Inisiasi Kerja Sama bidang Hama dan Patogen Eucaplytus, BRIN Terima Kunjungan PT. Arara Abadi di KST Soekarno
Cibinong – Humas BRIN. Salah satu faktor terbesar yang menyebabkan penurunan kualitas dan produktivitas tanaman hutan adalah serangan hama dan penyakit. Beberapa tahun ke depan, luas penanaman di hutan tanaman industri diperkirakan akan semakin meningkat sehingga ancaman dari serangan hama dan penyakit juga berpotensi tinggi.
Atas dasar
itulah, Badan Riset dan Inovasi Nasional
(BRIN) melalui Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) Organisasi Riset
Hayati dan Lingkungan (ORHL) melakukan inisiasi kerja sama dengan mitranya PT. Arara
Abadi tentang “Studi Keragaman Hama dan Patogen pada Eucalyptus serta Evaluasi
Ketahanan Tanaman Inang.”
Dalam
rangka kerjasama riset tersebut, PRMT BRIN menerima kunjungan mitranya tersebut
untuk melihat fasilitas riset baik alat dan teknologi BRIN apa saja di KST
Soekarno BRIN yang dapat dikolaborasikan antara kedua belah pihak, terutama
dalam penanggulangan hama dan penyakit pada eucalyptus,
pada Senin (3/4).
Beberapa
fasilitas riset yang dikunjungi yaitu Laboratorium Genomik, Laboratorium Integrated Laboratory of Bioproduct (iLaB),
dan rumah kaca riset. Laboratorium Genomik menyediakan fasilitas infrastruktur
laboratorium bagi periset dari BRIN atau luar BRIN, sedangkan Integrated Laboratory of Bioproduct (iLaB) merupakan
salah satu laboratorium pengujian dan laboratorium bioproduk terintegrasi
pertama di Indonesia. Sementara rumah kaca riset sudah dilengkapi dengan
ruang Biosafety Level 1 dan Biosafety Level 2.
Sebelum
dilakukan kunjungan, terlebih dahulu dilaksanakan penandatangan Kerangka Acuan
Kerja (KAK) antara kedua belah pihak di Gedung Administrasi KST Soekarno
Cibinong. Kepala Pusat Riset Mikrobiologi Terapan, Ahmad Fathoni mengatakan tujuan
kerja sama adalah untuk melakukan studi keragaman hama dan patogen pada tanaman
Eucalyptus serta mengevaluasi
keragaman genetik tanaman Eucalyptus
yang tahan terhadap serangan hama dan patogen.
“Orientasi
kita yaitu outcome dan harus dekat
dengan mitra industri. Hal ini menjadi penting ketika membangun sebuah kegiatan,
menghasilkan produk, dan teknologi apa yang akan dibutuhkan oleh stakeholder kita,”
terang Fathoni.
Pada
kesempatan yang sama Kepala Research &
Development PT Arara Abadi, Budi Tjahjono menyampaikan semoga pertemuan ini
menghasilkan sesuatu yang dapat diterapkan untuk kemajuan ekonomi dan
menyejahterakan masyarakat. “Banyak tantangan di lapangan yang kami hadapi
dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas dari produk kami yang bergerak di
hutan tanaman industri yang ujungnya kayu dan industri pulp and paper yang menghasilkan selulosa sesuai untuk kebutuhan
industri, “ujarnya.
Kemudian Peneliti Ahli Madya PRMT BRIN, Neo Endra Lelana sekaligus
penanggung jawab kerja sama menerangkan ekspor pulp and paper memiliki nilai ekonomi
tinggi dan mayoritas didukung oleh produksi kayu hutan tanaman industri.
“Saat
ini yang menjadi masalah utama yaitu hama penyakit, oleh karena itu eucalyptus sp. akan banyak dikembangkan
dengan mengelola potensi hama dan penyakit supaya kehilangan hasil turunnya
tidak signifikan, “pungkas Neo. (yl/ ed.sl)