• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 63 ) Nov 6, 2024

BRIN Tawarkan Program Kolaborasi Riset Bidang Agama pada Mahasiswa Unida Gontor


Jakarta - Humas BRIN. Sejumlah mahasiswa Program Studi Ilmu AlQuran dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin Universitas Darussalam (Unida) Gontor mengunjungi Kantor BRIN Kawasan Sains Sarwono Prawirohardjo Jakarta, Senin (04/11). Kunjungan tersebut untuk pengayaan wawasan terkait riset dan inovasi.

 

Kepala Pusat Riset Agama dan Kepercayaan (PR AK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN),  Aji Sofanudin, dalam sambutannnya mengenalkan mengenai riset – riset yang ada di BRIN, khususnya riset yang dilakukan di Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (OR IPSH). Aji juga mengajak para mahasiswa ini agar bisa belajar dari model atau riset yang dikembangkan BRIN.

 

Choirul Fuad Yusuf, peneliti PR AK BRIN mengenalkan tentang Islamophobia. Ia mengatakan, fenomena islamiofobia berakar pada abad pertengahan. Namun, istilah tersebut populer dikenal dalam Sastra Perancis (awal abad ke-20), akibat ketakutan berlebihan terhadap potensi kekuatan bangsa Islam dalam segala aspek kehidupan. 

 

“Islamofobia merupakan perasaan atau sikap negatif terhadap islam atau muslim, atau ketakutan yang tidak rasional terhadap Islam,” jelasnya.

 

Dijelaskan juga di depan para mahasiswa ini oleh Ibnu Hasan Muchtar, periset PR AK. Ia menceritakan pengalaman penelitian tentang kerukunan antar umat beragama. Pada kesempatan ini, Ibnu menginformasikan tiga program prioritasnya pemerintah melalui Kementerian Agama. Yaitu, kerukunan, moderasi beragama, dan beragama bermaslahat.

 

“Kerukunan umat beragama penting! Karena untuk menciptakan perdamaian dan stabilitas di masyarakat. Dengan hidup rukun, setiap individu dapat saling menghormati perbedaan keyakinan, yang pada akhirnya memperkuat persatuan dan memajukan bangsa,” urainya. 

 

Kerukunan ini, imbuhnya, juga menjadi dasar untuk menghindari konflik dan mendorong kerja sama dalam mencapai kesejahteraan bersama.

 

Kemudian ia menyampaikan moderasi beragama, yaitu  cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama. Caranya dengan mengejawantahkan esensi ajaran agama, yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum. Hal itu berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa. 

 

Selanjutnya, Ibnu juga menjelaskan tentang kata kunci di dalam moderasi beragama yang ada dalil dan ayat Alqurannya. Salah satu contohnya mengenai kemanusiaan yang ada dalam surat Al Maidah ayat 32.

 

Berikutnya, Vera Bararah Barid, koordinator program di OR IPSH yang juga alumnus Universitas Darussalam Gontor, menawarkan 14 Tema Program Kolaborasi Riset BRIN yang disebut Call for Research Collaborations (CfRC) yang ditawarkan.

Ia menyebutkan, ada 2 tema terkait agama. Pertama, green religion / eco-theology, sebagai upaya agama menjaga lingkungan. Cakupannya, perspektif agama dan kepercayaan tentang pelestarian lingkungan, praktik green religion di lingkungan rumah ibadah, pendidikan, kerja, keluarga dan masyarakat, peran lembaga keagamaan dalam pengelolaan sumber daya alam dan pemeliharaan lingkungan, serta Isu dan tantangan green religion itu sendiri.

 

Tema yang ke dua, terkait dinamika kontemporer (disrupsi digital dan transformasi sosial) yaitu digital religion seperti ritual, otoritas, dan otentisitas. Cakupannya Filantropi digital, kemajuan digital dan pergeseran otoritas keagamaan, transaksi keuangan digital dalam perspektif agama, peran media sosial sebagai sumber informasi keagamaan, ujaran kebencian, misinformasi, dan disinformasi keagamaan, serta dialog dan debat agama dalam ruang digital. (rsa/ ed:And)