BRIN Terima Kunjungan Mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Cibinong – Humas BRIN. Sebanyak 60 mahasiswa dan 6 Dosen Prodi Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, mengunjungi Gedung Keanekaragaman Hayati (Kehati) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno, Cibinong pada Rabu (12/6).
Ketua Prodi
Tadris Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN, Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi, Dr. H. Salahuddin, M. Si mengatakan bahwa tujuan kunjungan dalam rangka
praktikum Herbarium (Mata Kuliah Taksonomi Tumbuhan), Koleksi Zoologi (Mata
Kuliah Taksonomi Hewan), Koleksi Mikroba (Mata Kuliah Mikrobiologi), dan Awetan
Basah Embrio Fisiologi dan Embriologi (Mata
Kuliah Embriologi), karena di universitasnya masih banyak fasilitas yang belum
lengkap sehingga dengan kegiatan ini dapat memperdalam dan menambah wawasan dan
pemahaman mahasiswa.
“Kami berharap
dengan kegiatan kunjungan ini, mahasiswa kami dapat menambah wawasan dan
pemahaman yang lebih luas lagi dan ke depannya dapat menjalin kerja sama untuk
meningkatkan kualitas penelitian dan pendidikan di tempat kami,” ucapnya.
Sementara itu,
Willa Rafiqah, mahasiswa Program Studi Tadris Biologi mengatakan sangat senang
berkunjung ke BRIN, karna banyak ilmu yang diperoleh. “Selama ini dalam perkuliahan hanya
mendapatkan teori dan melihat gambar
saja, namun dengan adanya kunjungan ke BRIN kita bisa melihat langsung bentuk
asli spesimen-spesimennya, juga dapat melihat spesimen-spesimen yang diawetkan
sehingga sangat menambah wawasan kami," tuturnya.
Dalam kunjungan
ke Gedung Keanekaragaman Hayati (Kehati) ada beberapa tempat yang dikunjungi, yaitu
Herbarium Bogoriense (HB) dan Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) di Gedung
Kehati.
Di HB, para mahasiswa
diajak untuk mempelajari tanaman yang diawetkan dalam bentuk kering atau basah.
Saat ini HB telah mengumpulkan 950 ribu spesimen. Jenis spesimen ini meliputi
tumbuhan berbiji belah, tumbuhan berkeping biji Tunggal, tumbuhan berbiji
terbuka, fungi, alga, tumbuhan paku, lumut kerak, lumut hati, dan lumut daun.
Selain bunga Raffles, ada lebih dari 40 spesies tanaman langka di Nusantara
yang dikoleksi HB. Koleksi paling tua yang disimpan dalam HB ialah spesimen
paku kering bernama latin Asplerium caudatum.
Selanjutnya para mahasiswa
mengunjungi Museum Zoologi Bogoriense
(MZB), untuk mengetahui koleksi satwa yang diawetkan. Museum ini menyimpan
lebih dari 2,8 juta spesimen ilmiah dari berbagai spesies yang dikoleksi sejak
didirikan oleh Dr. J.C Koningsberger pada tahun 1894. MZB merupakan museum
rujukan penting dalam koleksi spesimen ilmiah satwa di regional Asia Tenggara.
Koleksi spesimen MZB dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu mamalia, burung,
ikan, reptil, amfibi, moluska, krustasea, serangga, serta invertebrata.
Pelaksana fungsi
koleksi mamalia, Apandi berharap dengan adanya kegiatan kunjungan ke Direktorat
Pengelolaan Koleksi Ilmiah (DPKI), mahasiswa dapat lebih mengenal BRIN dan
lebih mengetahui dan menambah wawasan apa saja yang ada di BRIN terutama
untuk pengoleksian yang baik terhadap
semua spesimen baik darat, laut, perairan tawar yang ada di BRIN.
Hal senada juga
disampaikan Yayah Robiah, Koordinator Pelaksana Fungsi Botani, (Pengelola Koleksi
HB) bahwa dirinya sangat merasa senang dengan kunjungan ini sehingga herbarium
bisa dikenal oleh masyarakat luas dari tingkat siswa sampai dengan periset.
(nurm,wt/ ed.sl)