Kenali Jamur Cordyceps Dibalik Serial The Last Of US, Berbahaya Atau Bermanfaat?
Jakarta – Humas BRIN. Serial yang tayang di HBO dengan judul "The Last of Us" menarik perhatian banyak orang dengan cerita dan latar belakang penularan infeksi dari jamur Cordyceps. Serial yang dirilis pada 15 Januari 2023 menggambarkan jamur cordyceps adalah jamur berbahaya yang menyebabkan virus zombie menyebar ke seluruh dunia. Namun, pada kenyataannya Jamur Cordyceps ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Jamur Cordyceps adalah salah satu dari jenis jamur parasit yang tumbuh di larva serangga. Jenis ini mencakup kurang lebih 600 spesies yang sebagian besar berasal dari Asia. Untuk tumbuh, jamur ini memerlukan suhu yang lembab, sehingga Cordyceps pada umumnya banyak ditemukan di hutan hujan tropis. Jamur cordyceps adalah entomopathogenic fungi atau jamur yang hidup sebagai parasit pada serangga. Senyawa cordyceps dapat mempengaruhi perilaku serangga inangnya untuk mendekat ke tubuh buah Cordyceps dan kemudian mati.
Bangkai serangga tadi kemudian menjadi media pertumbuhan cordyceps berikutnya. Jamur ini memang bisa mengubah semut menjadi inang zombie, dan inangnya tersebut akan dikontrol untuk melakukan segalanya, mulai dari bunuh diri hingga menyebarkan spora jamur parasit kepada semut lainnya.
BRIEF (BRIN INSIGHT EVERY FRIDAY) edisi Jumat (12/5) hadir dengan mengangkat tema MYCOLOGY, dibalik serial The Last of Us yang dimana akan mengupas tuntas manfaat dari jamur tersebut bagi manusia dan kehidupan, memberikan edukasi terbuka kepada masyarakat tentang hasil riset/penelitian BRIN terhadap riset jamur ini.
Peneliti Pusat Riset Mikrobiologi Terapan BRIN, Iwan Saskiawan memaparkan “Jamur adalah organisme tingkat rendah berukuran mikroskopis, meskipun juga struktur buahnya itu berukuran makroskopik, kemudian juga tidak berklorofil atau tidak menjadi daun, menyerap makanan dari lingkungan sekitarnya dengan menghasilkan ekstraseluler enzim untuk memecah nutrisi dari lingkungan sekitarnya,“ ujarnya.
Lebih lanjut iwan menjelaskan, peran jamur di alam adalah sebagai dekomposer karena tak memiliki zat hijau daun dan menghasilkan ekstraseluler enzim untuk mendegradasi bahan-bahan organik, Menurutnya, infeksi jamur Cordyceps di dunia nyata itu sebetulnya hanya terjadi pada serangga, namun ini lah yang menjadi dasar pembuatan serial The Last Of Us. Apa yang bisa terjadi dalam serial tersebut bisa saja terjadi tapi membutuhkan waktu yang lama“karena memang kenyataannya di dunia nyata itu memang aman untuk manusia karena dia tidak bisa menginfeksi manusia dan sampai saat ini mungkin ratusan ribu atau ribuan tahun kedepan hanya bisa menginfeksi serangga kalau mereka (Cordyceps) mau menyebarkan infeksi ke manusia saya kira masih perlu waktu lama membuat terjadinya evolusi genetik di dalam kondisi tersebut”. tuturnya.
Jamur Cordyceps tidak melulu buruk dan menyeramkan sebagai parasit zombie. Keluarganya yang lain spesies, punya potensi bisa dimanfaatkan di bidang biologi untuk pengendalian hama dalam pertanian atau biological control. Ada juga jenis lain dari jamur Cordyceps, salah satunya Cordyceps sinensis yang dikembangkan sebagai obat. Cordyceps sinensis ditemukan memiliki sitotoksisitas pada sel kanker, artinya dapat membunuh sel kanker dan mencegah pembelahan dan pertumbuhan sel kanker lebih lanjut.
Di beberapa negara seperti china, korea dan jepang jamur cordyceps dijadikan bahan untuk obat-obatan. Iwan menjelaskan justru Jamur Cordyceps memiliki beragam manfaat untuk manusia. seperti anti cancer, imunomodulator, anti-inflammatory, antioksidan hingga anti radang.“Sebenarnya senyawa aktif yang ada di dalam jamur Cordyceps ini bisa bermanfaat buat kita, bahkan sekarang ada budidaya jamur Cordyceps tapi tidak menggunakan serangga, tapi menggunakan media lain untuk menumbuhkan tubuh buahnya,” tutupnya. (fh/edt.sj)