• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 489 ) Sep 22, 2022

Kajian Penilaian Keselamatan Reaktor TRIGA 2000 Bandung


Humas BRIN – Bandung. Untuk menjamin keselamatan Reaktor TRIGA 2000 Bandung serta sebagai pemenuhan amanat Undang-undang No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran yaitu perlindungan terhadap keselamatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup, maka Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), melakukan kunjungan lapangan ke fasilitas Reaktor TRIGA 2000 Bandung.


BAPETEN selaku badan pengawas melakukan pengawasan untuk memastikan bahwa Reaktor TRIGA 2000 Bandung yang berada di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) – Kawasan Nuklir Bandung (KNB). Kegiatan Kajian Penilaian Keselamatan RND ini terdiri atas Safety Performance Indicator (SPI) dan Incident Reporting System for Research Reactors (IRSRR). Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu Kamis (15/06) – Jumat (16/06) di Ruang Rapat Platina, Gedung A KNB.


Sigit Nugroho Pamungkas, Koordinator Pelaksana Fungsi Keselamatan Kawasan Nuklir Bandung – Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran, dalam sambutannya menyampaikan status pengisian SPI dan IRSRR. “Setelah diadakannya pre-meeting pada Rabu (20/04) lalu, untuk SPI sudah kami isi, sehingga pada hari ini dapat kegiatan kita dapat difokuskan pada dosis radiasi personel yang masih ada perbedaan data pada BaLIS Pendora (Pencatatan dosis pekerja radiasi). Sehingga untuk kegiatan SPI hari ini kita akan melakukan perbaikan data dan juga konfirmasi. Sedangkan untuk IRSRR sudah kami isi, sebagai bahan diskusi apakah ada data yang harus ditambahkan. Kami berharap agar kegiatan 2 (dua) hari ini dapat berjalan dinamis,” tuturnya.


Senada dengan Sigit, Anggoro Septilarso, Koordinator Kelompok Fungsi Pengkajian Reaktor Non Daya BAPETEN menyampaikan harapannya terhadap kegiatan yang dilaksanakan pada hari ini. “Pada kegiatan IRSRR dan SPI kami akan mengambil data yang sebelumnya telah disiapkan oleh Pelaksana Fungsi Keselamatan Kawasan Nuklir Bandung. kami berharap agar hari ini dapat menyelesaikan laporan IRSRR serta menyamakan data pada aplikasi Pandora,” jelasnya.


IRSRR merupakan sarana saling berbagi informasi dalam hal mengatasi kejadian tak biasa  pada  reaktor  non  daya.  Melalui IRSRR, organisasi pengoperasi reaktor non daya dapat memperoleh pembelajaran dari kejadian tak biasa pada reaktor non daya dan cara mengatasinya dari reaktor yang serupa yang difasilitasi oleh IAEA. Sedangkan SPI merupakan alat untuk mengukur kinerja diri yang berhubungan dengan keselamatan, pencegahan terjadinya suatu kejadian, kesiapsiagaan dan respons yang berhubungan dengan aspek keselamatan. SPI dapat peringatan dini (early warning system) terhadap kondisi keselamatan Instalasi, meningkatkan efektivitas pengelolaan data operasional, sebagai input untuk proses secara keseluruhan, mengidentifikasi tren kelemahan dan penyebab kegagalan sistem dan sebagai umpan balik keselamatan operasional untuk melakukan perbaikan atau peningkatan keselamatan instalasi.


Pada hari kedua agenda Kajian Penilaian Keselamatan Reaktor TRIGA 2000 Bandung, Fahma Roswita, Peneliti Ahli Pertama Pusat Riset dan Teknologi Reaktor Nuklir – Organisasi Riset Tenaga Nuklir – BRIN, menyampaikan paparan terkait Identifikasi Fluks Neutron Termal pada Central Trimble Reaktor TRIGA 2000 Bandung Dengan Metode Eksperimen Pengambilan Data. “Setelah dilaksanakan reshuffling dan refuelling konfigurasi teras reaktor baru yaitu teras 100, yaitu teras 100, reaktor triga belum dilakukan pengukurann fluks. Serta identifikasi awal nilai fluks neutron termal tidak dilakukan pengukuran dengan eksperimen. Sehingga, kami menghidupkan kembali kegiatan eksperimen pengukuran fluks neutron dengan aktivitas emas.” jelasnya.


Menutup kegiatan Kajian Penilaian Keselamatan Reaktor TRIGA 2000 Bandung ini, Anggoro menyampaikan harapannya terkait kegiatan pengukuran fluks di Reaktor TRIGA 2000. “Terkait rencana pengukuran fluks agar dapat dilakukan secara rutin karena dapat digunakan untuk kajian keselamatan reaktor non daya. Kami juga berharap agar dapat lebih dikembangkan lagi di Bandung, karena kami juga harus menumbuhkan bibit baru untuk menghitung fluks,” pungkasnya.


Anggoro juga meminta agar utilisasi Reaktor TRIGA 2000 Bandung untuk mempromosikan Reaktor TRIGA 2000 Bandung, agar ada kerja sama lanjutan apa yg bisa dimanfaatkan sebelum ada keputusan dari manajemen BRIN untuk dekontaminasi atau tidak.


Di akhir acara, Sigit menutup kegiatan dengan menyampaikan bahwa setelah kegiatan pada hari ini, dalam pengisian laporan SPI dan IRSRR sudah memiliki kesepakatan, kami akan segera melengkapi sesuai masukan dari BAPETEN dan akan mengirimkannya kepada BAPETEN. (kpv. Ed. kg)