Dukung Ketahanan Kesehatan, Organisasi Riset Kesehatan BRIN adakan kegiatan Call for Join Research Collaboration Tahun 2024
Jakarta - Humas BRIN. Dalam menanggapi isu global terutama di bidang Kesehatan, Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Naional mengadakan kegiatan Call for Join Research Collaboration Tahun 2024. Hal ini disampaikan oleh Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN Ni Luh Putu Indi Dharmayanti mengawali sosialisasinya pada apel pagi Senin, (16/10).
“Seperti yang sudah kita ketahui bersama
bahwa kita setelah merencanakan rencana strategis dan riset kesehatan Tahun
2022 sampai dengan 2024 berdasarkan beberapa isu global yang sedang bergulir
pada saat ini yaitu tentang bagaimana dunia membutuhkan selain ketersediaan
pangan juga kebutuhan akan keamanan pangan itu sendiri,” tutur Indi.
“Kita merasakan bagaimana perubahan iklim juga berdampak pada semua sektor termasuk di sektor Kesehatan, terkait dengan penyakit kita baru selesai menghadapi covid 19 beberapa bulan yang lalu dan tentunya kita juga tidak boleh lengah dengan adanya peningkatan kasus baik itu penyakit menular maupun penyakit tidak menular juga ancaman terhadap penyakit baru yang akan masuk ataupun penyakit yang ada kemudian muncul Kembali,” jelas Indi.
Indi juga menambahkan bahwa perubahan isu global terkait juga dengan perubahan ekologi, dimana peningkatan jumlah penduduk juga penebangan hutan polusi turut menyebabkan perubahan ekologi.
“Pengalaman pandemi covid 19 mengevaluasi kembali tata kelola dan struktur sistem kesehatan agar kita lebih siap menghadapi wabah yang tidak terduga di masa depan seperti pandemi berikutnya, peristiwa cuaca ekstrem, bencana dan lain-lain system kesehatan yang tangguh tentunya dan berkelanjutan sehingga kita mampu prepare, prevent, detect dan responds,”papar Indi.
Ia juga mengatakan bahwa tantangan kesehatan global tentunya memerlukan koordinasi tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga internasional untuk mencapai mitigasi kesehatan yang lebih baik. Selain itu kesiapsiagaan untuk menghadapi pandemi perlu direspon dengan lebih baik di tingkat nasional lokal regional dan juga global karena keterbatasan sistem kesehatan nasional di setiap negara. Tentunya dengan manfaatkan kapasitas dan kemampuan sektor penelitian dan memperkuat pengawasan untuk mengidentifikasi patogen guna untuk memprediksi wabah.
“Problem yang kita hadapi juga kita ketahui bersama bahwa sebagian besar dari materials dan juga alat kesehatan itu masih sekitar hampir 90% merupakan impor kemudian kita ketahui bahwa budget untuk research di Indonesia masih cukup kecil dibandingkan dengan negara Amerika ataupun Singapura, rumah program ini bertujuan untuk menanggapi isu-isu tersebut,” jelas Indi.
“Rumah Program OR Kesehatan tahun 2024 ada 8 yang pertama adalah rumah program purwarupa bahan baku obat terapi terarah, kemudian yang kedua rumah program purwarupa produk biofarmaseutikal dan biosimilar, yang ketiga adalah rumah program purwarupa vaksi untuk pencegahan dan terapi penyakit, yang keempat adalah rumah program purwarupa stem Cell untuk terapi penyakit, yang kelima adalah rumah program desain penelitian klinis dan kedokteran regenerative, yang ke-6 adalah terkait penyakit, yang ketujuh adalah rumah program purwarupa alat Kesehatan, dan yang ke-8 adalah rumah program purwarupa alat deteksi penyakit,” papar Indi.
Dalam paparannya Indi juga menjelaskan lebih dalam terkait Rumah Program OR Kesehatan. Fokus riset Rumah program yang pertama adalah melakukan riset pengembangan Antikanker, Anti-Dengue, Kardiovaskular, Antimalaria, Anti tuberkolosis, Neuroprotektif dan juga sistem penghantaran obat. Tujuan dari riset ini adalah menghasilkan kandidat bahan baku obat dan penguasaan proses produksi dan outputnya tentunya selain purwarupa sebagai kandidat bahan baku obat juga penguasaan proses produksi serta diharapkan akan memasuki uji perekonomian secara klinis.
Rumah program kedua purwarupa produk Biofarmaseutikal dan Biosimilar berfokus pada riset pengembangan antibodi monoklonal untuk deteksi dan terapeutik penyakit infeksi dan kanker serta produk biologi berbasis protein rekombinan, maupun insulin. Sedangkan tujuan riset ini adalah memberikan wadah dalam pengembangan biofarmaseutikal dan biosimilar untuk deteksi dan pengendalian penyakit infeksi dan non infeksi seperti kanker diabetes dan lain-lain.
Rumah program ketiga purwarupa vaksin untuk pencegahan dan terapi penyakin ini adalah difokuskan pada kegiatan pengembangan vaksin tuberkulosis berbasis virus partikel dan juga vaksin PMK berbasis protein rekombinan serta pengembangan sistem delivery atau adjuvant serta vaksin-vaksin lain dan tentunya Fokus dari riset ini adalah memberikan wadah dalam pengembangan vaksin, adjuvant dan vaccine/drug delivery system untuk pencegahan dan terapi penyakit baik itu penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
Rumah program yang keempat tentang stemcell, ruang lingkupnya terutama untuk penyakit generatif dan juga penyakit menular terutama diabetes, luka kronis/bakar, stroke, penyakit jantung kemudian hipertensi kanker asma serta penyakit ginjal kronis. “Kita harapkan untuk outputnya adalah pengembangan penghantaran obat seperti Hydrogel Transdermal Patch (HTP) untuk terapi wound healing kemudian pengembangan formulasi Media Diferensiasi Kit mungkin menjadi pengembangan study sel model untuk terapi penyakit,” papar Indi.
Rumah program yang kelima desain penelitian klinis dan kedokteran regeneratif adalah meliputi riset penyebab outcome kesehatan yaitu riset etiologic, kemudian riset diagnostik yang merupakan riset untuk meningkatkan proses diagnosa dalam praktek klinis kemudian riset prognosis yaitu riset untuk memprediksi kemunculan dari kesehatan tertentu kemudian riset intervensi yaitu riset untuk menilai efek yang diinginkan dan yang tidak diinginkan. Sedangkan ruang lingkup dari rumah program ini adalah penyakit tidak menular utama dan faktor risikonya, penyakit menular utama dan faktor risikonya juga penyakit serta faktor risikonya, serta kesehatan jiwa, kesehatan Indra kulit dan estetika dan juga kesehatan gigi.
“Untuk rumah program desain genom terkait penyakit memang kita utamanya untuk mengidentifikasi memetakan dan mengurutkan semua gen di manusia baik dari sudut pandang fisik maupun fungsional,” jelas Indi.
“Ruang lingkupnya yang pertama adalah studi
genom prioritas yaitu kardiovaskuler, yang kedua adalah studi genom terkait
sensitivitas terhadap virus atau penyakit infeksi tertentu, yang ketiga adalah
studi genom terkait penyakit dan generatif kemudian yang keempat adalah studi
genom terkait resistensi antiviral, antimicroba dan resistansi terhadap obat
lainnya, yang ke 5 adalah genom terkait
kesehatan ibu dan anak, kemudian yang terakhir ada studi genom terkait pengaruh
lingkungan atau pekerjaan terhadap timbulnya penyakit tertentu,” lanjut Indi.
Rumah program yang ketujuh yaitu alat kesehatan yang berfokus pada pengembangan alat kesehatan untuk pemenuhan target alat kesehatan yang mendukung program ketahanan kesehatan “Secara teknis pengembangan produk ini tidak hanya untuk kajian dan untuk produk kesehatan tapi juga bisa untuk kajian dan studi untuk mendukung diseminasi dan pemanfaatan produk alat kesehatan buatan lokal seperti kajian kebijakan, mekanisme pengawasan, dan pengembangan teknologi pengujian kualitas produk,” papar Indi.
Rumah program yang berikutnya adalah purwarupa alat deteksi penyakit yaitu bagaimana mengembangkan perangkat deteksi untuk penyakit prioritas di Indonesia yang di mana fokus risetnya adalah penyakit prioritas, kemudian yang kedua adalah penyakit infeksi lainnyadan zoonosis kemudian yang ketiga adalah penyakit degenerative. “Outputnya adalah kita harapkan adanya reagensia untuk diagnostic, kemudian perangkat untuk koleksi sampel instrumen diagnostic, prosedur dan metode pengujian data dan informasi penyakit, serta software dan aplikasi deteksi penyakit,” jelas Indi.
“Untuk persyaratan pengajuan proposal ini tentunya adalah berstatus SDM peneliti BRIN, kemudian pada pendidikan terakhir minimal S2 atau jenjang fungsional minimal sebagai peneliti ahli muda dengan rekam jejak penelitian yang relevan, kemudian tidak sebagai pegawai tugas belajar, post-doctoral di luar negeri atau cuti di luar tanggungan negara kecuali bagi SDM iptek yang sedang menjalankan studi di negeri, kemudian lembar pengesahan juga harus lengkap ditandatangani oleh ketua periset dan persetujuan kepala pusat riset, serta memiliki rekam jejak sesuai dengan bidang risetn yang diajukan,” tutur Indi.
Indi juga menambahkan bahwa maksimal tim penelitinya adalah 15 orang dimana proposal dapat melibatkan anggota periset dalam status atau melakukan Degree By Research, kemudian jika pengusul dari kesehatan wajib melibatkan 7 periset di luar PR pengusul kemudian jika pengusul dari luar kesehatan diwajibkan melibatkan minimal dua orang periset dari unit kerja OR Kesehatan, serta melampirkan daftar riwayat hidup ketua dan anggotanya. SDM iptek dapat mengusulkan maksimal 3 proposal rumah program yang dikoordinatori oleh OR Kesehatan, dapat sebagai PI dan 2 posisi sebagai anggota tim atau sebagai anggota tim ketiga proposal lainnya.
“Jadwal kegiatan Call for Join Research Collaboration kesehatan tahun 2024 di mana sosialisasi pada saat ini kita lakukan, kemudian submit proposal sampai tanggal 31 Oktober, kemudian seleksi proposal akan datang tanggal 1 sampai 15 November, kemudian pengumuman seleksi proposal tanggal 17 November, revisi proposal dan RAB tanggal 18-20 November, kemudian dilakukan seminar desain riset bagi yang sudah diterima proposal dan rab-nya pada 30 November sampai 1 Desember dan akhirnya penetapan hasil seleksi setelah ada pagu definitif pada tanggal 5 Desember 2023,” jelas Indi.
Sebelum mengakhiri sosialisasi nya Indi juga menyampaikan bahwa proposal pengajuan dapat diunduh melalui Google Drive https://drive.google.com/drive/folders/1fpnFVcLzTB5CcKkVSD06gNjJ6pgWrQhB?usp=sharing selain itu dapat di akses juga pada pedoman organisasi riset kesehatan tahun 2024. Pengiriman proposal secara online pada link berikut https://linktr.ee/callforjointRCORK2024 dengan batas submit dari proposal ini adalah 31 Oktober tahun 2023 pukul 23:59, dan apabila ada pertanyaan lebih lanjut dapat disampaikan melalui email Callforjoinresearchcollaboration@gmail.com. (nnp)