• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 180 ) Jun 14, 2024

Civitas Sekolah STEM Universitas Prasetiya Mulya Kunjungi KST BJ Habibie BRIN


Tangerang Selatan – Humas BRIN. Sebanyak 20 mahasiswa dan dua dosen pendamping dari Sekolah STEM Universitas Prasetiya Mulya BSD Serpong mengunjungi Kawasan Sains dan Teknologi (KST) BJ Habibie, Serpong, Tangerang Selatan pada Kamis (13/06). Kunjungan ini diterima oleh M. Haekal Habibie, Ketua Kelompok Riset Sistem Manajemen Laboratorium Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar (PRTPS) BRIN, di Graha Widya Bhakti.


Nurmalia, Wakil Dekan I Sekolah STEM, menyampaikan rasa syukur dan terima kasihnya kepada BRIN. “Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada BRIN karena menerima kami dengan baik pada hari ini, walaupun kami mendengar hari ini terdapat tiga kunjungan sekaligus. Kunjungan kami kali ini juga terkait kesempatan kolaborasi tugas akhir (skripsi), serta karir di bidang riset dan teknologi,“ ungkap Nurmalia, yang didampingi oleh Syafrudi, dosen Computer Systems Engineering.


Dalam kesempatan tersebut, Haekal memaparkan profil PRTPS beserta tujuh Kelompok Riset di dalamnya, termasuk jumlah personil beserta jenjang pendidikannya. “SDM kami rata-rata berpendidikan S2 dengan rentang usia, sebagian besar, 31-40 tahun. Dengan SDM ini, kami berharap dapat berkontribusi bagi bangsa,” terang Haekal.


Acara dilanjutkan dengan diskusi dan penyerahan kenang-kenangan sebelum rombongan melanjutkan kunjungan ke Gedung 456, lokasi Pusat Riset Kimia. Di sini, Syiffa Fauzia mendampingi rombongan yang dibagi menjadi tiga kelompok untuk mengunjungi tiga laboratorium yang berbeda.


Laboratorium pertama adalah Laboratorium Kromatografi Cair dengan Zahratussa'adah sebagai penanggung jawab. Kemudian Laboratorium Kromatografi Gas yang diawasi oleh Hendris Hendarsyah Kurniawan. Kedua laboratorium digunakan untuk analisis senyawa organik, seperti antibiotik. 


Laboratorium ketiga adalah Laboratorium Inductivvely Coupled Plasma (ICP) dan Atomic Absorption Spectometry (AAS), yang dikelola oleh Muhammad Hanif Adnan. “Prinsip utama ICP dalam penentuan elemen adalah pengatomisasian elemen sehingga memancarkan cahaya panjang gelombang tertentu yang kemudian dapat diukur,” jelas Hanif.


Sedangkan AAS digunakan untuk mengukur kuantitas dari unsur-unsur logam dan metalloid berdasarkan penyerapan absorbansi radiasi oleh atom bebas pada fase gas.


Kunjungan ini diharapkan dapat membawa manfaat dan memotivasi para mahasiswa untuk berkontribusi dalam riset dan inovasi di Indonesia. (gp/ft.gp/ed. ark)