Kenalkan Antariksa Pada Pelajar
Bandung, Humas BRIN. Ilmu pengetahuan keantariksaan
merupakan ilmu pengetahuan yang selalu menarik untuk diketahui. Begitupun
dengan anak sekolah setingkat Sekolah Menengah Pertama yang tertarik ingin tahu
mengenai penelitian Antariksa. Pusat Riset Antariksa (PRA) BRIN menerima
kunjungan siswa SMP Elfitra Bandung pada Senin (17/10). Sebanyak 60 siswa
beserta lima guru pendamping diterima di Ruang Matahari, Gedung 1 Lantai 3,
BRIN Kawasan Bandung Djunjunan.
Leni, perwakilan guru dari SMP Elfitra, dalam sambutannya menjelaskan bahwa kunjungan ekskursi ini merupakan kunjungan yang pertama kali ke Pusat Riset Antariksa “Kunjungan ini merupakan program dari sekolah kami agar siswa dapat melakukan observasi secara langsung, dengan harapan dapat meningkatkan kompetensi siswa karena dapat melihat secara langsung tempat penelitian serta laboratorium terkait antariksa. Kunjungan hari ini merupakan bagian dari pembelajaran karena bisa mendengarkan penjelasan terkait antariksa langsung berkunjung dari narasumber,” terang Leni. “Kami harap setelah melakukan kunjungan ini, siswa dapat memahami, menambah wawasan dan menambah ilmu pengetahuan serta mampu menjelaskan kembali terkait antariksa,” pungkasnya.
Peneliti Ahli Pertama Pusat Riset Antariksa BRIN, Ayu Dyah
Pangestu, memberikan penjelasan dalam sesi pemaparan dari narasumber tentang
antariksa. “Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Antariksa” berarti bagian
alam semesta yang berada di luar atmosfer bumi. Sedangkan menurut Undang-Undang
Nomor 21 tahun 2013 tentang Keantariksaan, “Antariksa” adalah ruang beserta
isinya yang terdapat di luar ruang udara yang mengelilingi dan melingkupi ruang
udara,” jelas Ayu mengawali pemaparan.
Lebih lanjut, Ayu memberikan gambaran sistem tata surya
terdiri dari matahari, planet dan satelitnya, asteroid, komet, gas dan debu
antar planet serta Planet Katai. “Perbedaan antara asteroid, komet dan bintang
adalah, jika asteroid adalah bongkahan batu dan logam yang mengelilingi
matahari, sedangkan komet adalah bongkahan es dan debu yang mengelilingi
Matahari dan bintang memiliki self
gravity dan berbentuk spheroid dan
dapat menghasilkan energi fusi nuklir dalam intinya,” jelas Ayu.
Pada kesempatan ini, Ayu juga menerangkan bahwa matahari
memiliki struktur interior yang berada di bawah permukaan optis serta terbagi
dalam inti, lapisan radiatif dan konveksi. Sedangkan bagian atmosfer merupakan
bagian yang teramati langsung dan terbagi dalam fotosfer, kromosfer, korona,
heliosfer. Ia menambahkan bahwa matahari memiliki aktivitas diantaranya bintik
matahari (Sunspot), flare, lontaran masa korona (Coronal Mass Ejection, CME), lubang
korona, dan angin matahari.
Antusiasme siswa SMP Elfitra Bandung terlihat dari beberapa
pertanyaan yang dilontarkan oleh mereka pada saat sesi diskusi. Mereka
diberikan kesempatan untuk bertanya kepada narasumber mengenai bintang, planet
Pluto, benda langit yang ada di antariksa, dan sebagainya. “Jika antariksa adalah ruangnya dan astronomi
adalah ilmunya,” tutup Ayu dalam paparannya.
(kpv, sc. Ed: nu)