• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 320 ) Jun 1, 2023

Inisiasi Kerja Sama Hama dan Penyakit pada Tanaman Tembakau, PRMT BRIN Terima Kunjungan Balasan PT. Sadhana


Cibinong - Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) turut mendukung pertanian tembakau di Indonesia. Hal ini untuk membantu industri tanaman tembakau dalam mengembangkan produknya. Terkait hal itu, Kepala Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ahmad Fathoni menerima kunjungan perwakilan PT. Sadhana yang diwakili oleh Yanuar dan Darmawan Asta di Gedung Administrasi – Mikrobiologi KST Soekarno, Cibinong, pada Selasa (31/5).


Fathoni mengucapkan terima kasih atas kunjungan PT. Sadhana sebagai follow up dari kunjungan PRMT sebelumnya ke PT. Sadhana pada bulan Maret lalu. “Bagaimana kita bisa berkolaborasi agar dapat didiskusikan sehingga kita ketahui apa kebutuhan PT. Sadhana dan bagaimana BRIN dapat mensupportnya. Saya yakin dengan adanya kerjasama yang baik maka akan berkembang ruang lingkup industrinya,” ujar Fathoni.


Fathoni menekankan dalam kerja sama, peneliti tidak hanya mengevaluasi, mengaplikasi dan mengamati saja tetapi harus mempelajari mekanismenya agar dapat membantu industri dalam memperkenalkan produknya secara scientific bagaimana caranya bekerja. 




Sementara itu Yanuar dari PT. Sadhana, menjelaskan keresahannya tentang plasma nutfah yang ada di Indonesia terutama tembakau dan berkomitmen untuk kesehatan plasma nutfah. Sejak tahun 2017 ia sudah mengumpulkan koleksi tembakau varietas unggul hasil perakitan dari kultivar yang ada di Indonesia.


“Tantangan kita adalah bagaimana setiap tahun petani menghasilkan produktivitas yang tinggi melalui kultivar lokal, dan setiap tahun Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) bertambah banyak dengan adanya perubahan suhu di lapangan,” jelasnya.


Darmawan Asta dari PT. Sadhana menambahkan, PT. Sadhana yang mempunyai proses bisnis di tanaman tembakau, hanya menyiapkan bahan olahan untuk dibuat menjadi rokok. 


“PT. Sadhana adalah perusahaan tembakau yang mempunyai lini bisnis yang integrated, mulai dari benih, bermitra dengan petani, sampai diolah menjadi rokok,” ungkap Asta.

“Kami harap 10 tahun atau 20 tahun ke depan tembakau akan termarginalkan secara sistem, karena semakin tingginya tingkat hama tanaman penyakit. Kami harus bekerja sama dengan pihak ketiga yang dapat mendeteksi galur mana yang tahan terhadap penyakit,” tambahnya.


Dalam sesi wawancara, Asta mengungkapkan harapannya setelah bekerja sama dengan BRIN, dapat menghasilkan suatu produk yang bisa menolong petani untuk meningkatkan hasil dan produktivitas dengan cara yang alami, mikrobiologi yang bisa menjamin kesuburan tanah, unsur alami yang penting bagi petani.


Dengan kompetensi peneliti dan fasilitas lab yang dimiliki oleh BRIN mereka yakin dapat bekerja sama dengan BRIN untuk membantu mereka dalam menyelesaikan permasalahan yang mereka miliki. 


Kunjungan yang diawali dengan diskusi inisiasi kerjasama perihal hama dan penyakit pada tanaman tembakau oleh peneliti dari Pusat Riset Mikrobiologi Terapan dan Pusat Riset Zoologi Terapan BRIN dengan PT. Sadhana tersebut dilanjutkan dengan kunjungan ke fasilitas laboratorium BRIN yang ada di KST Soekarno, Cibinong diantaranya Integrated Laboratory of Bioproducts/iLaB, Laboratorium Genomik, Green House dan Animalium. (aa/ ed.sl)