Dorong Indonesia Maju 2045, BRIN Tawarkan UIN Salatiga Kolaborasi Riset Bidang Ekonomi
Jakarta - Humas BRIN. Sejumlah mahasiswa dan dosen Fakustas
Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga
melakukan kunjungan industri di Kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kawasan
Sains Sarwono Prawiroharjo Jakarta, Selasa (14/05). Kunjungan tersebut untuk
memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuannya dalam persiapan praktik kerja
lapangan mereka.
Kunjungan diterima langsung Kepala
Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat
(TKPEKM) BRIN, Agus Eko Nugroho. Menurut pandangannya, kunjungan industri
penting bagi mahasiswa, karena sebagai calon pemimpin masa depan, diharapkan terlibat
dalam pembangunan ekonomi dunia. Di mana di dalam pelaksanaannya ketat persaingan
untuk mewujudkan Indonesia maju 2045.
Agus menyampaikan dari data
Badan Pusat Statistik (BPS), ditunjukkan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2024
sebesar 5,11% (yoy). Dijelaskannya, ini meningkat dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,04% (yoy). ”Ke depan,
pertumbuhan ekonomi 2024 diperkirakan kuat didukung oleh permintaan domestik. Terutama
dari berlanjutnya pertumbuhan konsumsi dan jumlah penduduk,” urai Agus. Maka ia
menyampaikan harapan dan semangat di depan para mahasiswa tersebut, agar bisnis
syariah maju.
Untuk menjawab tantangan
tersebut, ia mengungkapkan, BRIN siap memberikan sumbangsih sesuai bidang
kebutuhan para mahasiswa. Seperti magang, praktik kerja lapangan, program
merdeka belajar, serta dalam bentuk pendampingan lainnya di dunia penelitian.
Agus juga menyambut baik jalinan kerja sama riset, salah satunya publikasi
ilmiah. Menurutnya, hal tersebut sebagai salah satu bentuk BRIN yang hadir di
tengah masyarakat menjadi mitra dalam konteks pengetahuan untuk berkolaborasi
lebih lanjut.
Di dalam kunjungan ini,
diberikan paparan yang diawali oleh Umi Karomah Yaumidin, Periset sekaligus
Kepala Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler. ia menyampaikan tentang profil
BRIN yang dibentuk berdasarkan peraturan presiden nomor 78 tahun 2021. walaupun
baru berumur 3 tahun, diutarakannya, BRIN telah melaksanakan tugas
mengintegrasikan periset yang ada di Indonesia. Umi juga
menjelaskan, bahwa periset merupakan gabungan dari peneliti dan perekayasa yang
berkolaborasi melalui skema pendanaan.
Untuk memberi pandangan, Umi juga menjelaskan BRIN yang merupakan
gabungan dari lima entitas yaitu Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Tenaga
Atom Nasional, Lembaga Penerbangan dan Antariksa, Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, serta para periset
yang sebelumnya bernaung di bawah kementerian dan juga pemerintah daerah. Umi
juga menyampaikan struktur organisasi BRIN yang terdiri kepala BRIN, wakil
kepala BRIN, 7 deputi, 12 organisasi riset, dan 85 pusat riset.
Selanjutnya, paparan disampaikan Addin Maulana dari Pusat Riset Ekonomi
Industri, Jasa, dan Perdagangan. Ia menjelaskan peluang – peluang kegiatan
riset yang bisa dimanfaatkan oleh para mahasiswa. Addin juta menjelaskan tema
riset yang ada seperti industri pangan, pertanian, dan industri halal, lalu ekonomi
maritim, kemudian pariwisata dan ekonomi kreatif, juga transportasi dan
logistik.
Addin juga menginformasikan tentang mitra kerja sama penelitian dalam rangka
penyusunan kebijakan. Dalam hal ini, diperkirakan untuk ke depannya, jumlah peneliti
akan berkurang. Maka ia menaruh harapan besar generasi penerus, salah satu di
antaranya mereka para mahasiswa ini.
Paparan terakhir, Yesi Hendriani Supartoyo dari Pusat Riset Ekonomi
Makro dan Keuangan menginformasikan beberapa target ke depan sejumlah kelompok
riset di lingkup pusrisnya. Harapannya, tim risetnya menyambut baik para
mahasiswa maupun dosen untuk bisa berkolaborasi bersama. Kelompok – kelompok
riset ini seperti ekonomi berbasis pengetahuan, sistem inovasi dan kebijakan
pertanian, serta eokonomi keuangan internasional. Ia berharap agar dengan pihak
UIN Salatiga, timnya bisa membangun mitra kerja sama yang bisa segera
dituangkan ke dalam naskah – naskah kerja sama yang implementatif.
Di akhir acara, berlangsung diskusi interaktif oleh pembicara dengan
para mahasiswa. Bahkan, para dosen juga tidak ketinggalan mengajukan berbagai
pertanyaan dan kemungkinan dukungan kegiatan untuk menunjang proses pengajaran
sehari – hari. Mereka juga banyak menanyakan mekanisme pemanfaatan program –
program BRIN untuk masyarakat dan kemungkinan implementasi kerja sama yang akan
didorong segera. (Sur/ ed:And, Dok. Smd)