Dukung Komponen Pelaporan ESG BRIN Buka Peluang Penelitian ESG di Indonesia
Tangerang Selatan - Humas
BRIN. Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan
Penilaian Daur Hidup (PR SPBDPDH) – BRIN kembali menggelar kuliah tamu dengan
menghadirkan narasumber dosen dari
Universitas Brawijaya, Fauzul Rizal Sutikno. Rizal merupakan visiting
reasercher di PR SPBDPDH BRIN. Kuliah tamu yang berlangsung secara hybrid
dan disiarkan langsung melalui kanal youtube Sustainability BRIN pada Jumat
(28/04) ini membahas 2 materi yang masih berkaitan dengan ESG reporting,
yaitu “Variasi Komponen ESG Report di Indonesia” dan “Peluang Penelitian ESG
Report di Indonesia”.
Kepala Pusat Riset SPBDPDH Nugroho Adi Sasongko, dalam
sambutanya mengatakan bahwa materi hari ini akan lebih spesifik dan lebih
teknis dibandingkan materi sebelumnya, “Narasumber kita hari ini akan
membongkar lebih dalam apa saja isi dan variasi komponen-komponen ESG report di
Indonesia dan akan menjelaskan bagaimana peluang penelitian ESG di Indonesia,”
jelas Nugroho.
Nugroho menambahkan saat ini Indonesia belum memiliki
standar baku mengenai komponen yang harus dimasukkan ke dalam ESG report.
Industri memasukkan elemen yang paling menguntungkan di mata investor maupun
publik. POJK/SEOJK yang berlaku di Indonesia pun masih sangat general. Oleh karena
itu penelitian yang dilakukan oleh Rizal ini bertujuan untuk menginvestigasi
bagaimana perusahan memenuhi berbagai ESG standards. Belum adanya
peraturan yang mengikat akan menimbulkan grey area. Grey area akan
membuat ESG report berbeda-beda antar perusahaan. Perusahan akan mengambil yang
paling menguntungkan dan diduga terdapat selective pattern.
Sementara itu pada kesempatan yang sama Fauzul Rizal
Sutikno dalam paparannya menjelaskan bahwa bahwa materi yang disampaikan ini
merupakan penelitiannya yang dilakukan selaras dengan penelitian yang dilakukan
oleh Koko Dillon, narasumber kuliah tamu di hari pertama. “ESG report
adalah usaha industri untuk menunjukkan keselarasannya pada konteks
keberlanjutan dengan konsep transparansi. ESG report meliputi aspek
lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan,” papar Rizal.
Rizal menggunakan beberapa standar dalam
penelitiannya, yaitu Standar GRI, SASB, TCFD, SUSBA, dan POJK/SEOJK. Secara
umum, yang paling banyak digunakan adalah GRI karena memiliki variasi komponen
yang lebih lengkap. Namun, SASB lebih banyak memuat per-jenis industri. TCFD
lebih memuat komponen terkait tata kelola. SUSBA berlaku regional, yaitu untuk
perbankan di Asia. Sedangkan POJK/SEOJK adalah pedoman ESG report yang saat ini
digunakan di Indonesia. penelitian yang dilakukan Rizal adalah menampilkan
hasil penilaian komponen ESG pada setiap jenis industri menggunakan grafik dan
menginterpretasikan temuan baik secara agregat maupun pada setiap jenis
industri menggunakan Explanatory Data Analysis.
Menurut Rizal, ada banyak hal yang dapat dilihat dan
dikembangkan menjadi penelitian. Jika melihat faktor kelembagaan dan sosial
serta pengaruhnya, kita dapat mengambil topik bagaimana urgensi jajaran
manajemen atau eksekutif, bahkan operator dalam penerapan ESG di perusahaan.
Kita juga dapat melihat sejauh mana ESG reporting yang terdapat di dunia
belahan utara dan selatan. Apabila disana sudah berkembang penelitian ESG
report secara makro, sudah saatnya kita dapat mengembangkannya ke dalam skala
mikro dan diterapkan di Indonesia. Dan jika memungkinkan, penelitian yang kita
lakukan dapat memberikan masukan untuk menyempurnakan POJK/SEOJK yang berlaku
di Indonesia saat ini, ungkapnya.
Sebagai informasi Kuliah tamu hari kedua ini
berlangsung secara interaktif. Disela-sela pemaparan materi, peserta
menyampaikan pertanyaan yang dijawab dengan lugas oleh narasumber. (ark,aj/edt.sj)