• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 697 ) Apr 29, 2023

Dukung Komponen Pelaporan ESG BRIN Buka Peluang Penelitian ESG di Indonesia


Tangerang Selatan - Humas BRIN. Pusat Riset Sistem Produksi Berkelanjutan dan Penilaian Daur Hidup (PR SPBDPDH) – BRIN kembali menggelar kuliah tamu dengan menghadirkan narasumber  dosen dari Universitas Brawijaya, Fauzul Rizal Sutikno. Rizal merupakan visiting reasercher di PR SPBDPDH BRIN. Kuliah tamu yang berlangsung secara hybrid dan disiarkan langsung melalui kanal youtube Sustainability BRIN pada Jumat (28/04) ini membahas 2 materi yang masih berkaitan dengan ESG reporting, yaitu “Variasi Komponen ESG Report di Indonesia” dan “Peluang Penelitian ESG Report di Indonesia”.

 

Kepala Pusat Riset SPBDPDH Nugroho Adi Sasongko, dalam sambutanya mengatakan bahwa materi hari ini akan lebih spesifik dan lebih teknis dibandingkan materi sebelumnya, “Narasumber kita hari ini akan membongkar lebih dalam apa saja isi dan variasi komponen-komponen ESG report di Indonesia dan akan menjelaskan bagaimana peluang penelitian ESG di Indonesia,” jelas Nugroho.

 

Nugroho menambahkan saat ini Indonesia belum memiliki standar baku mengenai komponen yang harus dimasukkan ke dalam ESG report. Industri memasukkan elemen yang paling menguntungkan di mata investor maupun publik. POJK/SEOJK yang berlaku di Indonesia pun masih sangat general. Oleh karena itu penelitian yang dilakukan oleh Rizal ini bertujuan untuk menginvestigasi bagaimana perusahan memenuhi berbagai ESG standards. Belum adanya peraturan yang mengikat akan menimbulkan grey area. Grey area akan membuat ESG report berbeda-beda antar perusahaan. Perusahan akan mengambil yang paling menguntungkan dan diduga terdapat selective pattern.

 

Sementara itu pada kesempatan yang sama Fauzul Rizal Sutikno dalam paparannya menjelaskan bahwa bahwa materi yang disampaikan ini merupakan penelitiannya yang dilakukan selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Koko Dillon, narasumber kuliah tamu di hari pertama. “ESG report adalah usaha industri untuk menunjukkan keselarasannya pada konteks keberlanjutan dengan konsep transparansi. ESG report meliputi aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan,” papar Rizal.

 

Rizal menggunakan beberapa standar dalam penelitiannya, yaitu Standar GRI, SASB, TCFD, SUSBA, dan POJK/SEOJK. Secara umum, yang paling banyak digunakan adalah GRI karena memiliki variasi komponen yang lebih lengkap. Namun, SASB lebih banyak memuat per-jenis industri. TCFD lebih memuat komponen terkait tata kelola. SUSBA berlaku regional, yaitu untuk perbankan di Asia. Sedangkan POJK/SEOJK adalah pedoman ESG report yang saat ini digunakan di Indonesia. penelitian yang dilakukan Rizal adalah menampilkan hasil penilaian komponen ESG pada setiap jenis industri menggunakan grafik dan menginterpretasikan temuan baik secara agregat maupun pada setiap jenis industri menggunakan Explanatory Data Analysis.

 

Menurut Rizal, ada banyak hal yang dapat dilihat dan dikembangkan menjadi penelitian. Jika melihat faktor kelembagaan dan sosial serta pengaruhnya, kita dapat mengambil topik bagaimana urgensi jajaran manajemen atau eksekutif, bahkan operator dalam penerapan ESG di perusahaan. Kita juga dapat melihat sejauh mana ESG reporting yang terdapat di dunia belahan utara dan selatan. Apabila disana sudah berkembang penelitian ESG report secara makro, sudah saatnya kita dapat mengembangkannya ke dalam skala mikro dan diterapkan di Indonesia. Dan jika memungkinkan, penelitian yang kita lakukan dapat memberikan masukan untuk menyempurnakan POJK/SEOJK yang berlaku di Indonesia saat ini, ungkapnya.

 

Sebagai informasi Kuliah tamu hari kedua ini berlangsung secara interaktif. Disela-sela pemaparan materi, peserta menyampaikan pertanyaan yang dijawab dengan lugas oleh narasumber. (ark,aj/edt.sj)