• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 930 ) Oct 1, 2024

Indonesia Raih Peringkat 54 dari 113 Negara dalam Global Innovation Index 2024


Jakarta – Humas BRIN. Indonesia berhasil meraih peringkat 54 dari 113 negara dalam pemeringkatan Global Innovation Index (GII) tahun 2024. Capaian ini mencerminkan kemajuan Indonesia dalam bidang riset dan inovasi, sebuah hasil yang sangat penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menyampaikan apresiasinya atas kontribusi BRIN dalam peningkatan peringkat ini dalam apel pagi di kantor BRIN, Senin (30/09).

“Pencapaian ini bukan hanya hasil kerja BRIN, tetapi juga kontribusi seluruh komunitas iptek, akademisi, dan periset di seluruh Indonesia. Sehingga ditahun 2024 Indonesia berhasil menduduki peringkat 54 dalam Global Innovation Index 2024, naik dibandingkan tahun lalu yaitu peringkat 61,” tutur Handoko.


Ia menekankan pentingnya upaya berkelanjutan dalam memperbaiki ekosistem riset dan inovasi di Indonesia, serta dampak positif yang akan dirasakan tidak hanya oleh BRIN, tetapi juga oleh seluruh komunitas riset, baik di sektor swasta, perguruan tinggi, maupun industri.


Handoko juga menggarisbawahi bahwa meskipun capaian ini penting, perjalanan masih panjang. "Masih banyak hal yang perlu kita perbaiki dan kita tingkatkan. Sistem kompetisi yang ketat, fasilitasi periset, serta program-program seperti degree by research harus terus dijalankan untuk memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan riset nasional," tegasnya. 


Pada kesempatan yang sama Handoko menyoroti pentingnya kolaborasi internasional, khususnya melalui diaspora BRIN yang berada di luar negeri. BRIN telah membangun supporting system yang mendukung pengembangan riset di Indonesia. Diaspora BRIN diharapkan memanfaatkan status mereka sebagai pegawai permanen untuk menciptakan keunggulan komparatif, baik dalam memperkuat grup riset maupun menjalin kolaborasi jangka panjang dengan mitra luar negeri. 

“BRIN sangat mendorong sivitasnya untuk memiliki global perspektif sehingga bisa melihat praktek-praktek yang ada di berbagai negara untuk dibawa ke Indonesia dan mengadopsi mentalitas, tata kerja, maupun tata kelolanya,” tutup Handoko. (nnp/edt.bel)