Kajian Penilaian Keselamatan Reaktor TRIGA 2000 Bandung
Humas BRIN – Bandung. Untuk menjamin keselamatan Reaktor TRIGA 2000 Bandung serta sebagai pemenuhan amanat Undang-undang No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran yaitu perlindungan terhadap keselamatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup, maka Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), melakukan kunjungan lapangan ke fasilitas Reaktor TRIGA 2000 Bandung.
BAPETEN selaku badan
pengawas melakukan pengawasan untuk memastikan bahwa Reaktor TRIGA 2000 Bandung
yang berada di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) – Kawasan Nuklir Bandung
(KNB). Kegiatan Kajian Penilaian Keselamatan RND ini terdiri atas Safety
Performance Indicator (SPI) dan Incident Reporting System for
Research Reactors (IRSRR). Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari
yaitu Kamis (15/06) – Jumat (16/06) di Ruang Rapat Platina, Gedung A KNB.
Sigit Nugroho Pamungkas,
Koordinator Pelaksana Fungsi Keselamatan Kawasan Nuklir Bandung – Direktorat
Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran, dalam sambutannya menyampaikan status
pengisian SPI dan IRSRR. “Setelah diadakannya pre-meeting pada Rabu
(20/04) lalu, untuk SPI sudah kami isi, sehingga pada hari ini dapat kegiatan
kita dapat difokuskan pada dosis radiasi personel yang masih ada perbedaan data
pada BaLIS Pendora (Pencatatan dosis pekerja
radiasi). Sehingga untuk kegiatan SPI hari ini kita akan melakukan perbaikan
data dan juga konfirmasi. Sedangkan untuk IRSRR sudah kami isi, sebagai bahan
diskusi apakah ada data yang harus ditambahkan. Kami berharap agar kegiatan 2
(dua) hari ini dapat berjalan dinamis,” tuturnya.
Senada dengan Sigit,
Anggoro Septilarso, Koordinator Kelompok Fungsi Pengkajian Reaktor Non Daya
BAPETEN menyampaikan harapannya terhadap kegiatan yang dilaksanakan pada hari
ini. “Pada kegiatan IRSRR dan SPI kami akan mengambil data yang sebelumnya
telah disiapkan oleh Pelaksana Fungsi Keselamatan Kawasan Nuklir Bandung. kami
berharap agar hari ini dapat menyelesaikan laporan IRSRR serta menyamakan data
pada aplikasi Pandora,” jelasnya.
IRSRR merupakan sarana
saling berbagi informasi dalam hal mengatasi kejadian tak biasa pada
reaktor non daya.
Melalui IRSRR, organisasi pengoperasi reaktor non daya dapat memperoleh
pembelajaran dari kejadian tak biasa pada reaktor non daya dan cara
mengatasinya dari reaktor yang serupa yang difasilitasi oleh IAEA. Sedangkan
SPI merupakan alat untuk mengukur kinerja diri yang berhubungan dengan
keselamatan, pencegahan terjadinya suatu kejadian, kesiapsiagaan dan respons
yang berhubungan dengan aspek keselamatan. SPI dapat peringatan dini (early
warning system) terhadap kondisi keselamatan Instalasi, meningkatkan
efektivitas pengelolaan data operasional, sebagai input untuk proses secara
keseluruhan, mengidentifikasi tren kelemahan dan penyebab kegagalan sistem dan
sebagai umpan balik keselamatan operasional untuk melakukan perbaikan atau
peningkatan keselamatan instalasi.
Pada hari kedua agenda
Kajian Penilaian Keselamatan Reaktor TRIGA 2000 Bandung, Fahma Roswita,
Peneliti Ahli Pertama Pusat Riset dan Teknologi Reaktor Nuklir – Organisasi
Riset Tenaga Nuklir – BRIN, menyampaikan paparan terkait Identifikasi Fluks
Neutron Termal pada Central Trimble Reaktor TRIGA 2000 Bandung Dengan Metode
Eksperimen Pengambilan Data. “Setelah dilaksanakan reshuffling dan refuelling
konfigurasi teras reaktor baru yaitu teras 100, yaitu teras 100, reaktor triga
belum dilakukan pengukurann fluks. Serta identifikasi awal nilai fluks neutron
termal tidak dilakukan pengukuran dengan eksperimen. Sehingga, kami menghidupkan
kembali kegiatan eksperimen pengukuran fluks neutron dengan aktivitas emas.”
jelasnya.
Menutup kegiatan
Kajian Penilaian Keselamatan Reaktor TRIGA 2000 Bandung ini, Anggoro
menyampaikan harapannya terkait kegiatan pengukuran fluks di Reaktor TRIGA 2000.
“Terkait rencana pengukuran fluks agar dapat dilakukan secara rutin karena
dapat digunakan untuk kajian keselamatan reaktor non daya. Kami juga berharap
agar dapat lebih dikembangkan lagi di Bandung, karena kami juga harus
menumbuhkan bibit baru untuk menghitung fluks,” pungkasnya.
Anggoro juga meminta agar utilisasi Reaktor TRIGA 2000 Bandung untuk mempromosikan Reaktor TRIGA 2000 Bandung, agar ada kerja sama lanjutan apa yg bisa dimanfaatkan sebelum ada keputusan dari manajemen BRIN untuk dekontaminasi atau tidak.
Di akhir
acara, Sigit menutup kegiatan dengan menyampaikan bahwa setelah kegiatan pada
hari ini, dalam pengisian laporan SPI dan IRSRR sudah memiliki kesepakatan,
kami akan segera melengkapi sesuai masukan dari BAPETEN dan akan mengirimkannya
kepada BAPETEN. (kpv. Ed. kg)