• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 137 ) May 16, 2024

BRIN Pontianak Berikan Pembelajaran Peralatan Ionosfer VLF kepada Mahasiswa


Pontianak-Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kawasan Kerja Bersama [KKB] Pontianak menerima kunjungan makasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Fisika Universitas Tanjungpura Pontianak pada Senin (13/05). Tujuan kunjungan ini adalah untuk memperluas wawasan mengenai lingkungan atmosfer dan antariksa di sekitar bumi.


Kunjungan tersebut diterima Humas BRIN dibantu oleh Nia Syafitri, S.Si, M.Sc. untuk memberikan paparan tentang observasi gelombang VLF di Stasiun Pontianak.


“Pengamatan gelombang VLF bertujuan untuk mendapatkan fakta observasional yang mendukung riset mengenai respon lapisan D ionosfer terhadap aktivitas matahari, pelepasan energi oleh peristiwa petir, radiasi sinar kosmik, dan bahkan untuk riset gempa bumi,” ujar Nia.


Observasi gelombang VLF bersama-sama dengan observasi parameter fisis atmosfer dan/atau ionosfer menggunakan instrumen lain seperti ionosonda dan magnetometer memungkinkan untuk mempelajari bagaimana absorpsi radiasi lapisan D ionosfer, elektrifikasi atmosfer oleh petir dan kopling lapisan D dengan lapisan lainnya dari ionosfer.


Nia menyampaikan instrumen peralatan VLF receiver ini terdiri dari sistem bagian outdoor dan indoor. Sistem bagian outdoor terdiri atas antena dipole, antega orthogonal loop dan antena monopole, sedangan sistem bagian indoor berupa main ampifier, pembagi frekuensi, seperangkat komputer yang terdiri atas 3 (tiga) CPU dan power unit yang dilengkapi UPS, ungkapnya.


Sementara itu sinyal yang diterima oleh masing-masing antena mengalami penguatan pada pre-amplifier dan main amplifier, kemudian disimpan pada masing-masing PC penyimpan dan pemroses data untuk digunakan sesuai parameter yang diamati, sementara waktu/clock GPS juga disimpan untuk mensinkronkan waktu pengamatan dengan pengamatan di lokasi yang lain dalam jaringan, terangnya.


“Sistem terhubung dengan jaringan internet untuk memudahkan monitoring jarak jauh. Besarnya data yang harus direkam menyebabkan pengiriman data tidak dilakukan melalui internet, tetapi dengan mengganti media penyimpan data (harddisk) secara berkala. Seluruh sistem di-backup dengan UPS untuk menjaga kontinuitas pengamatan,” pungkas Nia.