BRIN Tingkatkan Kemampuan Peneliti Rumah Sakit dalam Penyusunan Protokol Penelitian
Jakarta - Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar webinar penelitian penyusunan protokol penelitian berbasis rumah sakit yang dikemas melalui BRIEF (BRIN INSIGHT EVERY FRIDAY) edisi ke-92 pada Jumat (6/10). Webinar ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan peneliti rumah sakit dalam menyusun protokol penelitian yang berkualitas dan sesuai standar.
Krisis kesehatan membuka peluang riset dan inovasi dilakukan, termasuk juga di rumah sakit. Agar tidak menyalahi aturan dan etika penelitian perlu ada protokol khusus dalam melakukan aktivitas tersebut. Meningkatnya kebutuhan informasi mengenai aturan meneliti di lingkungan rumah sakit, menyebabkan pentingnya diadakan pelatihan penyusunan protokol penelitian di fasilitas rumah sakit.
Dalam webinar ini, dijelaskan bahwa protokol penelitian merupakan dokumen yang berisi rencana penelitian secara rinci, mulai dari tujuan, metodologi, hingga anggaran. Protokol penelitian yang baik dan berkualitas akan membantu peneliti untuk menjalankan penelitian dengan lancar dan menghasilkan hasil yang valid.
Plt. Direktur Pengembangan Kompetensi SDM Iptek BRIN Yustiar Gunawan dalam sambutannya mengatakan "Kami dari Direktorat Pengembangan Kompetisi berada di Deputi Sumber Daya Manusia, yang mana kami disini mendapat tugas untuk melaksanakan pengembangan kompetensi SDM IPTEK baik internal maupun pihak eksternal BRIN, sesuai dengan tusi dan fungsi dari direktorat kami".
"Program Pelatihan Penyusunan Protokol Penelitian di Fasilitas Rumah Sakit Tahun 2023 akan diselenggarakan dengan metode klasikal/tatap muka selama 2 (dua) hari (tanggal dan tempat pelaksanaan pelatihan sesuai permintaan), atau dengan metode daring/online," jelasnya.
Sementara itu pada sesi paparan Kepala Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN Harimat Hendrawan mengatakan "Protokol penelitian merupakan dokumen penting yang menjadi dasar pelaksanaan penelitian. Oleh karena itu, penyusunan protokol penelitian harus dilakukan dengan cermat dan sesuai dengan standar," jelas Harimat.
Harimat menambahkan, protokol penelitian berbasis rumah sakit memiliki urgensi yang tinggi, mengingat rumah sakit merupakan tempat yang tepat untuk melakukan penelitian klinis. Rumah sakit memiliki fasilitas dan sumber daya yang memadai untuk mendukung penelitian klinis, seperti pasien, tenaga medis, dan peralatan medis.
"Penelitian klinis berbasis rumah sakit sangat penting untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Protokol penelitian yang baik akan membantu memastikan bahwa penelitian klinis dilakukan dengan aman dan etis," ujar Harimat.
Pada kesempatan yang sama Koordinator Pelaksana Fungsi Layanan Pengembangan Kompetensi Bidang Hayati, Pangan, Kesehatan BRIN Rinawati Anwar dalam paparannya mengatakan “Sesuai dengan fungsi DPK BRIN yang telah diinformasikan oleh bapak Direktur, bahwa kami bertugas untuk menyelenggarakan pengembangan kompetensi bagi pihak-pihak eksternal. Pada tahun 2023, dari bidang hayati dan lingkungan, kami menawarkan 19 program pelatihan yang telah terprogram yang sudah berada di website kami, di layanan pelatihan atau pun di website registrasi pelatihan,” ujar Rina.
Rina menambahkan, selain pelatihan hayati dan lingkungan, tersedia pula pelatihan pada bidang pangan dan pertanian yang terdapat 4 program yang sudah terjadwal di tahun 2023 ini serta program pelatihan bidang kesehatan yang terdiri dari 3 pelatihan program yang telah terjadwal.
BRIN berharap melalui webinar ini dapat meningkatkan kemampuan peneliti rumah sakit dalam menyusun protokol penelitian yang berkualitas. Dengan demikian, penelitian klinis berbasis rumah sakit di Indonesia dapat dilakukan dengan lancar dan menghasilkan hasil yang bermanfaat bagi masyarakat. (ana/akb)