BRIN Pontianak Berikan Pembelajaran Peralatan Ionosfer VLF kepada Mahasiswa
Pontianak-Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kawasan Kerja Bersama [KKB] Pontianak menerima kunjungan makasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Fisika Universitas Tanjungpura Pontianak pada Senin (13/05). Tujuan kunjungan ini adalah untuk memperluas wawasan mengenai lingkungan atmosfer dan antariksa di sekitar bumi.
Kunjungan tersebut diterima Humas BRIN dibantu
oleh Nia Syafitri, S.Si, M.Sc. untuk memberikan paparan tentang observasi
gelombang VLF di Stasiun Pontianak.
“Pengamatan gelombang VLF
bertujuan untuk mendapatkan fakta observasional yang mendukung riset mengenai
respon lapisan D ionosfer terhadap aktivitas matahari, pelepasan energi oleh
peristiwa petir, radiasi sinar kosmik, dan bahkan untuk riset gempa bumi,” ujar
Nia.
Observasi gelombang VLF
bersama-sama dengan observasi parameter fisis atmosfer dan/atau ionosfer
menggunakan instrumen lain seperti ionosonda dan magnetometer memungkinkan
untuk mempelajari bagaimana absorpsi radiasi lapisan D ionosfer, elektrifikasi
atmosfer oleh petir dan kopling lapisan D dengan lapisan lainnya dari ionosfer.
Nia menyampaikan instrumen
peralatan VLF receiver ini terdiri dari sistem bagian outdoor dan indoor.
Sistem bagian outdoor terdiri atas antena dipole, antega orthogonal loop dan
antena monopole, sedangan sistem bagian indoor berupa main ampifier, pembagi
frekuensi, seperangkat komputer yang terdiri atas 3 (tiga) CPU dan power unit
yang dilengkapi UPS, ungkapnya.
Sementara itu sinyal yang
diterima oleh masing-masing antena mengalami penguatan pada pre-amplifier dan
main amplifier, kemudian disimpan pada masing-masing PC penyimpan dan pemroses
data untuk digunakan sesuai parameter yang diamati, sementara waktu/clock GPS
juga disimpan untuk mensinkronkan waktu pengamatan dengan pengamatan di lokasi
yang lain dalam jaringan, terangnya.
“Sistem terhubung dengan
jaringan internet untuk memudahkan monitoring jarak jauh. Besarnya data yang
harus direkam menyebabkan pengiriman data tidak dilakukan melalui internet,
tetapi dengan mengganti media penyimpan data (harddisk) secara berkala. Seluruh
sistem di-backup dengan UPS untuk menjaga kontinuitas pengamatan,” pungkas Nia.