• (021) 3169010
  • ppid@brin.go.id
Views ( 976 ) Oct 10, 2022

BRIN Perkuat Riset di Bidang Lingkungan dan Teknologi Bersih Melalui Kolaborasi


Bandung-Humas BRIN. Pendekatan interdisiplin merupaka hal yang perlu dalam penelitian pada bidang lingkungan dan teknologi bersih. Kolaborasi menjadi penting, bukan hanya dalam mengintegrasikan beragam ilmu dan metode, tetapi juga penerapannya dalam mengatasi permasalahan lingkungan. Fokus kolaborasi, menjadi salah satu tujuan utama penandatanganan kerja sama antara Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih (PRLTB) BRIN dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Padjadjaran (UNPAD).


Bertempat di ruang Einstein Kampus FMIPA Unpad, Kepala PRLTB Sasa Sofyan Munawar bertekad untuk memperkuat kolaborasi riset dalam hal lingkungan dan teknologi bersih. Ia mengatakan bahwa arah riset PRLTB adalah menghasilkan temuan dan inovasi yang bisa bermanfaat dan menunjang program-program pemerintah di bidang lingkungan. “Kami betul-betul fokus pada riset bahkan di PRLTB sudah tidak ada SDM manajemen, semua periset,” ungkapnya, Jumat (7/10).

 

Komitmen Kolaborasi Riset

Sasa melanjutkan, kinerja riset yang tinggi bagi para peneliti BRIN mendorong mereka berkolaborasi. Sudah banyak kegiatan-kegiatan penelitian yang berasal dari kolaborasi antara kampus dengan BRIN. Ia mencontohkan salah satu kegiatan riset pada program Pusat Kolaborasi Riset (PKR) antara Pusat Riset Biomaterial dengan salah satu pihak kampus. Kegiatan tersebut berhasil berjalan dengan dukungan program PKR. “Kalau di perguruan tinggi ada RKI (Riset Kolaborasi Internasional, Red) akan bisa cocok dengan PKR,” jelasnya.


Lebih jauh, Sasa menegaskan bahwa program PKR memiliki tujaun utama menghasilkan SDM iptek unggul. Program ini mendorong kampus baik insan mahasiswa maupun dosen untuk menyampaikan gagasan risetnya dalam bentuk proposal. Terdapat 2 jenis Pusat Kolaborasi Riset, yaitu Pusat Kolaborasi Riset Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (merupakan Pusat Kolaborasi Riset yang melibatkan Perguruan Tinggi dan Unit Riset di lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional. Pusat Kolaborasi Riset tipe ini lebih berbasis pada pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) dan Pusat Kolaborasi Riset Industri (merupakan Pusat Kolaborasi Riset tipe I ditambah keterlibatan pihak Industri/Badan Usaha). “Bisa merekrut mahasiswa doktoral, dibiayai dan ada dana risetnya,” papar Sasa.




Sasa juga menggaungkan kembali komitmen kepala BRIN. Semua dana dan fasilitas riset yang ada pada BRIN bukanlah dana kegiatan penelitian milik periset BRIN semata; melainkan bagi seluruh kegiatan riset dan inovasi di Indonesia. Kolaborasi BRIN juga ada dalam beragam pilihan seperti Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), program Visiting Researcher, hingga program Post-Doctoral di BRIN. “Sekarang di Cisitu ada beberapa dosen perguruan tinggi yang ngambil program Post-Doctoral-nya di BRIN,” ungkap Sasa tersenyum.


Mengamini perkataan Sasa, Dekan FMIPA Unpad Iman Rahayu juga percaya bahwa kolaborasi adalah keniscayaan. Penandatangan PKS hari ini juga bukanlah yang pertama bagi FMIPA Unpad karena sebelum BRIN terbentuk; FMIPA sudah bekerja sama dengan institusi-institusi seperti LIPI, BPPT, dan Batan. Iman meyakini peluang-peluang kolaborasi akan terbuka lebar tidak hanya dalam riset tapi juga publikasi, implementasi MBKM, dan sebagainya. “Keterbatasan perguruan tinggi bisa di-backup dengan berbagai skema ini,” serunya.


Iman berharap penandatangan kerja sama hari ini bisa terus terjaga dan diimplementasikan dengan baik. FMIPA Unpad sendiri memiliki 8 departemen, 17 prodi, dan 190 dosen dengan 30 guru besar serta 3500 mahasiswa. Turut hadir dalam penandatanganan kerja sama jajaran dosen dan dekan FMIPA Unpad, para peneliti PRLTB BRIN, dan perwakilan Biro Hukum dan Kerja Sama, serta Biro Komunikasi Publik, Umum dan Kesekretariatan. (AS/L, ed. KG)