• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 320 ) Oct 21, 2024

BRIN Siap Dukung Visi Misi Presiden 2024-2029 Melalui Riset dan Inovasi


Jakarta – Humas BRIN. Pada tanggal 20 Oktober 2024 lalu telah dilantik presiden dan juga wakil presiden yang baru. Menanggapi hal tersebut Badan Riset dan Inovasi Nasional siap untuk mendukung visi dan misi presiden baru ujar Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Laksana Tri Handoko dalam sambutannya pada apel pagi (21/10).


“Poin-poin pidato yang kemudian menjadi PR kita bersama di BRIN untuk tindak lanjut secara lebih detail terkait dengan visi misi dari pemerintahan 5 tahun kedepan ini yang akan disusun bersama-sama dengan BAPPENAS, tentu kita harus menyesuaikan sebagian dan juga ada mungkin akan penambahan,” tutur Handoko


“Yang pertama terkait dengan kedaulatan pangan karena kemitraan pertanian itu fokus pada produksi, kemudian badan pangan nasional itu fokus pada distribusi dan ketersediaan di pasar maka BRIN itu sebenarnya yang paling hulu jadi tugas kita itu dari hulu,” lanjut Handoko.


“Bagaimana mengembangkan berbagai varietas presisi yang sesuai dengan agroekologi dan agroclimate dari setiap wilayah di Indonesia apakah itu di Merauke, di Sumatera, di Jawa dan seterusnya jadi ini yang menjadi tantangan kita dan kita diminta melakukan secepatnya,” terang Handoko.

Dikatakan Handoko untuk melakukan dengan secepatnya tidak bisa lain kecuali harus berbasis genetika.


Yang kedua kata Handoko adalah terkait dengan kedaulatan energi karena kita sudah merasakan politik global yang sangat mempengaruhi kedaulatan energi kita dan sangat berpengaruh pada ekonomi.


“Jadi ada dua hal kalau terkait energi yaitu energi untuk transportasi dan untuk listrik jadi selain tentu untuk industri juga dan itu semua tidak mudah, jadi meskipun tentu di hilir itu ada ESDM sebagai pemangku kebijakan utama tetapi diharapkan memang selalu seperti halnya pangan tadi jadi bagaimana kita memberikan solusi alternatif untuk transisi,” jelas Handoko.


“Kalaupun transportasi akan masuk ke listrik itu pasti perlu transisi karena pasti masih membutuhkan bahan bakar minyak. Nah, bagaimana kita memanfaatkan bahan bakar minyak nabati semacam biosolar, biofuel, memanfaatkan berbagai komoditas yang terbarukan dari pertanian kita,” lanjut Handoko. (nnp)