• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 254 ) Aug 23, 2023

Jajaki Kerja Sama, UIN Raden Mas Said Surakarta Kunjungi BRIN Belajar Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra


Jakarta – Humas BRIN. Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa dan Sastra (OR Arbastra), diwakili Kepala Pusat Riset Khazanah Keagamaan dan Peradaban (PR KKP), Wuri Handoko menerima kunjungan Mahasiswa Semester V Prodi Sastra Inggris dan Bahasa Arab, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta. Kunjungan berlangsung Selasa (22/08) di Kantor BRIN Kawasan Sains Sarwono Prawirohardjo, Jl Gatot Subroto, Jakarta.

 

Kunjungan diterima langsung oleh para Kepala Pusat Riset dan para peneliti di lingkungan OR Arbastra. Dalam kunjungannya, para mahasiswa ini didampingi Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Nur Asiyah, Sekretaris Prodi Nanang M. Kosim, Koordinator Prodi Mohammad Mustaqim, dan Koordinator Unit Pratikum Yusin Sartika.

 

Dalam sambutan pembuka, Wuri Handoko menyampaikan terima kasih atas kunjungan tersebut dan berharap agar kegiatan ini bisa menjadi ajang tukar informasi. Lalu ia mengenalkan kepada tamu kunjungan sejumlah tujuh pusat riset di lingkup OR Arbastra dan menjelaskan riset – riset yang dilakukan.

 

Wuri juga menjelaskan dalam paparan, sejarah pembentukan OR Arbastra yang merupakan tindak lanjut dari penataan  organisasi dan tata laksana riset dan periset BRIN. Proses yang lebih tepat disebut dengan integrasi tersebut, diungkapkannya, diharapkan berpengaruh positif terhadap kemajuan, pengembangan, penemuan, serta  kebaruan di bidang arkeologi, kebahasaan, kesastraan, dan khazanah keagamaan. Hal itu terhadap tuntutan untuk menghasilkan pengetahuan sebagai solusi atas persoalan bangsa dari perspektif budaya, kekayaan alam pikir leluhur bangsa, bahasa, dan sastra, serta menjadi rujukan ilmu pengetahuan di tingkat nasional, regional, maupun global.

 

Sementara Nur Asiyah, mewakili pihak sekolah mengutarakan maksud kunjungannya yaitu untuk belajar atau menimba ilmu tentang Sastra Inggris dan Bahasa Arab. ”Kami ingin tahu, bagaimana meneliti dengan baik dan benar. Jika diperlukan, kami akan ditindaklanjuti kerja sama di berbagai aspek KKN, Prodi, dan harapan kami ke depan dapat melahirkan para peneliti sesuai talentanya,” ungkapnya.

 

Kegiatan kunjungan diawali dengan paparan dari para Kepala Pusat Riset. Diawali paparan Wuri tentang tiga kelompok riset di bawah koordinasinya. Disambung dengan paparan Kepala Pusat Riset Preservasi Bahasa dan Sastra, Katubi yang menyampaikan bahwa SDM di bawah koordinasinya yang tersebar di sejumlah 20 kota di Indonesia maka menerapkan sistem bekerja digital meeting. Ia juga mengenalkan lingkup kegiatan riset di beberapa kelompok risetnya, seperti dokumentasi bahasa dan sastra/ tradisi lisan dan  pemanfaatannya, pemertahanan bahasa, bahasa dan sastra yang terancam  punah dan revitalisasinya, bahasa, sastra, dan sejarah, toponimi dan rumpun bahasa, serta kebudayaan Austronesian dan non-  Austronesian/Melanesia.

 

Berbicara lebih mendalam lagi, pusat riset ini meneliti segala upaya pencegahan terjadinya kepunahan bahasa. Dijelaskannya, hal itu penting dilakukan karena Indonesia menjadi laboratorium terbesar kedua  di dunia dalam hal keragaman bahasa dengan sekitar 742 bahasa. Begitupun sastra/ tradisi lisannya. Namun Katubi menyayangkan, ratusan bahasa dalam kondisi terancam punah, terutama di wilayah  Indonesia Timur.

 

Paparan selanjutnya oleh Pusat Bahasa Sastra dan Komunitas yang disampaikan peneliti Fairul Zabadi. Ia menyampaikan pusatnya memiliki bidang riset, seperti Bahasa dan hukum, Bahasa, sastra, dan dunia digital, Bahasa, sastra, dan kependudukan, Bahasa, sastra, dan politik, Lanskap bahasa, Pembelajaran bahasa dan sastra, Bahasa, sastra, dan kebudayaan, Bahasa, sastra, dan disabilitas, Bahasa, sastra, dan lingkungan, Bahasa, sastra, dan ekonomi kreatif. Pusat ini meneliti bahasa dan sastra  dalam berbagai sisi kehidupan pengguna bahasa dan interaksinya dengan komunitas bahasa lain, karena bahasa dan sastra bukanlah objek yang berdiri sendiri.

 

Berikutnya, dipaparkan Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan oleh peneliti Harist Fadli. Ia menyampaikan Pusat Riset ini dibentuk dengan tujuan untuk lebih memaksimal  dan mengembangkan hasil penelitian di bidang manuskrip, literatur, dan tradisi lisan sebagai objek pemajuan kebudayaan  intangible menjadi lebih inovatif dan mampu menjawab tantangan zaman.

 

Sesi paparan dilanjutkan dengan diskusi. Para mahasiswa ini sangat antusias mengajukan pertanyaan melingkupi  desiminasi, kepuasan peneliti, PKL, serta inovasi dan riset yang dilakukan. Acara ditutup dengan sambutan penutup Kepala OR Arbastra, Herry Jogaswara. Ia menegaskan bahwa hasil riset BRIN dapat dimanfaatkan untuk semua kalangan masyarakat. ”BRIN tidak hanya untuk  para peneliti namun untuk semua masyarakat Indonesia, termasuk pendanaan BRIN juga untuk semua kalangan periset,” tegasnya sambil memberi contoh program bantuan dana Barista, dan lain sebagainya.

 

Itu semua dijelaskan Herry bahwa ada semacam Proses Korasi berupa kompentesi atau seleksi untuk mendapatkan program tersebut. Biasa dikenal dengan nama 2K, yaitu kompentesi dan Kolaborasi. Untuk itu, ia berharap melalui kegiatan kunjungan tersebut, para mahasiswa dan dosen bisa memanfaatkan informasi yang disampaikan oleh timnya. (Bam)