mengubah energi gerak turbin menjadi energi listrik.
Uap didinginkan dan diubah kembali menjadi air untuk digunakan lagi sehingga
menjadikan nuklir sebagai salah satu sumber energi yang efisien dan
berkelanjutan,” tambah Nur. (ra,nf/ed.my)