Jalin Hubungan dengan Komunitas, Ilustrator Botani BRIN Terima Kunjungan IDSBA
Cibinong-Humas BRIN. Herbarium Bogoriense, Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah (DPKI) – Badan
Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Cibinong menerima kunjungan Indonesia Society of Botanical Artists
(IDSBA). Tujuan kunjungan adalah meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan para anggota Indonesia
Society of Botanical Artists (IDSBA) dalam
bidang ilustrasi botani dengan cara mempelajari langsung proses kerja para
ilustrator botani di Herbarium Bogoriense BRIN di Gedung Keakeragaman Hayati (Kehati),
Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno, pada Senin (08/07).
Koordinator Pelaksana Fungsi Pengelolaan Koleksi Herbarium Bogoriense,
Yayah Robiah menyampaikan bahwa kunjungan ke Herbarium dapat
menginspirasi seniman botani dengan melihat langsung keanekaragaman tumbuhan
dan detail-detail morfologi yang bisa diterapkan dalam karya seni mereka dan
dapat memperoleh referensi visual dan ilmiah yang akurat untuk menghasilkan
ilustrasi botani yang tepat dan indah.
“Kunjungan ini, secara keseluruhan,
memperkuat sinergi antara seni dan ilmu pengetahuan serta mendorong konservasi
dan apresiasi terhadap keanekaragaman hayati Indonesia. Saya berharap, dengan
adanya kunjungan ini dapat terjalin hubungan dan kerja sama yang baik antara IDSBA dan BRIN khususnya Herbarium
untuk mendukung pengembangan seni botani di Indonesia,” ungkap Yayah.
Lina Susanti Juswara, Peneliti Pusat
Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE) menjelaskan herbarium ada beberapa macam, yaitu herbarium
kering yaitu biji dan buah yang dikeringkan serta herbarium basah yang di
rendam dalam larutan etanol. Selain itu, ada sampel material di koleksi di
lapangan seperti sampel daun dimasukkan ke dalam silika untuk dikeringkan.
Sebanyak 18 anggota ISBA diajak berkeliling untuk berkunjung ke herbarium kering melihat kegiatan
dimulai dari pengepresan yang merupakan tempat mulai spesimen koleksi diproses.
Setelah itu, berlanjut ke penggarangan untuk melakukan pengeringan daun,
dilakukan 60 sampai 70 derajat celcius selama 3 sampai 5 hari atau satu minggu
tergantung dari kondisi spesimen sudah kering apa belum.
“Kegiatan selanjutnya adalah melakukan identifikasi untuk penambahan label yang
ditransfer ke ruang mounting/penggeplakan untuk ditata diatas kertas. Dari situ
datanya dimasukkan ke data base di freezer selama satu minggu untuk mematikan
gangguan seperti jamur, insekta hingga akhirnya dilakukan penyelipan dan
penyimpanan,”jelas Lina.
Pada kesempatan yang sama, Eunike
Nugroho, Pendiri IDSBA mengatakan kunjungan ini merupakan pengalaman sangat berharga dan
kesempatan belajar dari struktur awal dijelaskan sampai akhir. “Ini menjadi
sebuah ilustrasi botani dan pengetahuan sangat khusus, dijelaskan profesional,
didapatkan di lembaga di BRIN dengan seperti koleksi herbariumnya,” tuturnya.
“Kemudian, kami juga ditunjukkan
bagaimana cara untuk mengawetkan ketika suatu tumbuhan dikumpulkan di
habitatnya, dikeringkan kemudian diberikan label, diberi nama oleh peneliti.
Akhirnya ilustrator bersama peneliti mendiskusikan detail baik bentuk, sketsa,
skala di buat dengan alat yang canggih. Ini merupakan informasi yang sangat
sulit didapatkan dan sangat berharga untuk kami,” tambah Eunike dengan
antusias.
Tak lupa Eunike mengucapkan terima kasih kepada para pengelola herbarium yang sudah menerima Indonesian Society of Botanical Artists (IDSBA) dengan sangat baik dan sudah memberikan penjelasan yang sangat detil dan menarik. “Semoga ke depan akan makin banyak yang berminat serta mendalami bidang ilmu ilustrasi botani dan bisa bekerjasama lebih lanjut,”pungkasnya. (shf/ed:sl)